photo Untitled-1-1.png
.























































































































































































































































































































































































































































































































































































Cerita seru terbaru

Cerita seru terbaru abg ngentot jilat memek tante bispak pertama kali senggama ngentot mama sedarah keluar sperma lubang pantat pembantu janda sesama pria saling jilat kontol sesama wanita jimek lesbong seru panas
mahasiswi mengerang nikmat saat disetubuhi..
. Ia adalah tema kuliahku yang berkulit putih mulus serta sexy sekali. Sebenarnya sudah cukup lama aku sangat tertarik dengan bodynya.Kalau melihat dia, aku sering bayangkan betapa asyiknya jika making love dengannya.

Suatu ketika aku berkunjung ke rumahnya, kebetulan saat itu rumahnya sedang kosong. Ketika aku diajak masuk, aku nggak ngira kalau dia lagi nyetel VCD. Aku kemudian diajak nonton bareng. Ternyata disetel adalah film BF. Kulihat dia cukup menikmati tontonan tersebut. Beberapa saat kemudian secara nggak sadar ia mengelus elus pahaku dan terus naik ke barangku yang sudah tegang lihat adegan di TV. Ia terus mengelus elus barangku.

Akhirnya aku jadi nggak sabar, kupelorotkan aja celanaku. Ia tampak girang melihat barang ku yang sudah berdiri tegak dengan gagah. Ia Tampak bernafsu dan langsung mengelus-elus barangku, serta menciumi kemaluanku.

Aku jadi tambah nggak sabar, langsuang saja kujejalkan kemaluanku kemulutnya. Ternyata ia menyambutnya dan dengan canggih sekali ia mainkan barangku di mulutnya. Aku benar-benar nggak ngira kalau dia ahli sekali melakukan oral sex dan kuakui bahwa permainan mulutnya cukup hebat. Ia demikian ahli mengombinasikan antara hisapan, gigitan serta jilatan.

Aku merasakan sangat kenikmatana yang luar biasa. Dan ia tampaknya semakin bersemangat ketika aku juga merespon dengan mengenjot kemaluanku di mulutnya. Bahkan ketika aku mencoba untuk mencabutnya, ia berusaha mencegahnya, sehingga kemaluanku tidak bisa lepas dari mulutnya. Bukan hanya batang kemaluanku saja yang dimainin. Bijikupun kadang-kadang dikulum-kulum sambil sesekali digigit-gigit.

Akh..... luar biasa sekali. Sambil menggigit bijiku, batang kemaluanku dileus-elus serta diremas-remas. Dan ketika aku sudah nggak tahan lagi, tampaknya ia tahu dan langsung batang kemaluanku kembali dimasukkan ke mulutnya dan memperhebat kuluman serta sedotannya.

Akhirnya aku benar-benar nggak tahan dan bermasuk mencabut dari mulutnya. Tapi rupanya ia nggak rela kemaluanku keluar dari mulutnya, sehingga spermaku keluar di mulutnya. Ahhh....benar-benar kurasa nikmat ketika spermaku tertumpah keluar. Ia tampak gembira sekali dengan keluarnya spermaku. Ia sedot semua spermaku seakan-akan nggak rela spermaku tertumpah denga percuma. Namun karena aku mengeluarkan sperma cukup banyak sehingga sebagian keluar menetes dimulutnya. Reni mengusap spermaku yang keluar dari mulutnya dengan tangannya, kemudian menjilati tangannya yang belepotan spermaku. "Ah... San punyamu enak sekali".

Rupanya Reni belum puas dengan permainan awal tersebut. Ia kembali menjilati kemaluanku, sehingga dalam waktu singkat kemaluanku kembali tegang. Ia tampak gembira sekali. Namun untuk kali ini aku juga ingin merasakan vaginanya. Langsung aja aku telanjangi dia, sehingga tubuhnya yang mulus terpampang di depanku. Aku terkagum dengan bodynya yang aduhai. Payudaranya cukup besar dan kencang, sedangkan bulu-bulu kemaluannya cukup lebat menutupi vaginanya. Langsung aku buka lebar-lebar kedua pahanya, dan aku tancapkan kemaluanku. .......AHHH..........."ia menjerit kecil ketika kemaluan menancap sebagian. Aku masih nggak puas karena baru sebagian yang masuk, sehingga aku tancapkan lebih dalam lagi. Reni benar-benar kelojotan ketika kemaluanku mulai merojok-rojok kemaluannya dengan dengan hebat. Ia berusaha mengimbangi dengan goyang-goyangnya yang menurutku luar biasa sekali, sehingga aku merasa kan seakan-akan kemaluanku diplintir-plintir.

"........ah.....ah.....ah......" Ia terus mengerang-ngerang ketika genjotan kemaluanku semakin kuperhebat, hingga tiba-tiba ia menggerang dengan hebat, dan kemudian lemas, dan tampak kelelahan. Aku tahu ia sudah orgasme. Tapi aku nggak perduli. Bahkan aku memperhebat genjotanku. Dan ketika aku sudah mulai merasakan akan keluar, segera kucabut kemaluanku dan kembali kujejalkan ke mulutnya. Reni tampak senang sekali, ketika untuk kedua kalinya spermaku tertumpah dimulutnya. Dan untuk kedua kalinya pula ia hisap habis spermaku. True Story, Teman kecilku..
Sebut saja aku Andi kejadian ini berawal ketika aku baru lulus smu, aku termasuk orang yang pendiam dan dari keluarga biasa-biasa saja. Aku sama sekali belum pernah berpacaran walaupun di smu lumayan banyak teman wanita yang menaruh perhatian kepadaku. Postur tubuh ku termasuk kurus dengan tinggi 169 cm dan berat hanya 60 kg. Aku bingung kenapa banyak yang suka mendekati aku, apakah mereka hanya mengejek aku atau karena suka padaku. Karena menurutku aku tidak terlalu ganteng dibandingkan dengan teman cowo yang lain....
Singkat cerita setelah lulus smu aku menganggur dirumah, karena terkendala biaya aku tidak bisa meneruskan untuk kuliah. Kegiatanku hanya dirumah saja mengurung diri dikamar mendengarkan musik kesukaanku. Sampai suatu ketika aku dikagetkan suara ada yang mengetuk pintu rumahku dari luar. Segera aku bergegas untuk membukakan pintu……
“Dewi…?!..kamu kah itu?”...

aku terkejut ketika kubuka pintu ternyata dia adalah Dewi teman bermain semasa kecil ku dulu.

“Knapa kmu Ndi?!... aku terhentak kaget mendengar suara Dewi.

Pandanganku tertegun ketika melihat Dewi karena dia tidak seperti Dewi yang aku kenal ketika kecil dulu. Dewi yang sekarang begitu cantik dengan kulit yang putih bersih dan mulus, serta tubuhnya yg agak bongsor tetapi padat berisi.

“ Hei… kamu koq bengong begitu sech..?..gertak Dewi sambil menarik tanganku.

“Egghh…engga apa – apa aku kaget aja, aku kira siapa ternyata kamu”..
Gmana kabarmu?.. tanyaku

Langsung saja aku mempersilakan masuk Dewi, kami saling bercerita tentang masa kecil kami berdua dan kenapa dia bisa ada disini. Ternyata dia dipindahkan kesekolah dekat tempat tinggalku oleh orangtuanya. Saat itu dia baru naik kelas 2 SMU.
Setelah pertemuan itu kami selalu saling bertemu dimanapun kami mau. Karena selama Dewi sekolah didaerahku dia tinggal bersama paman dan bibinya yang tinggal tidak berapa jauh dari rumahku. Kami saling bercanda tertawa terkadang diselingi dengan cubitan nakal Dewi. Akhirnya tanpa ada yang mengucap setiap kali berjalan berdua kami saling bergandengan tangan seperti layaknya orang berpacaran. Dan aku pun selalu rajin menjemputnya ketika Dewi pulang sekolah. Diatas motor Dewi memeluk erat tubuhku seakan tidak mau terlepas dariku. Tiba-tiba aku merasakan punggungku seperti ada yang mengganjal, ternyata desakan buah dada Dewi yang menekan punggungku.
Aku gelisah tidak bisa diam karena baru ini aku merasakan sensasi seperti ini. Payudara Dewi yang padat montok menempel pada tubuhku. Ternyata Dewi memahami kegelisahanku itu.
“ kenapa Ndi..terlalu kencang ya, aku pegangannya?”..
“ Eh..enggak koq.. biasa aja?” jawab aku sekenanya.
Padahal dadaku berdegub kencang menahan perasaan itu. Tiba-tiba Dewi mencubit pahaku,
“Aduh… koq pake nyubit segala seh?”..tanyaku
“Jangan pikiran kotor gtu donk!.. aku tau kmu lagi mikirin apa”.. sambil tersenyum kecil.
Aku kaget ketika Dewi berkata demikian aku tidak bisa mengucap satu kata pun. Semenjak itu aku selalu malu bila berdekatan dengannya, tetapi Dewi suka sekali menggodaku. Sampai suatu ketika aku diajak kerumah orang tuanya didaerah Bogor. Dirumah itu tidak ada siapapun, karena kedua orang tuanya bekerja dan adik-adiknya masih disekolah.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, kami berdua pun istirahat. Aku duduk di sofa sedangkan Dewi mengambilkan minuman untukku.
“Gmana Ndi.. cape?”..
“iya ne.. rumah kmu jauh juga ya?”tanyaku..
“kmu hauskan minum dulu biar hilang capenya”..seraya menyodorkan segelas sirup manis kepadaku. Dewi duduk disampingku dengan posisi menyender dipundakku. pandangan ku teralih kebalik kaos putihnya yang basah karena keringat. Sedikit terlihat dua buah daging putih mulus yang lumayan besar menyembul dari balik kaos putihnya. Dadaku serasa bergetar kembali, Dewi diam saja aku perhatikan. Mungkin karena begitu lelah setelah menempuh perjalanan jauh.
“kmu kenapa Ndi..koq diem aja?”sergah Dewi
Aku tersadar dari pandanganku, karena semenjak tadi aku memperhatikan kebalik kaos Dewi.
“hayo…ngapain?”.. nakal juga kamu ya.. Dewi bangun dari tempatnya. Dan akupun langsung mencoba bangun dari tempatku. Tapi tiba-tiba saja Dewi mendorong tubuhku kembali keatas sofa.
“Upss..koq kmu gtu?..tanyaku
Tanpa mengucapkan satu katapun Dewi langsung duduk diatas tubuhku dengan posisi aku bersender disofa. Pandangan kami berdua bertemu, aku bisa mendengar desah nafasnya. Seakan Dewi ingin menerkamku. Sejenak aku terdiam tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Tubuhku serasa bergetar lemas, mulutku seakan terkunci. Dewi menantap tajam langsung ke dalam dua bola mataku. Dia pun melingkarkan kedua tangannya dileherku, dan Dewi mengecup bibirku…
“mmm..” gumamku aku tidak membalasnya karena aku begitu kaget.
Dewi tetap menatap tajam kearahku, tanpa seucap kata pun keluar dari mulutnya. Dewi pun kembali mencium bibirku, kali ini aku membiarkannya dan sedikit membalas sebisanya. Karena baru ini aku merasakan ciuman dari seorang wanita. Tiba-tiba saja Dewi melepaskan ciumannya, dia tertawa kecil. Dan aku pun dibuatnya bingung.
“kamu belum pernah ciuman ya?”… Tanya Dewi
Pertanyaan itu membuat aku kaget bukan main, aku malu sekali. Aku hanya bisa terdiam. Dewi memandang ku kembali,
“aku tau koq.. kamu belum pernah pacaran”..
“makanya aku mau sama kamu..udah deh ga usah bingung gitu!”..
“aku percaya koq sama kamu..”
Ucapan Dewi membuatku bingung sekaligus lega karena aku tidak memahami apa yang baru saja diucapkannya .ternyata dia tidak mempermainkanku.
“aku sayang kamu Ndi”..
“mm..mm..aku juga sayang kamu”.. balasku
Perlahan aku mencoba meraih tubuhnya, tetapi Dewi lebih dulu mendorong tubuhku sehingga tertidur diatas sofa. Dewi kembali menaiki tubuhku, dia menindih erat diatas tubuhku. Diciumnya kedua belah pipiku perlahan. Kupeluk erat dirinya seakan tidak akan kulepaskan. Tubuhku serasa bergetar hebat entah reaksi apa yang dialami tubuhku ini. Aku pun menciumi kedua pipinya dan kekecup keningnya. Dewi pun tersenyum, rasa geli dan panas menjalar ditubuhku seakan terbuai dengan apa yang baru pertama kali aku rasakan ini. Aku dicumbunya tiba-tiba bibirku kembali dilumatnya, lidahnya menjulur masuk kedalam mulutku. Aku mencoba mengikuti iramanya. “mmm..Mmmm...dia mengerang...
“mmMM..mm...ooohh.. kami saling menjilat, ludahku serasa terhisa
Semalam Bersama Gigolo – 2

BISNIS 2010 YANG PALING MENJANJIKAN & SUDAH TERBUK
HEBAT!! HP BISA MENGHASILKAN JUTAAN RUPIAH,pemula

Solusi Pasti Raih Bebas Finansial



MODAL 50.000 BISA DPT 111Jt/4Bln+250 PRODUK BONUS






KumpulBlogger.com

+(reset)-


Dari bagian 1


Aku terhempas menelungkup ke ranjang dengan penis Sammy yang masih menancap di pantatku.
“Oh.. teruskan Sam.. teruskan.. ah..”, aku mengerang meracau nikmat meminta Sammy untuk terus memakeloveiku.
Dengan penisnya yang masih menancap Sammy membalikkan tubuhku berbaring menghadapnya sambil tangannya mengangkat pantatku. Aku segera menjepit pinggangnya dengan kedua kakiku sambil tanganku mengocok-ngocok penisku sendiri. Dengan posisi itu sambil bertumpu pada lututnya Sammy melanjutkan goyangannya yang semakin membuatku mengerang kenikmatan. Tubuh Sammy mengkilat oleh peluhnya yang membuat siluet otot-ototnya makin jelas kelihatan. Urat-urat di tubuhnya juga mulai bersembulan. Saat itu Sammy kelihatan sangat seksi sekali. Peluh Sammy terus membanjir menetes ke perutku. Nafasnya semakin lama makin memberat dan otot beserta uratnya makin menegang.

Sementara itu aku makin gencar mengocok penisku sambil menikmati kentotan Sammy. Rasa nikmat di prostatku makin kuat dan menjalar hingga aku tidak tahan lagi.
“Aahh.. Samm..”, aku mengerang panjang sambil penisku menembak menumpahkan mani yang amat banyak membanjiri dada hingga perutku. Belum pernah aku mengeluarkan mani yang sebanyak itu.
“Hooh.. hosh.. hosh.. ahh..”.
Pada saat yang bersamaan juga Sammy klimaks sambil mendongakkan kepalanya dan mengerang panjang.

Pegangannya pada pantatku mengendur dan karena kakiku juga telah lemas dan jepitanku pada pinggangnya juga sudah kendor hingga pantatku terhempas ke ranjang dan otomatis penis Sammy tercabut dari lobang pantatku. Saat itu penis Sammy masih menembakkan maninya yang akhirnya mengenai perutku dan menyatu dengan maniku. Perutku benar-benar banjir mani. Sammy lalu dengan rakusnya menjilati dada dan perutku membersihkan tumpahan mani dan menelannya dengan nikmat. Melihat mulut Sammy yang berlepotan mani aku bangkit lalu menciuminya, tidak mau kalah aku terus menyedot mani yang tersisa dalam mulutnya. Akhirnya kami sama-sama terhempas ke ranjang dengan nafas memburu.

Aku terbaring memejamkan mataku merasakan sisa jalaran sensasi nikmat yang belum pernah kurasakan. Rasanya seperti ada setrum kecil yang mengalir di sekujur tubuhku. Pantatku juga terasa panas sekali, tapi bagiku malah terasa nikmat. Mungkin lobangnya agak lecet karena terlalu lama diterobos penis Sammy yang ‘extra size’ itu. Kulihat Sammy yang berbaring di sisiku juga sedang memejamkan matanya sambil menenangkan nafasnya. Ada senyum kepuasan yang membayang di bibir seksinya itu.

Setelah nafasku tenang aku menolehkan kepala melihat jam model klasik yang tergantung di dinding kamar hotel dan gila.. jam saat itu telah menunjukkan pukul 1 kurang 10 menit dini hari. Permainan kami mulai pemanasan sampai klimaks tanpa kusadari rupanya telah memakan waktu yang selama itu, berarti telah melampaui batas short time servicenya Sammy. Refleks aku meraih celana jeansku yang tertumpuk di samping ranjang dan kukeluarkan dompetku sambil kulihat isinya yang terdiri dari lembaran 100 ribuan itu.

“Celaka.. Cuman ada 8 jutaan doang, mainnya udah overnight”, tanpa sadar aku bergumam.
Rupanya ekspresi bingungku saat itu sedang diperhatikan oleh Sammy dan kayaknya ia juga mendengar gumamanku tadi.
“Nggak apa-apa kok Bob, sesuai dengan perjanjian kita semula aja. Lainnya anggap bonus dariku. Malahan aku nggak keberatan kok kalau kamu nggak bayar”, kata Sammy dengan senyum tersungging di bibir seksinya (Sorry ya pembaca, kayaknya aku kebanyakan muji ya.. banyak pujian seksinya. Hope u don’t mind. Tapi Sammy memang seksi kok :)).
“Lho, kok gitu?”, aku agak terheran mendengar kata-kata Sammy.
“Untuk kamu spesial deh, soalnya kamu ini juga spesial banget”, kata Sammy lagi.
“Lho..?”, kataku sambil memasang wajah bego.
“Iya, kamu adalah klienku yang spesial. Biasanya aku jarang klimaks dengan klienku. Mereka umumnya hanya mau puas sendiri aja, malah banyak yang sudah keluar dan loyo begitu aku oral. Sedang dengan kamu.. Aku puas.. Apalagi pantatmu itu tadi..”, kata Sammy sambil memasang ekspresi puas di wajahnya yang membuatku gemas.
“Masak sih..”, aku setengah percaya mendengar omongannya.
“Bener.. Awalnya kukira kamu ini bapak-bapak lho.. Tapi ternyata kamu ini masih muda, OK lagi dan sanggup membakar gairahku saat jumpa tadi”. Dalam kata-kata Sammy terkandung pujian yang membuat hidungku kembang-kempis :), dan terjawablah sudah mengapa Sammy ’surprised’ saat jumpa tadi.
“Salah sendiri sih, kenapa nggak pernah minta fotoku?”, kataku gemas sambil memencet hidungnya yang mancung.
“Sorry, karena biasanya hanya aku yang kirim foto untuk calon langganan hingga terbiasa jadinya”.
Rupanya sejak awal saat kami saling e-mail Sammy mengira kalau aku bapak-bapak dan mengganggapku sebagai salah satu calon ‘penyewa’.

Obrolanku dengan Sammy semakin akrab. Sammy orangnya sangat periang dan fun namun ia sama sekali tidak ’sissy’, hingga aku makin betah ngobrol dengannya. Tentunya saat itu kami masih naked dengan penis yang masih ‘pulas’ akibat ‘kekenyangan’ ;). Dari obrolan kami kuketahui kalau Sammy pernah menjadi model di Jakarta. Sammy telah menjalani profesinya selama bertahun-tahun yang dimulai saat ia menjadi model. Awalnya ia hanya iseng saja namun meningkat jadi profesi tetap yang memberikan ‘hasil’ cukup lumayan buat Sammy. Sammy juga cerita kalau ia sering memuaskan hasrat sexnya yang termasuk tinggi dengan teman seprofesi.
“Hitung-hitung saling memuaskan plus tukar jurus”, begitu pendapat Sammy.

Kami terus mengobrol hingga jam menunjukkan lebih kurang pukul 2 dini hari. Kontolku mulai terjaga lagi oleh daya tarik Sammy yang begitu membius, tapi saat itu aku tidak berani ‘minta’ lagi walaupun sebenarnya Sammy tadi sepertinya sudah memberi lampu hijau buatku. Soalnya aku sadar dengan keadaan dompetku saat itu. Sammy sepertinya mengerti jalan pikiranku.
“Mandi bareng yuk..”, ajak Sammy sambil beranjak ke kamar mandi.
Kamar Sammy memang punya fasilitas kamar mandi yang lux. Aku hampir saja melonjak girang mendengar ajakan Sammy.
“Pasti seru nih..”, batinku saat itu sambil ngeres membayangkan permainan yang akan terjadi nanti.

Saat itu dari kamar mandi terdengar suara shower yang memancar deras. Rupanya Sammy telah membuka keran shower. Aku cepat cepat menyusul masuk ke dalamnya. Kulihat kamar mandi agak dipenuhi oleh uap air hangat shower dan Sammy sudah dalam keadaan basah sambil menggosok-gosok tubuhnya. Aku ikut-ikutan berdiri di samping Sammy dan menggosok-gosok tubuhku terutama dada dan perut yang agak lengket oleh sisa-sisa mani gay sex tadi.

Tanpa dikomando kami mulai saling menggosok tubuh lawan dan tanganku mulai nakal singgah di selangkangan Sammy. Kontol Sammy kuremas-remas kuat saking gemasnya. Sammy sangat menikmati remasan tanganku. Kontolnya mulai menegang dan menegang hingga ke kondisi puncak. Aku lalu jongkok dan kukulum kantong penis Sammy sambil kuhisap-hisap.
“Oooh.. enak Bob..”, Sammy meracau sambil tangannya mengacak-ngacak rambutku yang basah.
Sekali-kali aku menggigit-gigit kecil bola Sammy hingga Sammy tersentak-sentak sambil mencengkram bahuku dengan keras.
“Ooh.. hisap Bob.. hisap batangnya..”, agak terengah Sammy memberiku instruksi yang segera aku patuhi dengan senang hati.

Hap.. Kontol Sammy masuk ke dalam mulutku dan aku terus menghisap plus menjilatinya dalam mulutku sambil memaju mundurkan kepalaku hingga penis Sammy keluar masuk mulutku dengan lancarnya. Sementara itu air shower terus memancar membasahi tubuh kami berdua.
“Cukup.. Bob.. Sekarang giliranmu. Coba kamu duduk di sana..”, kata Sammy sambil menunjuk ke toilet duduk yang masih tertutup yang letaknya agak jauh dari pancaran shower. Aku segera mengikuti permintaan Sammy.
“Coba agak ngangkang dikit”, kata Sammy lagi sambil membelakangiku dan mulai mengarahkan penisku yang sudah full tegang sejak tadi untuk masuk ke lobang pantatnya.

Tak lama kemudian penisku sudah terbenam dalam lobang pantat Sammy. Posisiku masih duduk di toilet sedangkan Sammy duduk di pangkuanku dengan punggung menghadap ke mukaku. Aku mulai aktif menciumi punggung kekar Sammy sambil tanganku meremas dada dan memilin-milin putingnya. Sammy memulai gerakannya dengan menggoyangkan pantatnya dengan gerakan melingkar seperti orang main hula hop hingga batang penisku ikut berputar-putar seolah mengaduk-ngaduk di dalam pantat Sammy. Sammy mengkombinasikan gerakan melingkar dengan gerakan turun naik yang yahud. Rasanya nikmat sekali hingga aku makin kuat meremas dada Sammy sambil menggigit-gigit punggungnya.

“Ohh.. sshh.. auh.. Sam.. enak Sam..”, sesekali aku mendesis-desis kenikmatan.
Cukup lama Sammy bergoyang hingga..
“Sssh.. aku mau keluar Sam..”, rintihku.
Mendengar itu Sammy segera bangkit dan tanpa ragu ia lalu mengulum penisku dan mulai menghisapnya dengan kuat sambil mengigit-gigit kecil batang penisku.
“Aahh..”, aku nembak di dalam mulut Sammy yang segera ditelan oleh Sammy dengan rakusnya.
Sammy terus menghisap nikmat hingga tetes terakhir.

Setelah selesai Sammy memintaku untuk jongkok merapat ke dinding. Aku menurutinya dan Sammy mengepit memegang kepalaku disisi dekat telinga dengan kedua tangannya dan menekan merapatkan kepalaku ke dinding kamar mandi. Dengan kedua kaki agak terpentang hingga posisi penisnya tepat berada di mukaku. Sammy memasukkan penisnya ke mulutku dan mulai memakelovei mulutku dengan ganasnya. Beberapa kali kepalaku agak sedikit membentur-bentur dinding kamar mandi dan aku juga sering hampir tersedak karena penis Sammy masuk hingga ke dalam kerongkonganku, namun aku malah sangat menikmatinya dan membalasnya dengan menyedot-nyedot penis Sammy hingga entotan Sammy makin menggila. Tubuh Sammy mulai menegang dan..
“Aaahh..”, Sammy klimaks sambil melenguh panjang dan menembakkan maninya dengan deras.
Seperti halnya Sammy aku juga menyedot menghabiskan mani Sammy dengan rakusnya. Rasanya nikmat.. hingga tetes terakhir.. :) (kok seperti iklan susu ya?).
“Thank you, Bob..”, bisik Sammy puas sambil mengecup pipiku.
“Aku juga..”, aku ikut-ikutan mengecup Sammy.

Setelah selesai main kami melanjutkan mandi kami yang ‘agak’ tertunda tadi. Kali ini kami benar-benar mandi sampai bersih. Saat selesai mandi dan mengeringkan tubuh, jam telah menunjukkan sekitar pukul 3.20 dini hari. Segera kukenakan CDku yang agak basah oleh precum dibagian penisnya.
“Kamu pulangnya pagi nanti aja ya Bob..”, pinta Sammy penuh harap.
“Oke deh.. Kita tidur dulu ya? Ngantuk Nih”. Mataku memang agak berat setelah menguras tenaga tadi.
“Iya deh.. Yuk..”, kata Sammy sambil naik ke tempat tidur tanpa mengenakan busana alias ‘naked’.
Masih mengenakan CD aku ikut naik dan tak berapa lama kemudian langsung tertidur pulas saking lelahnya sambil memeluk Sammy.

********

Keesokan paginya aku bangun agak kesiangan sekitar pukul 9 pagi. Kulihat Sammy masih terlelap dengan pulasnya. Wajahnya benar-benar kelihatan polos saat sedang tertidur. Aku lalu bangkit dan setelah menanggalkan CD aku segera ke kamar mandi, tentunya untuk mandi pagi. Sekeluarnya dari kamar mandi aku melihat kalau Sammy ternyata sudah bangun. Saat itu ia duduk di ranjang sambil memperhatikan aku yang baru keluar sambil bertelanjang ria.

“Pagi Bob. Wah sudah seger nih..”, Sammy menyapaku dengan riang.
“Yo-i..”, jawabku sok menirukan gaya bahasa ABG.
“Mau sarapan? Mau kupesankan susu nggak?”, tanya Sammy menawarkan sarapan.
“Thanx, Nggak ah.. Kamu doyan ASI rupanya”. Aku berkata sambil tersenyum menggoda.
“Nggak juga.. Tapi aku doyan AMB, apalagi di pagi hari seperti sekarang ini”, Sammy berkata sambil tersenyum simpul.
“AMB? Apaan tuh..”, aku agak terheran mendengar perkataan Sammy.
“Masak nggak tahu sih.. Enak lho..”. Sammy makin tersenyum melihat keherananku.
“Nggak.. Apaan sih”, aku menggeleng setelah berpikir sebentar dan rasa-rasanya memang nggak ada sarapan yang bernama AMB.
“AMB.. Air Mani Bapak, dodol..”, jawab Sammy sambil tertawa keras.
“Oooh..”, aku manggut-manggut sambil ber -oh panjang yang membuat Sammy makin terpingkal sambil memegang perutnya.
“Mau ya..”, kataku sambil sekali lagi memencet hidung Sammy yang menggemaskan.

Saat itu kulihat penis Sammy mulai mekar tanda gairahnya yang terbakar lagi, punyaku juga sama. Sammy menganggukkan kepala dengan mata meredup dan.. Tanpa ba-bi-Bu lagi kami sudah berada di atas ranjang ber-gay sex ria dalam posisi 69 dengan mulut masing-masing yang dipenuhi penis lawan main. Seperti biasa kami terus bergulingan saling libat plus raba sambil asyik beroral hingga klimaks. Kami benar-benar sarapan AMB sampai puas ‘kekenyangan’. Setelah itu aku mengenakan pakaianku kembali dan merogoh dompetku sambil menyerahkan isinya ke Sammy.
“Lho.. Nggak usah Bob”, mulanya Sammy menolak pemberianku.
“Ambil aja, ini bukan uang jasa servismu lho, ini cuma tanda persahabatan dariku saja. Masak kamu nggak mau menerimanya?”, aku agak memaksa. Menurutku Sammy memang pantas memperolehnya karena disamping rasa puas aku juga telah belajar beberapa jurus darinya. Aku benar-benar salut sama Sammy.
“Oke deh. Thanks ya.. Kalau aku ke sini lagi pasti aku akan contact kamu buat happy bareng lagi. Boleh kan?”, kata Sammy sambil menerima uang yang kusodorkan.
“Pasti Sam. Soalnya kamu..”, aku tidak melanjutkan kata-kataku.
Aku hanya mengacungkan jempolku sambil tersenyum. Kulihat Sammy juga tersenyum senang. Akhirnya aku pamit pulang dan berakhirlah cerita ini..

*****

Dan sekarang jika dipikir-pikir hubungan sexku dengan Sammy sebenarnya sangat ‘beresiko’ terkena PMS, apalagi jika sampai pantat menjadi agak lecet oleh sex anal. Yang paling kucemaskan adalah HIV. Untunglah Sampai saat ini setelah beberapa kali check up ke dokter ternyata aku masih sehat-sehat saja. Di samping rasa cemas sejujurnya aku sangat menikmati sex dengan Sammy, yah.. tentunya dengan resiko yang akan kutanggung sendiri.

Sekian dulu ceritaku dan seperti biasa kirimkan tanggapan anda ke: arm_buddy@yahoo.com.
Sekali lagi khusus untuk gay Pekanbaru yang ingin cari teman, silakan gabung ke: http://groups.yahoo.com/group/gay_pekanbaru Telanjang mengerang kenikmatan
Informasi tentang telanjang mengerang kenikmatan
Skip to Telanjang mengerang kenikmatan content
ngentot
telanjang mengerang kenikmatan

Telanjang mengerang kenikmatanKenikmatan surga buat keponakan film bokep3gp gambar cewecici mengerang kenikmatan nakal kamu ya telanjang mengerang katanya sambil bangkit dan telanjang mengerang kenikmatan mencubitku har kok telanjang mengerang burungnya bangun terus sih aku sudah capek telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang sekali kamu masih mau lagi ya ya masih telanjang mengerang dong tapi nanti telanjang mengerang kenikmatan saja kita bobok dulu yuk telanjang mengerang.Cerita 17tahun tante nita film bokep3gp gambar cewe telanjanglangsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah telanjang mengerang mengeras langsung menyembul telanjang mengerang kenikmatan menantang minta telanjang mengerang dimasukkan ke dalam liang kenikmatan tante nita telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang menanggapi tantangan penisku dengan mengangkangkan telanjang mengerang kakinya ia telanjang mengerang kenikmatan langsung membuka bibir.Sex sedarah dengan ibu kandungku film bokep3gp gambar ceweakhirnya dia berada di puncak orgasmenya dan telanjang mengerang langsung mengerang kenikmatan aku telanjang mengerang kenikmatan pun mulai telanjang mengerang kewalahan menghadapi goyangannya yang semakin telanjang mengerang telanjang mengerang kenikmatan liar dan akhirnya muncratlah air maniku untuk telanjang mengerang kedua kalinya di dalam liang telanjang mengerang kenikmatan senggamanya.Seks ibu rumah tangga film bokep3gp gambar cewe telanjangkami masih saling berpagutan lembut menikmati tiap telanjang mengerang centi kenikmatan yang telah telanjang mengerang kenikmatan kami lewati, tanganku telanjang mengerang juga masih mengelus teteknya anaknya juga masih telanjang mengerang kenikmatan telanjang mengerang mengenyot tetek yang satunya secara perlahan telanjang mengerang makasih ya telanjang mengerang kenikmatan dan sensasi ini belum.Istri selingkuh ngentot dengan mantan pacarnya foto telanjangistri saya mengerang kenikmatan kelihatannya dia telanjang mengerang memang sudah tidak sanggup telanjang mengerang kenikmatan menahan birahinya telanjang mengerang ayuh atuh aa di kocok dong kanjutnya , telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang rengek istri saya ujang mulai menggenjot telanjang mengerang kemaluannya turun naik telanjang mengerang kenikmatan slepphh clepp cleephh telanjang mengerang.Cerita sex kisah cinta terlarang film bokep3gp gambar cewedia mengerang nikmat saat tiba tiba saja aku telanjang mengerang bukannya menggenggam tapi malah telanjang mengerang kenikmatan meremas kuat aku telanjang mengerang terpekik kaget iiih sakit mass tanyaku telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang aku menatapnya gugup ooouhh jangan dilepas telanjang mengerang sayang remas seperti telanjang mengerang kenikmatan tadi lekas sayang oohh telanjang mengerang.Orgasme bersama suster rumah sakit bugil telanjang indonesiakemudian aku dimintanya berbalik badan lalu telanjang mengerang suster vika mulai menyabuni telanjang mengerang kenikmatan punggungku membuat telanjang mengerang kemaluanku semakin mengeras akhirnya siksaan telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang atau kenikmatan itu pun usai sudah suster vika telanjang mengerang mengeringkan tubuhku telanjang mengerang kenikmatan dengan handuk setelah.Sex lisa kenalan baruku film bokep3gp gambar cewe telanjangsegera saya mencium dan menjilat vaginanya yang telanjang mengerang membuat dia semakin merintih telanjang mengerang kenikmatan kenikmatan tangannya telanjang mengerang menjambak rambur saya sambil sesekali juga meremas telanjang mengerang kenikmatan telanjang mengerang bantal seprei dan sebagainya sedangkan tangan telanjang mengerang saya tetap telanjang mengerang kenikmatan meraba raba dadanya yang.Melly si pembawa kenikmatan telanjang bugil terbaru dia kemudian mencumbu bibir gw dan mengerang telanjang mengerang hhhaaaaaaaahhhhsss, ooohhhh telanjang mengerang kenikmatan mungkin dia telanjang mengerang orgasme gan karna vaginanya langsung becek, gw telanjang mengerang telanjang mengerang kenikmatan pun langsung penetrasi makin cepat hingga ubun2 gw telanjang mengerang brasa ada sesuatu yang telanjang mengerang kenikmatan menggelitik nikmat gw telanjang mengerang.Cerita 17 tahun pelampiasan sang dokter foto telanjang gadiskenikmatan kembali menjalar di rahimku telanjang mengerang auh e e e e e e e haaah, haa telanjang mengerang kenikmatan ah, haah telanjang mengerang auhhhhsss aku mengerang pak hamid sambil telanjang mengerang telanjang mengerang kenikmatan berdiri di tepi meja mengusapkan benda panjang dan telanjang mengerang keras di klitorisku telanjang mengerang kenikmatan aa hhhh uhhh, telanjang mengerang jeritan kecil tertahan.Pesta anak muda video panas foto artis gadis abg ceritasementara itu mulut dan lidah gue mulai telanjang mengerang bermain main di teteknya putingnya telanjang mengerang kenikmatan adalah sasaran telanjang mengerang yang menggairahkan dan tangan gue yang satu nggak telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang ketinggalan mulai ngeremas remas teteknya yang telanjang mengerang mulai mengeras si telanjang mengerang kenikmatan vinda cuma mendesah desah dan telanjang mengerang terusnya vinda bergerak naik turun seperti telanjang mengerang kenikmatan telanjang mengerang orang naik kuda gesekan kontol gue dan memeknya telanjang mengerang memberikan telanjang mengerang kenikmatan kenikmatan yang luar biasa makin lama telanjang mengerang gerakannya makin cepat dan desahannya telanjang mengerang kenikmatan juga makin telanjang mengerang keras, oghhh ohhhh emmm ufghh .Arabian swinger coterie video gadis bugil telanjang cerita seksgue mengerang kenikmatan akhh mol gue telanjang mengerang keluar gue semburin telanjang mengerang kenikmatan sperma gue didalam telanjang mengerang mulutnya dan ditelannya sebagian mengalir keluar telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang melalui celah bibirnya terus penis gue dibersihin telanjang mengerang dan dijilatin dari telanjang mengerang kenikmatan sisa sisa sperma.Foto gambar video artis indonesia cewek gadis seksi telanjangsetelah itu kugerakan pantatku memutar searah telanjang mengerang jarum jam sehingga inge menjerit telanjang mengerang kenikmatan kenikmatan terus telanjang mengerang karena clitorisnya tergesek oleh rambut kemaluanku telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang dan dinding dalam vaginanya tergesek oleh batang telanjang mengerang penisku yang mengeras telanjang mengerang kenikmatan sehingga ia.Penghibur kesepian istri kakakku film bokep3gp gambar cewekurasakan putingnya yang kenyal mengeras dadanya telanjang mengerang pun mengeras lalu tanganku telanjang mengerang kenikmatan menuju celana telanjang mengerang pendeknya dan kubuka bersama celana dalamnya ahh telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang indah tubuhnya bila tanpa pakaian dan sangat telanjang mengerang merangsang pinggangnya telanjang mengerang kenikmatan yang ramping dan pinggul telanjang mengerang yang lumayan kulitnya putih ucapnya dengan telanjang mengerang kenikmatan telanjang mengerang getaran kenikmatan aahh kurasakan penisku didekap telanjang mengerang kuat telanjang mengerang kenikmatan liang dina ooouuhh desah nikmat dina telanjang mengerang kulihat dina mulai melemas pasrah telanjang mengerang kenikmatan melihat ini telanjang mengerang gairahku meningkat seakan tubuhnya santapanku.Foto gambar video artis indonesia cewek gadis seksi telanjangakupun menejan tubuhku mengeras telanjang mengerang croot, croottt croott akupun telanjang mengerang kenikmatan berejakulasi telanjang mengerang kusemprotkan spermaku didalam rahimnya banyak telanjang mengerang telanjang mengerang kenikmatan sekali sperma yang kukeluarkan menyemprot telanjang mengerang membasahi liang vaginanya hingga telanjang mengerang kenikmatan meluber keluar telanjang mengerang meleleh membasahi pahanya, kulihat raut muka telanjang mengerang telanjang mengerang kenikmatan adinda saat itu nampak nikmat sekali rasanya telanjang mengerang mulut gadis ini sambil telanjang mengerang kenikmatan memejamkan mata dan telanjang mengerang menikmati rokok aku terus merasakan kenikmatan di telanjang telanjang mengerang kenikmatan mengerang sekujur batang kemaluanku yang tengah dikulum telanjang mengerang keluar masuk mulut telanjang mengerang kenikmatan adinda.
bugil
Comments closed—Trackbacks closed
You are currently reading "Telanjang mengerang kenikmatan" and posted by Chika.

* Cerita seru terbaru mahasiswi mengerang nikmat saat disetubuhi
* Puncak kenikmatan dan menjerit jerit ayu azhari telanjang gadis
* Kenikmatan dada
* Kenikmatan dada
* Kenikmatan bersetubuh
* Kenikmatan diperkosa
* Kenikmatan tante
* Merenggut kenikmatan
* Kenikmatan tubuh
* Kenikmatan berdua
Go Back Sawomatang > Our Corner > Lounge Room
Reload this Page critain FR kalian ama pembantu kalian donk..ada g yg punya FR pembantu?

User Name Remember Me?
Password

Go to Page...
Reply
Page 4 of 8 « First < 2 3 4 5 6 > Last »

Thread Tools Display Modes
#31
Old 10th October 2009, 21:30
K412TO K412TO is offline
Rookie

Join Date: Aug 2009
Posts: 36
K412TO Hmm..... cukup bisa diandalkan.
Default
mana lagi nih...........
Reply With Quote
K412TO
View Public Profile
Send a private message to K412TO
Find all posts by K412TO
#32
Old 11th October 2009, 14:25
hyuga_akira's Avatar
hyuga_akira hyuga_akira is offline
Rookie

Join Date: Apr 2008
Location: Batam
Posts: 43
hyuga_akira Hmm..... cukup bisa diandalkan.
Default
10 taon yang lalu gue punya pembokat yang rese.... banget
gak pernah dengerin omongan gue...
pas suatu ketika rumah gue kosong, gue merintah dia en dia cuek aja
pas gue ancem kalo gak dikerjain bakal gue perkosa, eh dia nantang
ya udah dengan sedikit perlawanan yang gak berarti, gue berhasil e*ek tuh pembokat

2 taon setiap gue pengen, dia selalu ada
Reply With Quote
hyuga_akira
View Public Profile
Send a private message to hyuga_akira
Find all posts by hyuga_akira
#33
Old 14th October 2009, 11:07
K412TO K412TO is offline
Rookie

Join Date: Aug 2009
Posts: 36
K412TO Hmm..... cukup bisa diandalkan.
Default
Sip lah gan
Reply With Quote
K412TO
View Public Profile
Send a private message to K412TO
Find all posts by K412TO
#34
Old 13th January 2010, 01:45
piopio piopio is offline
Sergeant

Join Date: Sep 2009
Posts: 196
piopio Hmm..... cukup bisa diandalkan.
Default
Pembokat gw namanya lilis. gw manggil di mbak lis. Umurnya 22 tahun. Badannya bener2 montok dan indah banget bentuk punggulnya. pernah gw liat BH nya, 36 B.
Dan gw slalu horny banget tiap ngeliatin dia kalo lg ngepel rumah atau nyuci piring. rasanya mau gw sodok2 dr belakang. sekel n bulat tuh pantat.
Suatu hari gw sengaja paksain pulang kuliah rada pagian. soalnya dirumah pasti cuma ada gw sama dia aja. Hari itu pikiran gw uda bener2 gak bisa gw tahan lagi, gw mau setubuhin tuh pembantu gw itu.
Lgsg aja gw ke belakang rmh tempat mbak lis setrika.
"mbak lg sibuk ya? " dia kaget gw tanya gt.
"mas ngagetin aja...cm gosok baju mas.." dengan hati deg2an, gw ajak dia ngobrol2 sambil bercanda lalu ketawa2, dan akhirnya gw coba nanya masalah sex.
Gw tanya, apa pernah ml sebelumnya. Dia senyum sebelum ngejawab. Dia bilang, pernah dulu sama pacar di kampung. rada kecewa jg gw dengernya, gw kira dia masih perawan......
"kenapa mas nanya gituan?" dia bales nanya sambil lanjutin gosok baju.
"gpp mbak..cm mau tau aja.." lalu gw tanya lagi,
"mbak mau nggak gituan sama saya, kalo perlu saya bayar deh....!!! lalu dia jawab, "jangan ah mas, bahaya entar ketauan ibu...."
Gw jawab, nggak, tenang aja deh, nggak bakal ketauan. Pokoknya sekali aja.....OK ????
dia mikir sbentar, trus dia balas nanya..
"Mas bener2 mau gituan sama saya sekarang?" langsung aja gw jawab iya dong, kapan lagi mbak.liat nih saya punya udah keras kaya gini. matanya langsung perhatiin celana gw yg uda nyembul.
Lalu dia jawab "tapi saya lagi abis ngepel, badan lagi lengket keringet, mbak lis mandi dulu aja ya".
" gak usah mbak...gak masalah buat saya..saya perlu sekarang"
Lalu dia ngajak gwke kamarnya, terus dia duduk diranjang.
"mbak...angkat dasternya dong...mau liat.." dia ngangkangin kakinya sambil narik dasternya sampe celana dalemnya keliatan.
"seksi banget mbak..." ya iyalah, cw ngangkang psti seksi kan.Apa lagi keliatan samar2 belahan memeknya.
Terus gw suruh dia bugil. Gila tuh body nggak tahan bro. toketnya gede kenceng ngegantung.
Kontan aja gw ikutan bugil....eh tau2 dia nanya,
"mas punya kondom nggak?" gw jawab nggak....dia bilang kalo dia lagi masa subur
jadi bahaya .
Lalu dia bilangin gw "mas nanti kalo mao keluar, dia perut aja yah??"
Gw iya in akhirnya. Lalu dia duduk ngangkang lagi diranjang.... memeknya yg gundul jd keliatan memerah belahannya , tapi robekan bibir memeknya sedikit nyembul rada hitam.
"Ayo mas...puasin nafsu mas sekarang..." langsung aja gw elus2 kelentitnya.
dianya kegelian, rada bau sih tp ya gmn lg namanya jg memek pembantu yg habis kerja, lalu gw isepin toketnya bergantian. puas sama toketnya langsung aja gw arahin kontol gw buat terobos memek.
"pelan2 mas...sakit....masih kering.."
memeknya emang belum basah banget tp rasanya jd seret dan nambah enak.
"aaaaahhhhhhh..." Si lis mulai mengerang waktu gw terobos belahannya sambil ngegempur cepat lobang memeknya.
lama2 bunyi cret cret mulai kedengeran ngikutin sodokan gw.
"nah gini mulai enak mas...terus..jgn berhenti..."
mbak lis merem keenakan, dia ngikut nyentakin pinggulnya keatas neken kontol gw biar nyumpel lebih dalem.
gila enaknya lobang nih pembantu, nikmat bgt...sesuai impian gw. Gw terus konsntrasi sama rasa disekitar kontol gw. rasa kenyal ngejepit tiap gw sodok2.
dibawah gw, mbak lis merem melek mendesah keenakan.
puas dr atas gw nyuruh dia nungging, pantatnya bulat ngegemesin siap digarap. langsung gw arahin kepala kontol gw kebelahannya trus ngegenjot sekuat2nya.
Gua tanya apa dia suka nungging gini, dia bilang apapun suka asal disodokin sama yg gede2.
hampir 10 menit gw genjot nunggingannya trus gw ajak dia WOT. Dari bawah gw nikmatin pemandangan toketnya yg berguncang, tinggal lirik kebawah keliatan memeknya nelen kontol gw dalem2. toketnya terus gw remes2 sambil pelintir2 putingnya.
Pembantu nakal ini mulai mengerang ampe ngejang2, matanya sendu berkaca kaca, tapi dia makin gak karuan goyangannya.
Rasa lobangnya semakin sempit nyut2an, tapi enak banget rasanya.
Dia teriak supaya gw nyentakin kontol gw, gw ikutin maunya,
Dia bilang, tolong mas, jangan berhenti....aaahhh mas,,,nikmat...
berjuta rasa gatel dan nikmat mulai nyerang urat2 kontol gw.
dia bilang jgn lupa keluarin diluar, tp gw gak kepikiran lagi, semakin lama makin gila goyangannya. dan gak kerasa akhirnya gw gak bisa nahan lagi. dengan sentakan keras gw lepasin sperma gw ngebanjirin lobang memeknya. tubuhnya gw peluk sekuat2nya ngimbangin semprotan sperma gw. Lega nikmat rasanya.
tp gw malah dibales sama kemarahannya dia bilang bahaya gimana kalau nanti sampe hamil. Gw bilang tenang aja gak usah takut. Padahal dlm hati gw jg takut dan gak mungkin tanggung jawab trus jadi suaminya. Untungnya bro, dia gak hamil dan sekarang gw selalu make dia kalo uda kebelet mau ngerasain memknya lagi tp dengan catatan harus pake kondom ;(

OK..SMERS... SEKIAN SHARING DR GW...SMOGA BERKENAN....
Reply With Quote
piopio
View Public Profile
Send a private message to piopio
Find all posts by piopio
#35
Old 13th January 2010, 13:13
braven braven is offline
Rookie

Join Date: Jan 2010
Posts: 91
braven Hmm..... cukup bisa diandalkan.
Default
^^hhhmmmm......nyata ga ya??? @_@
Reply With Quote
braven
View Public Profile
Send a private message to braven
Find all posts by braven
#36
Old 14th January 2010, 23:05
K412TO K412TO is offline
Rookie

Join Date: Aug 2009
Posts: 36
K412TO Hmm..... cukup bisa diandalkan.
Default
hehehehhe kayak cerita seru
Reply With Quote
K412TO
View Public Profile
Send a private message to K412TO
Find all posts by K412TO
#37
Old 16th January 2010, 13:17
darkside's Avatar
darkside darkside is offline
Rookie

Join Date: Jun 2008
Posts: 48
darkside Hmm..... cukup bisa diandalkan.
Default
Quote:
Originally Posted by piopio View Post
Pembokat gw namanya lilis. gw manggil di mbak lis. Umurnya 22 tahun. Badannya bener2 montok dan indah banget bentuk punggulnya. pernah gw liat BH nya, 36 B.
Dan gw slalu horny banget tiap ngeliatin dia kalo lg ngepel rumah atau nyuci piring. rasanya mau gw sodok2 dr belakang. sekel n bulat tuh pantat.
Suatu hari gw sengaja paksain pulang kuliah rada pagian. soalnya dirumah pasti cuma ada gw sama dia aja. Hari itu pikiran gw uda bener2 gak bisa gw tahan lagi, gw mau setubuhin tuh pembantu gw itu.
Lgsg aja gw ke belakang rmh tempat mbak lis setrika.
"mbak lg sibuk ya? " dia kaget gw tanya gt.
"mas ngagetin aja...cm gosok baju mas.." dengan hati deg2an, gw ajak dia ngobrol2 sambil bercanda lalu ketawa2, dan akhirnya gw coba nanya masalah sex.
Gw tanya, apa pernah ml sebelumnya. Dia senyum sebelum ngejawab. Dia bilang, pernah dulu sama pacar di kampung. rada kecewa jg gw dengernya, gw kira dia masih perawan......
"kenapa mas nanya gituan?" dia bales nanya sambil lanjutin gosok baju.
"gpp mbak..cm mau tau aja.." lalu gw tanya lagi,
"mbak mau nggak gituan sama saya, kalo perlu saya bayar deh....!!! lalu dia jawab, "jangan ah mas, bahaya entar ketauan ibu...."
Gw jawab, nggak, tenang aja deh, nggak bakal ketauan. Pokoknya sekali aja.....OK ????
dia mikir sbentar, trus dia balas nanya..
"Mas bener2 mau gituan sama saya sekarang?" langsung aja gw jawab iya dong, kapan lagi mbak.liat nih saya punya udah keras kaya gini. matanya langsung perhatiin celana gw yg uda nyembul.
Lalu dia jawab "tapi saya lagi abis ngepel, badan lagi lengket keringet, mbak lis mandi dulu aja ya".
" gak usah mbak...gak masalah buat saya..saya perlu sekarang"
Lalu dia ngajak gwke kamarnya, terus dia duduk diranjang.
"mbak...angkat dasternya dong...mau liat.." dia ngangkangin kakinya sambil narik dasternya sampe celana dalemnya keliatan.
"seksi banget mbak..." ya iyalah, cw ngangkang psti seksi kan.Apa lagi keliatan samar2 belahan memeknya.
Terus gw suruh dia bugil. Gila tuh body nggak tahan bro. toketnya gede kenceng ngegantung.
Kontan aja gw ikutan bugil....eh tau2 dia nanya,
"mas punya kondom nggak?" gw jawab nggak....dia bilang kalo dia lagi masa subur
jadi bahaya .
Lalu dia bilangin gw "mas nanti kalo mao keluar, dia perut aja yah??"
Gw iya in akhirnya. Lalu dia duduk ngangkang lagi diranjang.... memeknya yg gundul jd keliatan memerah belahannya , tapi robekan bibir memeknya sedikit nyembul rada hitam.
"Ayo mas...puasin nafsu mas sekarang..." langsung aja gw elus2 kelentitnya.
dianya kegelian, rada bau sih tp ya gmn lg namanya jg memek pembantu yg habis kerja, lalu gw isepin toketnya bergantian. puas sama toketnya langsung aja gw arahin kontol gw buat terobos memek.
"pelan2 mas...sakit....masih kering.."
memeknya emang belum basah banget tp rasanya jd seret dan nambah enak.
"aaaaahhhhhhh..." Si lis mulai mengerang waktu gw terobos belahannya sambil ngegempur cepat lobang memeknya.
lama2 bunyi cret cret mulai kedengeran ngikutin sodokan gw.
"nah gini mulai enak mas...terus..jgn berhenti..."
mbak lis merem keenakan, dia ngikut nyentakin pinggulnya keatas neken kontol gw biar nyumpel lebih dalem.
gila enaknya lobang nih pembantu, nikmat bgt...sesuai impian gw. Gw terus konsntrasi sama rasa disekitar kontol gw. rasa kenyal ngejepit tiap gw sodok2.
dibawah gw, mbak lis merem melek mendesah keenakan.
puas dr atas gw nyuruh dia nungging, pantatnya bulat ngegemesin siap digarap. langsung gw arahin kepala kontol gw kebelahannya trus ngegenjot sekuat2nya.
Gua tanya apa dia suka nungging gini, dia bilang apapun suka asal disodokin sama yg gede2.
hampir 10 menit gw genjot nunggingannya trus gw ajak dia WOT. Dari bawah gw nikmatin pemandangan toketnya yg berguncang, tinggal lirik kebawah keliatan memeknya nelen kontol gw dalem2. toketnya terus gw remes2 sambil pelintir2 putingnya.
Pembantu nakal ini mulai mengerang ampe ngejang2, matanya sendu berkaca kaca, tapi dia makin gak karuan goyangannya.
Rasa lobangnya semakin sempit nyut2an, tapi enak banget rasanya.
Dia teriak supaya gw nyentakin kontol gw, gw ikutin maunya,
Dia bilang, tolong mas, jangan berhenti....aaahhh mas,,,nikmat...
berjuta rasa gatel dan nikmat mulai nyerang urat2 kontol gw.
dia bilang jgn lupa keluarin diluar, tp gw gak kepikiran lagi, semakin lama makin gila goyangannya. dan gak kerasa akhirnya gw gak bisa nahan lagi. dengan sentakan keras gw lepasin sperma gw ngebanjirin lobang memeknya. tubuhnya gw peluk sekuat2nya ngimbangin semprotan sperma gw. Lega nikmat rasanya.
tp gw malah dibales sama kemarahannya dia bilang bahaya gimana kalau nanti sampe hamil. Gw bilang tenang aja gak usah takut. Padahal dlm hati gw jg takut dan gak mungkin tanggung jawab trus jadi suaminya. Untungnya bro, dia gak hamil dan sekarang gw selalu make dia kalo uda kebelet mau ngerasain memknya lagi tp dengan catatan harus pake kondom ;(

OK..SMERS... SEKIAN SHARING DR GW...SMOGA BERKENAN....Tante Juliet
Posted on February 29, 2008 by tantemanja

Waktu itu, aku berdiri sendirian di depan ekskalator, di lantai 2 Dieng Plaza Malang. Selama di situ, aku hanya bengong sambil melihat orang-orang lewat di depanku. Sampai tiba-tiba ada cewek menghampiriku sambil membawa barang belanjaannya.

Aku lihat kayaknya sedikit lebih tua dariku. Yah.. kutaksir sekitar 30-an deh. Tapi dia cantik sekali, cocok jadi bintang film. Apalagi dengan dandanannya yang natural dan rambutnya yang tergerai indah sedada berwarna merah kecoklatan.., cakep sekali deh! Bodinya seksi banget. Pake tank top warna putih, yang kayaknya kekecilan buat dadanya sehingga terlihatlah putingnya di balik bajunya. Aku terpesona sekali melihatnya, tapi aku takut dia marah.

Tiba-tiba.. dia nepuk pundakku sambil bertanya, “Maaf mas, kalau ‘pasar ikan’ adanya dimana ya..?”
Aku berusaha menutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Mbak ini becanda ya.. disini mana ada yang jual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..”
“Oh, gicu ya Mas ya..” katanya sambil mikir.
Itulah awal pembicaraan kami rupanya dia tadi hanya memancingku aja, sampai akhirnya kenalan dan ngobrol North-South. Namanya Juliet, umur 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis 1C Malang, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suaminya lagi tugas 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak, karena suaminya menderita impoten.

Setelah ngobrol selama 1 jam sambil makan di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu.

Setelah sampai di rumahnya yang sangat besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja.
Setelah di-klakson sama dia, seorang satpam membuka pintu pagar.
Sebelumnya, Mbak Juliet sudah bilang, “Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suamiku, ya..?”

Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Mbak Juliet memperkenalkan aku sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan malam.
“Ayo masuk Son..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju dulu..” katanya setelah pembantunya pergi ke dapur.
“Eee.. mbak.. kamar kecilnya dimana ya..?”tanyaku.
“Ayo deh, Mbak tunjukin..”katanya sambil menggandeng tanganku.

Sampai akhirnya tiba di kamar mandi.
“Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.
Aku langsung ke sana, dan ketika mau menutup pintu, Mbak Juliet tiba-tiba menahan pintu dari luar kamar mandi sambil berkata dengan genit, “Jangan lama-lama ya Son..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.

Pas lagi pipis, mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik botol-botol sabun. Ketika kuambil.., ternyata penis plastik yang berwarna hitam..! Lalu..
Karena pintunya tidak kukunci, secara diam-diam Mbak Juliet masuk ke kamar mandi. Karena saat itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Mbak Juliet meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan itu, sedangkan tangan kanannya meremas kontol-ku.
“Ini mainan aku Son, kalau lagi kesepian..” bisiknya tepat di telingaku.
Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dengan deras sekali..
“Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli Son..” desahnya.

Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia berusaha membuka celanaku dari belakang.
“Hhh.., jangan Mbak..!” aku berusaha mengingatinya.
Tapi.. kenapa Son..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilat leherku.
“Hhh.., Sony masih perjaka mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar Mbak ajarin deh.. nikmat kok Son.. mau ya Son..?”katanya
“Tapi mmbakk.. hh..”teriakku.
“Ayo ikut ke kamar Mbak aja ya.. biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.

Dia menuntunku keluar kamar mandi sampai di pinggir ranjang, langsung memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tangannya kembali berusaha membuka celanaku. Aku yang sudah pasrah dan bengong, mendekap tubuhnya yang sexy dan montok.

Setelah celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan akhirnya ke penisku. Dia mengurut penisku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya.. ohh..?” desahku.
“Kamu tetap berdiri, ya Son.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.
Aku mengangguk saja.
“Kontol kamu.. Sonn.. enak banget.. hhmm..!”
Tiba-tiba dia langsung menghisap penisku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.
“Ohh..?” desahku keenakan.
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”
Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulutnya, sementara kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.
“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku saat dia menghisap dengan bernafsu.
Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus sampai akhirnya dia seperti kelelahan.
“Hmm.., kontol kamu enak banget Son..” katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.
Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.
“Udah lama saya nggak ngisap kontol seenak ini, Son..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya sambil mencium kepala kemaluanku,”Panggil Jull.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.

Kembali dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk seperti lidah ular. Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku. Aku juga tidak mau kalah, ikutan membuka baju-nya. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. Ternyata dia tidak memakai BH. Jadi sekarang hanya sisa CD-nya aja.

“Ayo, hisap dong tetekku Son..” desahnya.
Aku tidak menunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara yang bulat itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Juliet mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang.
“Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Son.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” desahnya.
Aku dengan semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.
“Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sambil menggelinjang.
Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa Juliet. Tangan kananku mulai menjelajah memeknya yang masih tertutup CD. Wah, sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku menyelinap di antara Labia majora, kerasa sekali beceknya.

Pinggulnya mulai naik turun, rupanya Juliet sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku menyentuh klitorisnya, makin kencang goyangannya. Seakan berusaha agar jariku tetap di klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang ada di kemaluannya,”Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.
Sekarang ciumanku sudah pindah ke lehernya yang jenjang dan harum mulus. Memeknya tetap dihibur dengan jariku, sementara tanganku yang lain membelai rambut indahnya.
“Udahh.. Son.. aku nggak tahan say.. sst..!” kata Juliet.
Lalu dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. Dia langsung menempatkan lubang kemaluannya tepat di depan wajahku dan secara perlahan dia buka CD-nya dengan membuka ikatan tali di sampingnya. Tercium semerbak wangi memeknya yang benar-benar membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang memeknya.
“Hm.., wangi sekali Jul. Sony suka baunya..” kataku.
“Kamu suka bau memekku, Son..?” katanya manja.
“Ya Jul, dua-duanya say..”
“Kalo gitu, jilatin dong say memekku..!” katanya sambil menurunkan memeknya ke wajahku.
“Ayo jilat, Say..!” desahnya.
Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat memek dan anusnya. Dan semua yang ada di sekitar kemaluannya kujilat dan kuhisap.
“Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Son.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ohh..” desahnya.
Wajahku benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya terus memeknya di wajahku, kadang berputar-putar. Lalu, Juliet mengubah posisinya jadi di bawah, tapi tetap sambil kujilat memeknya. Dia menggeliat-geliat, kadang menyentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Kadang mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit dengan kedua pahanya yang putih mulus itu.

“Ahh.. ohh.. oohh.. Jul mau keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.
Saat dia menjerit-jerit cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di samping ranjang.
“Jul.. kamu nggak pa-pa kan..”kataku bingung.
Tidak lama kemudian Juliet tersadar..
“Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa brenti sih Son..?” setengah menjerit, lalu celingukan mencariku.
Setelah melihatku ada di sampingnya sambil bengong, Juliet benar-benar geram.
“Kamu.. bener-bener jahat Son..!”
Juliet memasukkan 2 jari kirinya ke memeknya.
“Sony.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.
“Tapi, Jul kan tadi menjerit.. Sony jadi ketakutan..” kataku.
“Aduh.. kamu kok culun amat sih Son.. dasar perjaka.. tapi nggak pa-pa deh..”katanya.
Untung diluar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dengan suara hujan.
“Sini dong Son..!” pintanya manja.

Karena aku bengong terus lalu dia dengan meraung seperti macan dia melompat dari ranjang, berusaha menerkamku. Tapi gagal, karena aku berkelit karena ketakutan. Aku berusaha menghindar dari sergapannya yang dipenuhi hawa nafsu.
“Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berusaha mengejarku.
Kami berdua seperti penjahat dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran.

Karena kelelahan aku berhasil ditangkapnya. Aku langsung duduk di kursi sofanya. Lalu, tanpa basa-basi lagi, Juliet langsung duduk berhadapan di pahaku. Bulu kemaluannya terasa lembut menyentuh pahaku, sedangkan batang kemaluanku merapat di perutnya.
“Mau lari kemana, Son..? Jahat..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku, rasanya nikmat sekali.
“Orang Jul lagi mau ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu nggak boleh, Say..!” omelnya sambil menatap tajam.
“Ya Jul.. Sony salah..” kataku.
Lalu kupagut bibirnya yang basah itu. Langsung dibalas dengan ganas. Juliet memelukku dengan erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke kontolku.

Kemudian dia menghentikan pagutannya, lalu tersenyum mengejekku.
“Kamu udah bikin Jul pusing, kamu harus Jul hukum..” katanya.
“Dihukum apa Jul..?” kataku penasaran.
“Hukumannya ini Son..” lalu Jul meraih kontolku dan langsung dimasukkan ke memeknya, “Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!”
Lalu, Juliet langsung menggenjot kontolku UP-DOWN.

Aduh, benar-benar nikmat nggak tahunya. Begitu ketat mencengkeram kontolku. Sementara itu, di depan wajahku terpampang payudara besar yang terguncang-guncang.
“Ahh.. oohh.., kontol kamu.. enak Son.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.
Aku tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik melumat teteknya. Tanganku mengelus-elus sekitar pantat semoknya sampai belakang memeknya, biar dia benar-benar puas.

“Ah.. ah.. terus Son..! Jangan berhenti Say..! Jul, suka ngentot sama kamu.. hh enak.. ohh.. ahh..!” jeritnya.
Kadang kusentak juga dari bawah, dan Juliet senang sekali kalau sudah begitu.
“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”

Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot kontolku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. Lalu aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia mengocok kontolku dengan memeknya yang luar biasa. Sebagai ganti sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat. Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya lumayan berat. Jadi aku balik ke ranjang.
“Kamu di bawah ya, Say..! Jul suka di atas.. ss..” desisnya manja.
“Ya.., buat Jul.. apa aja deh..!” kataku.

Tanpa banyak buang waktu, Juliet kembali melanjutkan goyangannya. Kadang goyangnya benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas payudaranya, seperti di film-film Vivid. Atau dengan merebahkan kepalanya di dadaku. Sambil mengocok, seperti biasa dia suka sekali berkata kotor.
“Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. enak kan, Say..?”
“Enakk.. banget, Jul..” lenguhku.
“Seneng khaann.. Son..!”
“Ya, .. sseneng.. ohh..”
“Jul.. sukka.. kontol kamu.. Son.. oohh..” desahnya manja.
“Sony juga suka memek Jul.. ohh..” desahku.

10 menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena kontolku sudah berdenyut. Rupanya Juliet juga begitu. Dinding memeknya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya pun sudah mulai mengganas, seperti saat dia menjerit tadi.
“Oohh.. Son.. Sony mau.. pipis..”
“Jul.. juga Son.. mau keluar.. tahan yah.. Son, kita barengan ya.. Son..!” desahnya.
Lalu, Juliet sudah semakin tegang, makin erat memelukku.
“Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, makin lama makin keras.
Dan, “Teruss.., Son.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Jul keluarr..”
Dia menjerit dan menghentak-hentak dengan ganasnya. Saat itu, otot memeknya betul-betul tegang dan memerah batang kontolku. Dia menyemprotkan banyak sekali cairan..

Lalu,
“Jul.. Sony mau pipis juga.. ohh..!”
“Pipiskan aja di dalam Son.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”
“Crot.. crot.. crot..!” cairankuku muncrat di dalam memeknya.

Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Juliet terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, langsung kubelai.
“Son.., makasih ya.., kamu telah memberi saluran yang selama ini belum pernah Jul rasakan” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut.
“Terus gimana Jul.. tentang rencana selanjutnya..?”tanyaku.
“Entar aja deh, biar Jul pikir-pikir dulu, Son”katanya.
“Bila Jul benar-benar mau cerai ama Fadli. Sony mau jadi gantinya..”kataku.
“Ahh.. yang bener Son.. emang kamu masih mau ama aku.. cewek yang udah tua ini..?”katanya.
“Sony cinta ama Jul sejak pertama kita ketemu. Sony nggak memperdulikan usia Jul berapa yang penting Sony cinta ama Jul..”kataku sambil mengecup bibirnya.
“Ohh.. Son kau sungguh lelaki jantan dan bertanggung-jawab. Sebetulnya Jul juga suka ama kamu tapi khan aku sadar kalau usiaku udah diatas kamu. Tapi, kenyataannya kamu suka ama Jul. Jadi, Jul setuju aja.. tapi Sony sabar dulu ya.. Biar Jul selesaikan urusan dengan suami Jul.. ya manis..”katanya sambil mengecup bibirku lagi.
“Ya Jul, Sony akan tunggu..?”tanyaku.
“Nah gitu dong.. oh ya say.. Sony harus datang kesini dan harus memuaskan Jul setiap waktu.. ya sayang..”katanya.
“Ya say..”jawabku. Lalu, kita berciuman dan akhirnya tertidur pulas.
Minggu pagi jam sepuluh di sebuah perumahan menengah atas sebuah mobil sedan KIA berwarna red wine meluncur menyusuri jalan di perumahan itu. Mobil itu berhenti di sebuah rumah bertingkat dua dengan taman kecil di depannya. Pintu mobil terbuka dan pengemudinya seorang gadis cantik berumur awal duapuluhan. Kacamata hitam menghiasi wajah indonya dengan rambut merah sebahu yang dikuncir kebelakang. Tubuhnya yang indah itu terbungkus pakaian celana sedengkul warna putih dan baju berkancing tanpa lengan yang berwarna sama dengan bawahannya. Gadis itu menjulurkan tangannya ke dalam pagar untuk mencari knop bel. Tak lama kemudian dari dalam sana keluar seorang pria setengah baya yang bertubuh bongkok yang punggungnya seperti punuk unta.
“Cari siapa Non ?” sapanya dengan terkekeh.
“Ngg…anu Pak, apa benar ini rumahnya Pak Dahlan ?” tanya si gadis
“O iya bener Non, pasti Non ini Fanny yah ?”
“Iya Pak, bener, Pak Dahlannya ada ga ?” tanya gadis itu lagi.
“Maaf Non, bapak dari tadi pagi keluar ke rumah familinya katanya” jawab si bongkok itu sambil matanya memandangi tubuh gadis berdarah Manado-Prancis itu.
“Gitu yah, sampai kapan baru balik kira-kira ?” Fanny agak dongkol karena sudah jauh-jauh datang dan susah payah mencari tempat ini.
“Sepertinya siang ini juga pulang kok, o iya, Bapak juga pesan kalau Non datang duluan disuruh nunggu aja di dalam”

Maka Fanny pun akhirnya memasukkan juga mobilnya ke dalam setelah pria berpeci itu membukakan pagar untuknya.
“Ya…terus, maju dikit lagi, ya…stop !” pria itu membantunya memarkirkan mobilnya.
Turun dari mobil Fanny mengikuti si bongkok, Thalib memasuki rumah itu setelah melepas alas kaki dan menaruhnya di depan pintu. Walau tidak besar, rumah itu tertata apik, rumput-rumput dan tumbuhan di tamannya teratur dan indah, bagian interiornya pun berselera tinggi, terlihat dari lukisan yang menghiasi dinding dan perabotan bergaya elegan.
“Non tunggu sini aja sambil nonton TV ya !” Thalib mempersilakannya duduk di kursi ruang tengah itu seraya menyalakan TV.
Sebagai gadis yang kaya dengan pengalaman seks, Fanny sadar bahwa sejak tadi si bongkok itu sudah mencuri-curi pandang melihat tubuhnya, terutama lewat bagian dadanya yang memang agak rendah membentuk huruf V, namun dia membiarkannya saja sambil tetap bersikap wajar agar tidak memberi kesan murahan.
“Non mau minum apa ?” tawar Thalib
“Air putih ajalah Pak” jawabnya

“Makasih Pak !” ucap Fanny dengan tersenyum kecil setelah Thalib menyodorkan segelas air padanya.
“Ehm…Non ini mahasiswinya Bapak yah ?” tanya Thalib seraya menjatuhkan pantatnya duduk di sebelah Fanny.
“Iya” Fanny hanya menjawab singkat sambil menggeser tubuhnya sedikit.
“Ada perlu apa Non sama Bapak ?” tanyanya lagi
“Ya biasa masalah kuliah, ada yang perlu didiskusiin aja”
“Hehe…masalah kuliah atau masalah ngent*t ?” tanya Thalib tanpa tendeng aling-aling sehingga menyebabkan Fanny yang sedang meneguk airnya agak tersedak dan terbatuk-batuk.
“Eehh…omong apaan sih Bapak ini, sopan dikit dong !” protes Fanny dengan wajah memerah karena memang benar tujuannya datang ke sini adalah untuk memberi upeti syahwat untuk dosennya itu.
Sudah hampir dua bulan sejak dia menggadaikan tubuhnya untuk menebus nilai UTSnya yang jeblok dulu. Kali ini menjelang UAS mata kuliah yang sama, Pak Dahlan si dosen mesum itu menawarkan membantunya sekali lagi dengan sedikit bocoran soal dengan imbalan ‘pelayanannya’. Fanny yang memang merasa kesulitan dalam mata kuliah tersebut tentu menyambut baik tawaran itu. Untuk kali ini Pak Dahlan menyuruhnya datang ke rumahnya saja dengan alasan supaya bisa lebih nyaman berduaan.

“Waduh Non, gak usah kaget gitu, disini udah biasa kok kalau ada cewek cantik nyariin Bapak terus ngaku mahasiswinya pasti ujungnya ga jauh-jauh dari ngent*t minta dibantuin nilainya” terang Thalib, “saya juga sering dikasih jatah kok sama Bapak makannya betah banget saya kerja disini hehehe…!” sambungnya sambil meraih lengan Fanny.
Terus terang dia merasa risih dan dilecehkan oleh tingkah dan perkataan si bongkok yang menjijikkan itu, namun di saat yang sama dia juga merasakan sebuah sensasi aneh yang menginginkan pria itu berbuat makin jauh terhadapnya. Buktinya dia diam saja saat pria itu meraih lengan kanannya, darahnya serasa berdesir dan bulu kuduknya berdiri ketika tangan kasar itu membelai lengannya yang mulus dan terbuka. Melihat reaksi Fanny, Thalib makin berani, duduknya makin bergeser memepet Fanny yang sudah diujung sofa. Tangannya merangkul pinggangnya dan membawa tubuhnya dalam pelukannya. Dadanya yang montok berukuran 34C itu terasa empuk dan kenyal ketika menyenggol lengan Thalib.
“Non Fanny, sambil nunggu Bapak main sama saya aja dulu, gini-gini saya jago muasin cewek loh, dijamin Non pasti ketagihan”
Fanny diam tidak tahu harus menjawab apa, dia hanya merasakan pria itu makin erat memeluknya dan tangannya mulai berani meraba dadanya dari luar.
“Wow, tetek Non gede juga yah, kayanya enak dipake nyusu, boleh ya Non“ pintanya dengan tangan meraih kancing paling atas baju putihnya.
“Duh jangan gitu dong Pak, gak enak kalo ada yang liat !” Fanny menepis pelan tangan Thalib pura-pura menolak.

“Berarti kalo ngga ada yang liat enak-enak aja dong Non, disini ga ada siapa-siapa lagi kok, tenang aja” ujarnya sambil membuka satu persatu kancing baju Fanny.
Baju itu kini telah terbuka sehingga terlihat di baliknya bra berwarna ungu tanpa tali bahu. Pemandangan yang menggairahkan itu, ditambah lagi sikap Fanny yang malu-malu kucing membuat Thalib semakin terbakar birahi. Dengan terburu-buru disingkapkannya ke atas cup bra yang sebelah kanan. Pria bongkok itu menatapi buah dada Fanny yang montok dan kencang itu dengan bernafsu, bentuknya yang bulat dan membusung dengan puting kemerahan itu memang meneteskan liur setiap pria normal yang melihatnya. Tanpa buang waktu lagi, dia segera melumat bongkahan kenyal itu dengan gemas.
“Aahh…ahhh…jangan digigit, oohh…perih !” Fanny meringis sambil meremas rambut si bongkok yang menyedoti payudaranya dengan disertai gigitan-gigitan keras maupun lembut.
Tangan Thalib mulai merayap ke punggungnya mencari kaitan branya, setelah ketemu dia membukanya lalu menarik lepas bra itu. Mulutnya berpindah melumat payudara yang satunya sementara tangannya turun ke bawah mengelusi pantat dan paha yang masih terbungkus celana putih ketatnya. Fanny menggigit bibir dan memejamkan mata, tubuhnya menggeliat menikmati setiap rangsangan seksual dari si bongkok itu.

Tanpa berhenti mengenyot payudara Fanny, tangan Thalib mulai membuka sabuk yang melilit di pinggang gadis itu, disusul kancing celananya dan resletingnya. Kemudian disusupkannya tangannya lewat atas celana dalamnya. Fanny makin mendesah dan memeluk erat kepala Thalib ketika jari-jari pria itu menyentuh kemaluannya, dia merasakan darahnya makin bergolak, putingnya mengeras dan kemaluannya semakin basah. Tidak disangka si bongkok yang mirip Quasimodo dari Notredame itu mampu membawanya ke awang-awang. Rasa enggan dan jijiknya mulai berkurang berganti menjadi libido yang meledak-ledak menuntut pemuasan. Tangan gadis itu kini mulai merambat ke selangkangan Thalib, dari balik sarungnya dia meraba sebuah batang yang sudah mengeras.
“Hehehe, udah gatel yah pengen coba kont*l saya Non ?” kata Thalib sambil menaikkan sarungnya sehingga penisnya yang hitam menyembul keluar, ternyata di balik sarungnya dia tidak memakai apa-apa.
Kemudian Thalib menarik lepas celana Fanny beserta celana dalamnya, Fanny sendiri melepaskan baju yang kancingnya sudah terbuka itu. Sejenak kemolekan tubuhnya membuat si bongkok terpana, tubuh putih mulus dengan pinggang ramping, paha jenjang, dan bulu kemaluan tidak terlalu lebat itu sungguh menggiurkan. Dengan modal fisik demikian tak heran dia mudah mendapat kerja paruh waktu sebagai SPG.

Tangan Thalib menyusuri pelosok tubuh Fanny dengan liar sebelum berbaring di sofa dan memintanya naik ke tubuhnya dengan posisi 69. Begitu gadis itu naik ke wajahnya, dia langsung menjilati bibir kemaluannya, dengan jarinya dia buka daerah itu sehingga lidahnya dapat menelusuri lebih ke dalam. Tanpa diminta Fanny juga mulai melakukan tugasnya. Penis Thalib yang hitam dengan ujungnya yang bersunat berbentuk helm tentara itu digenggam dan dikocok perlahan. Dengan lidahnya dia jilati kepala penis itu sehingga batang itu beserta badan pemiliknya bergetar.
“Oohhh…enak banget Non, udah pengalaman yah keliatannya !” desah Thalib saat menerima serangan pertama dari gadis itu.
Selain dengan lidah, Thalib juga mengerjai liang vagina gadis itu dengan jari-jarinya, jadi sambil menjilat jarinya juga aktif mengorek-ngorek liang itu sehingga area itu semakin berlendir. Sesekali dia mengerang merasakan enaknya oral seks yang diberikan Fanny. Kini Fanny sudah memasukkan batang itu ke mulutnya setelah memberikan pemanasan dengan menjilati permukaan batang hingga kantong pelirnya.
“Bener kan Non ketagihan tuh nyepongnya semangat gitu, uuhh…uhh…!”
Fanny terus melakukan aktivitasnya tanpa menghiraukan celotehan Thalib, yang terpikir di benaknya kini adalah pemuasan birahi secara total. Dia mengintensifkan permainannya terhadap penis itu, gerakan menyedot dan menjilat divariasikannya dengan lihai.

Thalib menemukan daging kecil seperti kacang yang merupakan bagian paling sensitif dari wanita. Bagian itu dijilatinya dengan ujung lidahnya sehingga Fanny pun tidak bisa menahan erangannya dan gelinjang tubuhnya. Sambil terus menjilat Thalib juga mengelusi bongkahan pantat dan paha yang putih itu. Thalib menggigit pelan klitorisnya dan mulutnya melakukan gerakan mengisap. Hal itu membuat tubuh Fanny mengejang tak lama kemudian, dia merasa cairan kewanitaannya tumpah semua. Dengan rakusnya Thalib menyeruput cairan bening yang masih hangat itu.
“Hhhmm…uenak Non…ssrrpp..srrpp…gurih banget pejunya !” ceracau Thalib dari bawah sana.
Setelah puas melahap cairan kewanitaan Fanny, si bongkok itu mengajaknya bangkit, dia duduk di sofa dan Fanny didudukan di pangkuannya dalam posisi memunggungi.
“Enak Non barusan ? jurus isep mem*k saya gimana ?” tanya Thalib.
Fanny hanya mengangguk dengan nafas masih terengah-engah, tak disangka baru ronde pertama si bongkok itu telah memimpin permainan dengan gemilang. Kata-kata kotor dan permainannya yang agak brutal itu dirasanya lain dari pria-pria yang biasa terlibat hubungan seks dengannya, kebanyakan mereka bersikap gentle dan lembut, mungkin yang gaya permainannya mendekati si bongkok ini tak lain adalah Imron, si penjaga kampus tempatnya kuliah.

“Puas ga Non, puas ga ?” tanyanya lagi yang kembali dijawab dengan anggukan “kalo puas sun dong buat hadiah” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke sebelah wajah gadis itu.
Tanpa disuruh lagi, Fanny pun menengokkan wajah ke samping lalu meraih kepala si bongkok itu dan memberi kecupan di bibir. Keduanya terlibat percumbuan panas selama beberapa saat, lidah mereka saling belit dan jilat, ludah saling bertukar. Selama bercumbu Thalib selalu menggerayangi kedua buah dada Fanny, sesekali juga mengelusi bagian tubuh lainnya seperti perut dan paha. Tanpa melepas cumbuan yang makin panas itu Thalib mengarahkan penisnya ke vagina Fanny yang bereaksi dengan mengangkat sedikit tubuhnya, dengan tangan satunya dia bahkan membuka liang vaginanya mempersilakan penis Thalib memasukinya. Fanny melepas ciumannya untuk berkonsentrasi melakukan penetrasi, dia menekan tubuhnya ke bawah sehingga batang itu melesak masuk ke dalam vaginanya, desahan lirih terdengar dari mulutnya mengiringi proses itu. Dia mulai menaik-turunkan tubuhnya, kadang disertai gerakan memutar. Sambil menikmati goyangan Fanny, Thalib memain-mainkan puting susunya yang menggemaskan itu. Mulut pria itu menciumi daerah pundak dan lehernya, rambutnya yang terikat memudahkan Thalib mencupangi leher jenjangnya. Fanny mengerang sejadi-jadinya, kadang erangannya tersendat saat diselingi berciuman, goyangannya semakin liar saking sudah menikmatinya.

Setelah limabelas menitan dalam posisi demikian, Thalib melepas sejenak tubuh mereka yang telah bersatu untuk ganti gaya. Kali ini Fanny dibaringkan telentang di sofa, setelah menyelipkan bantal kursi ke bawah kepala Fanny kembali dia masukkan penisnya ke dalam vagina gadis itu dan meneruskan genjotannya. Buah dada Fanny yang bulat itu nampak turut bergoyang-goyang mengikuti goncangan tubuhnya.
“Aahhh…aaahh…Bapak mau ngecrot nih Non, pengen dimana !” sahutnya dengan nafas memburu karena sudah diambang klimaks.
“Mulut Pak nngghh…aahh !” jawab Fanny dengan refleks.
Thalib pun lalu mencabut penisnya dan membawanya ke dekat wajah Fanny. Maka cret…cret…dua semburan sudah keburu mengenai wajahnya sebelum sempat dimasukkan ke mulut. Di dalam mulut gadis itu, penis Thalib terus memuntahkan isinya yang diterima Fanny dengan hisapannya yang dahsyat.
“Oohh…enak Non…telen terus pejunya…iyahh…enak !” ceracaunya menikmati klimaks di mulut Fanny.
Fanny menyedot dan menelan habis setiap tetes sperma yang menyemprot dari lubang penis Thalib, selain cipratan di wajah yang karena terlambat dimasukkan mulut, tidak ada lagi tetes lainnya yang terbuang, semua habis disedot sampai penis itu mengendur di mulutnya. Thalib benar-benar puas dengan teknik oral gadis ini yang begitu ahli. Setelah mengeluarkan penis itu dari mulutnya, Fanny menyeka cipratan sperma di hidung dan pipinya dengan jari dan kemudian diemutnya jari itu. Wajah nakalnya ketika itu sungguh membuat Thalib semakin kesengsem dengannya.

“Enak yah Non, kayanya kok Non demen banget minum peju, rasanya gimana emang ?” tanya Thalib sambil merengkuh tubuh Fanny dalam pelukannya.
“Ya gimana yah…asik aja gitu” jawabnya cuek
“Ngghh…Pak ngapain lagi sih ?” tanya Fanny ketika si bongkok itu menunduk lalu mengenyot payudaranya.
“Mau nyusu lagi, sambil istirahat, saya seneng sih sama tetek Non” jawabnya lalu kembali menyusu.
Sambil menyusu tangannya bercokol di kemaluan gadis itu, jarinya membelai dan mengorek liangnya. Fanny memejamkan mata menikmatinya, rasanya seperti menyusui bayi raksasa, demikian pikirnya. Ning…nong…tiba-tiba saja kenikmatan mereka dibuyarkan oleh bunyi bel. Sesaat mereka saling pandang lalu Thalib bangkit dan memakai kembali sarungnya.
“Bapak ?” tanya Fanny
“Bukan, kalau Bapak suaranya klakson mobil, Non tunggu aja, biar saya liat keluar” jawab Thalib sambil meninggalkannya.
Sepeninggal Thalib, Fanny juga bangkit menuju wastafel yang terletak di ruang makan yang menyatu dengan dapur mini di sebelah ruang tengah itu. Disana dia mencuci mukanya yang lengket bekas cipratan sperma tadi, juga berkumur-kumur menghilangkan bau sperma di mulutnya.

Fanny bercermin dan melihat di lehernya ada bekas cupangan yang memerah yang juga nampak pada beberapa tempat di payudaranya.
“Damn, besok harus pake foundation deh gua !” omelnya dalam hati.
Sebentar kemudian terdengar suara langkah mendekat.
“Siapa barusan…aaww !” Fanny terkejut ketika menoleh ke samping ternyata ada seorang pria lainnya selain Thalib, refleks dia pun menyilangkan tangan menutup tubuhnya.
Pria berusia tigapuluhan yang sedang menggotong tabung elpiji itu terbengong melihat pemandangan indah di hadapannya.
“Ehehe…maaf Non, ini Bakri yang nganterin gas, saya kira Non udah ngeliat ada yang dateng langsung sembunyi” kata Thalib cengengesan.
“Wuih siapa nih Pak Thalib, pantes tadi lama bukanya !” tanya Bakri terkagum-kagum “boleh ikutan gak nih acaranya ?”
Merasa kepalang basah, Fanny menurut saja saat Thalib menarik lengannya dan mengajaknya mendekati Bakri untuk diperkenalkan. Begitu menjabat tangan Fanny, Bakri terus mencengkramnya seperti tidak mau lepas darinya.
“Saya pegang yah tokednya Non !” dia meminta ijin dulu untuk basa-basi.
Tangannya gemetaran ketika meraih buah dada yang montok itu seolah tak percaya bisa mendapat kesempatan emas seperti ini.
“Aje gile, ternyata gua bukan mimpi loh, nyata, ini anget, empuk lagi” celotehnya sambil meremasi buah dada itu dengan gemas.

Selanjutnya mereka mengajak Fanny kembali ke ruang tengah dan bermain di atas karpet.
“Asyik…hari ini lagi hoki ketiban rejeki bisa ngewe sama bidadari !” Bakri bersyukur bukan main hari itu.
“Iya situ enak, gua yang suwe hari ini difu*k abang-abang melulu !” gerutu Fanny dalam hati.
Kedua pria itu pun melucuti pakaiannya masing-masing, terlihat badan Bakri yang cukup berotot setelah dia membuka kaos hijau bekas pemilu bergambar lambang sebuah partai, maklum karena pekerjaannya memang sering mengandalkan otot. Kontras sekali perbedaannya tubuh Fanny yang putih mulus diantara kedua pria yang berkulit sawo matang itu. Kedua pria itu kini berdiri mengerubunginya, Fanny berlutut di tengah dengan tangan kanan menggenggam penis Bakri dan yang lain menggenggam yang Thalib. Sambil mengocok penis Thalib dengan tangannya, dia membuka mulut memasukkan penis Bakri ke mulutnya. Pria berkumis tipis dan berjenggot mirip teroris Amrozy itu mendesah tak karuan saat penisnya diemut-emut Fanny, lidah gadis itu bergerak liar menyapu batang dan kepala penisnya diselinggi pijatan lembut pada zakarnya.
“Eh, terusin lagi dong Non, kok udahan sih ?” protes Bakri ketika Fanny berpindah mengoral penis Thalib.
“Gantian dong Bang, mulut saya kan cuma satu, lagian kalo buru-buru keluar mana enak ?” jawab Fanny agak sewot “udah dikasih gratis aja banyak protes lu !” omelnya dalam hati.

Puas menikmati mulut Fanny, Bakri pindah ke belakang Fanny dan berlutut disana, pinggang Fanny ditariknya ke belakang hingga menungging, diciuminya bagian samping tubuh gadis itu sambil menggesek-gesekkan penisnya pada belahan pantat Fanny. Gesekan-gesekan ini membuat gairah Fanny makin membara sehingga hisapannya pada penis Thalib pun makin liar. Saat kepala penis Bakri menyentuh bibir kemaluannya, dia menekan benda itu hingga melesak masuk ke dalam vagina Fanny.
“Aaahh…!!” erang Fanny panjang.
Tanpa buang waktu lagi, Bakri menggenjot vagina Fanny dengan kasar hingga tubuh gadis itu terguncang hebat. Erangan gadis itu teredam karena tak lama kemudian Thalib menjejali mulutnya dengan penisnya dan memaju-mundurkan pinggulnya seperti gerakan bersenggama. Disodok dari dua arah begitu, Fanny agak gelagapan apalagi gaya mereka menjurus ke brutal. Namun sebentar saja dia sudah membiasakan diri dan menikmatinya, kulumannya kini sudah lebih teratur dan sudah dapat mengikuti irama genjotan Bakri.
“Asoy banget nih, mem*knya mantep abis, baru pernah gua nyobain yang ginian !” ceracau Bakri sambil mempercepat tempo goyangannya.
Dalam waktu limabelas menit, Bakri telah berhasil membuat Fanny orgasme panjang, cairan kewanitaannya mengalir dengan deras membasahi daerah selangkangannya. Desahannya tertahan karena dia sedang sibuk mengulum penis Thalib dan kepalanya dipegangi oleh si bongkok itu.

“Masukin disini boleh yah Non ?” tanya Bakri sambil mencucukkan jari ke dubur Fanny.
“Tapi jangan kasar-kasar dong Bang, sakit” Fanny memperingatkannya
Kemudian Thalib berbaring di karpet dan menaikkan Fanny ke penisnya dan Bakri mengarahkan miliknya ke bagian anus.
“Hhhssh….pelan-pelan aaahh…jangan kasar !” rintih Fanny dengan wajah meringis ketika dua penis itu melakukan penetrasi pada dua lubangnya.
Fanny mencengkram kuat-kuat bahu Thalib yang dibawahnya menahan rasa perih. Setelah kedua batang itu berhasil menancap, mereka memberinya waktu sebentar untuk beradaptasi. Butir-butir keringat nampak pada wajah dan tubuhnya hasil pergumulan liarnya barusan. Semenit kemudian baru mereka mulai bergoyang, mula-mula dengan gerakan pelan, namun lama-lama makin liar. Cairan yang dihasilkan kewanitaan Fanny berfungsi sebagai pelumas yang memperlancar sodokan-sodokan penis di daerah itu. Thalib tidak menyia-nyiakan payudara Fanny yang menjuntai dan bergoyang-goyang di atas wajahnya, mulutnya menyedoti payudara kiri gadis itu sampai pipinya kempot sementara tangannya meremas dan memilin-milin puting payudara yang satunya. Sementara Bakri, sambil menyodomi dia melumat bibir Fanny yang menengokkan wajahnya. Fanny yang sudah terbiasa dengan keliaran seperti ini serta-merta mengeluarkan segenap keahliannya untuk mengimbangi kedua lawan mainnya itu.

Yang lebih dulu orgasme pada ronde itu adalah Bakri, mungkin karena sempit dan sudah sejak tadi dia bekerja. Fanny merasakan cairan kental yang hangat itu memenuhi pantatnya dan meluap hingga membasahi daerah sekitarnya. Sepuluh menit kemudian baru dirinya kembali mencapai puncak bersama dengan Thalib. Sperma Thalib menyemprot di dalam rahimnya bercampur dengan cairan orgasmenya. Erangan orgasme mereka terdengar nyaring memenuhi ruangan itu. Akhirnya Fanny ambruk menindih Thalib di bawahnya, buah dadanya yang kenyal itu mengencet dada si bongkok. Baru beristirahat sebentar nafsu Bakri kini bangkit lagi, ditariknya tubuh Fanny yang belum pulih sepenuhnya dan ditelentangkan di karpet, dibentangkannya kedua pahanya yang jenjang, dia sendiri mengambil posisi diantaranya untuk menembak.
“Aduh sabar dikit dong Bang, saya kan masih capek” pinta Fanny dengan suara lemah.
“Maaf Non waktu saya gak banyak, kalau bos nyari sayanya ga ada bisa di PHK, tapi kalo ngent*t sama Non kan kapan lagi, jadi harus dipuas-puasin dong !” jawab Bakri tanpa menghiraukan permohonan Fanny.
Fanny pun akhirnya pasrah saja menuruti kemauan pria mirip Amrozy itu. Dia disetubuhi denga kedua pahanya mekakangkang dan betisnya dinaikan pria itu ke bahunya, kadang tangannya yang kasar meremas payudaranya, lekuk-lekuk tubuhnya yang indah tidak ada yang lolos dari jamahan tangannya. Sementara itu Thalib beristirahat di sofa, dia hanya menonton sambil menikmati rokok, dengan usianya yang sudah lebih dari setengah abad tenaganya tidak lagi sekuat si tukang antar gas yang sedang berasyik-masyuk di depannya itu.

Kurang lebih setengah jam Bakri mengerjai Fanny dengan berbagai cara, ditindih, dipangku, dan menyamping, namun pria ini belum menunjukkan akan mengakhiri perkosaan terhadapnya, padahal dia telah orgasme sekali di mulut gadis itu, sisa-sisa spermanya masih nampak di sudut bibir si gadis. Kini ketika sedang gaya woman on top, si bongkok itu menghampiri mereka bermaksud kembali bergabung.
“Oh, God sampai kapan…!” keluh Fanny dalam hati karena dia sudah kewalahan.
Untungnya kali ini si bongkok cuma mau minta netek, dia berjongkok di sampingnya dan meraih payudaranya untuk dikenyot. Melihat Bakri yang sudah melenguh lebih panjang dan penisnya terasa berdenyut di vaginanya, Fanny mempercepat goyangan badannya agar cepat selesai. Tak lama pria itu pun orgasme, namun Fanny masih menaik-turunkan badannya karena tanggung hingga 2-3 menit kemudian saat dia juga menyusul ke puncak. Dia langsung menjatuhkan diri ke samping setelah itu, nafasnya ngos-ngosan dan tubuhnya sudah bermandikan keringat, dia sudah tidak mampu lagi menggerakkan tubuhnya karena tulang-tulangnya serasa mau copot setelah sekitar dua jam disetubuhi, pandangannya makin kabur hingga semuanya menjadi gelap. Rasa lelah telah membuatnya tertidur nyenyak.

Fanny membuka mata perlahan-lahan dan menemukan dirinya berbaring di sebuah ranjang empuk, tubuhnya yang masih telanjang hanya ditutupi selembar selimut. Ikat rambutnya telah terbuka sehingga rambutnya kini tergerai, dia menemukan jepit rambutnya diletakkan di rak pada kepala ranjang. Kesadarannya berangsur pulih dan matanya memandang sekeliling kamar yang berwallpaper krem dan berhiaskan beberapa perabotan klasik itu. Jam weker di meja kecil sebelah ranjang menunjukkan pukul 4.35 dan langit di luar telah menguning.
“Dimana ini ? gua tidur berapa lama nih ?” tanyanya dalam hati.
Tiba-tiba pintu membuka dan seseorang masuk.
“Oh, bangun juga kamu akhirnya Fan” sapa orang yang masuk itu yang tak lain adalah Pak Dahlan yang ditunggu sejak tadi. “maaf ya tadi Bapak ada acara keluarga jadi agak telat pulangnya”
“Yah, whateverlah…yang pasti gua sekarang udah pegel-pegel tau !” omel Fanny dalam hati namun dia tetap tersenyum kecil dibuat-buat.
Pria tambun itu duduk di tepi ranjang dan menyodorkannya segelas minuman hangat.
“Ini kebetulan Bapak baru buatkan untuk kamu teh jahe, diminum yah mumpung panas biar seger” tawarnya.
Fanny menyandarkan bantal ke kepala ranjang dan dengan susah payah bangkit untuk duduk bersandar disana. Kemudian dia menerima gelas yang disodorkan dosennya. Buah dadanya yang keluar dari selimut dan terekspos membuat pandangan pria itu tertumbuk ke sana.

“Thalib bilang tadi siang kamu kerja keras ya, sama si Bakri juga, keliatannya kamu masih capek hari ini” kata pria itu “soal janji kita, Bapak gak akan maksa kamu hari ini kalau kamu udah ga kuat, kamu boleh pulang setelah mandi” lanjutnya.
“Ga apa-apa kok Pak, hari ini aja biar cepet beres, saya masih bisa kok” jawab Fanny setelah meneguk sedikit minumannya.
“Tapi kan ini udah mau gelap, lagian malam minggu apa kamu ga ada acara sama pacar kamu mungkin ?”
“Ngga, ngga apa-apa kok, bisa saya atur lagi jadwalnya Pak ?” padahal dalam hatinya dia berkata “yah kepaksa deh !”
Fanny memutuskan demikian dengan pertimbangan agar masalah ini cepat selesai dan dia bisa lega saat ujian nanti karena sudah mendapatkan bocorannya, untuk itu terpaksa dia harus mengorbankan janji nonton dengan pacarnya malam ini.
“Pak, bisa tolong ambilin tas saya disana dong !” pintanya sambil menunjuk sebuah kursi dimana tas jinjingnya diletakkan, di bawah tas itu ada pakaiannya yang telah dilipat rapi, entah Thalib atau Pak Dahlan sendiri yang meletakkannya disana.
Fanny mengeluarkan ponselnya dari tas kecil itu, dua miscall dan empat sms telah masuk.
“Katanya kamu tadi disodomi yah Fan, sekarang apa masih sakit ?” tanya pria itu.
“Iya sih lumayan, abis tuh orang kasar banget sih Pak” jawabnya sambil jarinya memencet-mencet tombol ponselnya membalas SMS yang masuk.

“Bentar yah Pak, saya mau nelepon dulu” katanya “Eh, Di sori yah kayanya nontonnya lain kali aja deh, soalnya malam ini gua ada acara sama saudara gua” dia berbicara pada orang di telepon.
“Iya tadi HPnya di silence jadi gua ga denger, gua kan lagi di mal tadi”
Pak Dahlan memegang-megang payudara Fanny ketika dia sedang berbicara di telepon.
“Iya-iya…abis kan gua udah dipanggil gini jadi nggak enak nolaknya, lagian jarang ketemu sama mereka juga”
“Besok gua janji ke rumah lu deh…iya pokoknya besok I’m yours one hundred percent deh…ok honey, udah ya gua mau siap-siap dulu sekarang…ok bye…I love u too !”
“Ok Pak, semua udah beres, sekarang terserah Bapak aja, kita mau ngapain nih ?” katanya setelah menutup pembicaraan dengan ponselnya.
“Pacar kamu Fan ?” tanya pria itu yang dijawab Fanny dengan anggukan.
“Udah berapa lama nih ?” tanyanya lagi.
“Baru sebulan lebih kok, tenang dia orangnya gak neko-neko kok Pak, jadi saya yang lebih kuasa hihihi”
“Apa dia di fakultas kita ?”
“Ngga, anak hukum kok, dua tahun lebih muda dari saya”
“Wah-wah suka sama cowok lebih muda kamu yah kamu Fan ?”
“Nggak juga sih, ya coba-coba aja, orangnya ga banyak bacot sih, jadi saya juga bisa ngatur gini-gitunya, lagian cakep terus kantongnya tebel lagi Pak” Fanny senyum-senyum menceritakan pacarnya itu.
“Dasar kamu nakal yah” Pak Dahlan mencubit putingnya sambil berkata dalam hati “dasar lonte kampus tukang morotin kantong orang”

“Mandi yuk Fan, biar badannya enak, Bapak juga belum…barengan aja !” ajak Pak Dahlan berdiri dan membuka kaosnya hingga perutnya yang bulat terlihat, penisnya yang sudah mengacung juga keluar setelah dia membuka celana pendeknya.
Fanny meneguk teh jahenya hingga habis lalu menjulurkan tangan minta dibantu bangun. Pak Dahlan mendekatinya tapi bukan menarik tangannya tapi malah mengangkat tubuh gadis itu dengan dua lengannya sehingga dia menjerit kecil dan tertawa cekikikan.
“Hup…iyah…hehehe, berat juga kamu” godanya.
Pak Dahlan kemudian mencumbunya sekitar setengah menit lalu dibawanya memasuki kamar mandi yang menyatu dengan kamar itu, disana baru tubuh Fanny diturunkan pelan-pelan. Dinyalakannya kran shower, setelah suhunya dirasa cukup hangat dia panggil gadis itu bergabung di bawah siraman shower. Hhmmm…segar sekali pikir Fanny, air hangat itu mengurangi kepenatan tubuhnya, bekas sperma dan ludah yang menimbulkan rasa lengket juga hilang seketika. Kemudian dia merasa pinggangnya dirangkul dari belakang, perut tambun pria itu menempel di punggungnya, selain itu juga di bawah dia merasakan benda panjang menggesek pantatnya.
“Bapak bantu sabunan yah, biar wangi” katanya seraya mengambil sebatang sabun dari tempat sabun.
Fanny membiarkan sabun dan tangan pria itu membelai tubuhnya, Pak Dahlan yang berpengalaman itu menggosok tubuh Fanny dengan lembut sehingga gairahnya mulai bangkit lagi.

Fanny sesekali mendesah selama badannya disabuni terutama ketika Pak Dahlan sedang menyabuni daerah-daerah sensitifnya. Sementara tangannya yang kanan menyabuni payudaranya, tangannya yang kiri memilin dan memencet-mencet puting payudara yang licin itu. Belaian itu makin menurun ke bawah, pria itu berjongkok menyabuni pantat dan kedua belah kakinya yang ramping itu, tidak ada yang terlewat hingga ke ujung kaki. Maka sekarang tubuh Fanny dari leher ke bawah telah licin dan berbusa oleh sabun. Lalu dia berdiri lagi dan mengarahkan sabunnya ke tempat terakhir yang belum disabuni, kemaluannya.
“Nah, disini juga harus dikramas kan banyak bekas sperma dan ludahnya” katanya.
“Hati-hati yah Pak nyucinya sabunnya jangan sampai masuk ke dalam”
“Tenang Bapak hati-hati kok ke yang satu ini” katanya mulai menggosok.
Fanny mendesah saat pria itu mencuci daerah itu, karena daerah itu sangat sensitif, jari-jari gemuk pria itu sering menggesek bibir kemaluannya menimbulkan rangsangan. Setelah selesai menyabuni Fanny dia menyabuni tubuhnya sendiri dengan agak terburu-buru setelahnya dia taruh kembali sabun itu pada tempatnya. Dipeluknya tubuh Fanny hingga payudara gadis itu menghimpit dadanya. Mulut mereka makin mendekat dan bertemu, merekapun terlibat percumbuan yang panas, lidah masing-masing saling beradu dalam mulut. Di tengah percumbuan Fanny tiba-tiba menggesekkan buah dadanya pada dada dosennya, tubuh mereka yang telah licin makin menambah sensasinya.

“Wow, apa tuh Fan, kamu nantangin Bapak nih ceritanya ?” kata Pak Dahlan melepas sejenak ciumannya.
“Gimana Pak Thai massage saya, asyik gak ?” Fanny tersenyum nakal pada dosennya itu.
“Kamu emang pinter nyenengin cowok, ayo lagi dong !” kembali pria tambun itu melumat bibir Fanny.
Dielusnya punggung gadis itu ke bawah, sampai di pantat, diremasnya kedua pantatnya yang sekal itu dengan gemas. Hampir lima menit lamanya mereka bercumbu sambil raba-rabaan sebelum akhirnya memisahkan diri dengan nafas memburu. Pak Dahlan mengajaknya ke tengah siraman air untuk membilas badan. Ketika membersihkan bagian vagina sekali lagi pria itu menggosoknya atau kalau bisa dikatakan menggerayanginya dengan teliti, setelah busanya terbilas dia memasukkan jarinya mengorek-ngorek bagian dalamnya sehingga Fanny pun mendesah dan menggelinjang.
“Biar bersih luar dalam” demikian katanya karena dia ingin menikmati Fanny dalam keadaan sebersih mungkin setelah dipenuhi bekas pergumulannya tadi siang.
Setelah selesai membilas badan, Pak Dahlan mengambil handuk dan menghanduki tubuhnya sebelum menghanduki dirinya sendiri. Setelahnya kembali diangkatnya tubuh gadis itu dan keluar dari kamar mandi, sampai di ranjang dibaringkannya dia pelan-pelan.

“Hmm…coba kamu tengkurap, biar Bapak pijatin kamu supaya lebih enak” suruhnya.
“Yang enak yah Pak, jangan malah jadi sakit tulang ntar” sahut Fanny tersenyum dan berguling ke kanan membalik tubuhnya.
Pak Dahlan pun memulai pijatannya dari tenguk, bahu, dan punggung. Fanny merasakan pijatannya memang enak dan nyaman, sesekali tangan pria itu sengaja melenceng ke samping tubuh menyentuh payudaranya. Pemanasan yang sejak di kamar mandi tadi saja sudah membangkitkan nafsunya lagi, kini pijatan itu semakin membuatnya merasa nikmat dan siap memulai ronde selanjutnya. Pijatan Pak Dahlan makin turun ke bawah, mengelus pantatnya sekilas, lalu turun menguruti pahanya, terus ke bawah, betis hingga telapak kaki. Kemudian Fanny merasa betisnya ditekuk hingga terangkat, selanjutnya dia merasakan pria itu mengemuti jari-jari kakinya.
“Mmmhhh…!” desisnya terangsang.
Ciumannya lalu naik ke betis, paha, dan ketika sampai pantat dia balikkan tubuh gadis itu hingga telentang. Pak Dahlan mendekatkan wajahnya pada vagina gadis itu, Fanny melihat ke bawah betapa nanar tatapan dosennya itu melihat daerah kemaluannya dari dekat, digesekkannya paha mulusnya pada pipi pria itu menggodanya.
“Ssshhh…Pak !” desisnya begitu lidah pria itu menjilati bibir kemaluannya.
Lidah Pak Dahlan masuk menjilati bagian dalam kewanitaannya, aroma vaginanya Fanny yang wangi karena baru saja dicuci dan rutin dirawat dengan cairan pembersih membuat dosennya semakin bernafsu melumatnya.

Tubuh Fanny menggeliat-geliat dan mulutnya mendesah liar saat dosennya memainkan lidahnya di vaginanya. Tangannya meremas rambut dan menekan wajah pria itu menginginkan pria itu terus melakukannya dan jangan pernah berhenti.
“Masukin Pak, saya udah kepengen” pinta Fanny dengan lirih.
Merasa vagina itu sudah cukup berlendir, Pak Dahlan pun menempelkan kepala penisnya disana. Meski sudah kehilangan keperawanannya sejak lama dan sering melakukan seks bebas, Fanny sangat memperhatikan perawatan tubuhnya termasuk daerah yang satu ini sehingga ketika Pak Dahlan memasukkan penisnya ke sana dia merasa sangat sempit. Dia mendiamkan sebentar penisnya setelah berhasil melakukan penetrasi. Rasa hangat dan basah pada penisnya yang dijepit vagina Fanny mendatangkan rasa nikmat baginya. Ditatapnya ekspresi wajah mahasiswinya itu saat meresapi momen ini.
“Enak sekali Fan, masih sempit kaya perawan, emang kapan kamu pertama kali ngeseks ?” tanya Pak Dahlan.
“Limabelas tahun Pak, waktu awal SMA dulu”
“Oh ya, sama siapa itu ?” tanyanya lagi.
“Mantan saya, udah lama putus aahh…!” desahnya karena begitu menyelesaikan kata-katanya Pak Dahlan langsung menyentak pinggulnya.
Sambil menggenjot Pak Dahlan menciumi bibir Fanny berulang-ulang. Saat itu tiada batasan antara dosen dengan mahasiswi maupun perbedaan ras, agama, dll yang ada adalah sepasang manusia yang terlibat hubungan seks yang panas.

Fanny sangat menikmati sentuhan dan sodokan yang diberikan Pak Dahlan yang seusia dengan ayahnya ini. Dia melingkarkan lengan memeluk pria itu, kakinya juga dia lingkarkan pada pinggangnya seperti tidak ingin dilepaskan. Pria ini melakukan persetubuhan dengan kombinasi lembut dan kasar secara beraturan sehingga membuatnya merasa diperlakukan seperti ratu, tidak seperti dua orang tadi siang yang gayanya primitif dan kasar, namun bagaimanapun baginya seks tetap sama, variasi apapun mempunyai kenikmatannya tersendiri. Ketika sedang larut dalam persetubuhan itu dia agak kaget saat melihat seraut wajah di jendela kaca yang terletak di atas pintu masuk kamar. Wajah dengan mata sipit sebelah itu tak lain Thalib yang tadi siang mengerjainya, karena sudah terbiasa Fanny pun membiarkan orang itu mengintip persetubuhan dengan dosennya ini, Pak Dahlan sendiri sepertinya tidak tahu karena dia membelakangi pintu. Tak lama mereka berganti posisi, Fanny bertumpu dengan kedua lutut dan sikunya, dari belakang Pak Dahlan kembali menjejali vaginanya dengan penisnya. Mulut pria itu menceracau tidak karuan sambil meremas-remas payudara Fanny.
“Uhhh…uhhh…bener-bener mem*k yang enak, goyangnya juga enak !” katanya “lonte…berapa harga paling mahal buat nih mem*k hah…berapa paling mahal pernah kamu jual ?” kata-kata yang tidak pantas diucapkan seorang dosen itu terlontar begitu saja.
“Lima…ahh…lima juta !” sahut Fanny sambil mendesah, dia tidak merasakan itu merendahkannya karena dia menganggap kata-kata kotor itu hanyalah bumbu dari seks yang menambah nikmat aktifitas ini.

Setelah kurang lebih duapuluh menit, erangan panjang keluar dari mulut Fanny, tubuhnya mengejang dan tangannya mencengkram erat-erat bantal yang dipeluknya. Kontraksi otot vagina dan cairan kewanitaan yang menghangatkan penis Pak Dahlan membuatnya semakin gencar menyodok vagina gadis itu. Tiga menit kemudian diapun menyusul orgasme, penisnya ditekan dalam-dalam saat menyemburkan spermanya. Mereka pun terbaring lemas bersebelahan. Fanny menoleh ke samping ke arah jam weker yang kini menunjukkan jam enam kurang sepuluh menit, langit pun sudah gelap. Lalu dirasakannya tangan pria itu menggenggam tangannya.
“Bagus Fan…kamu kuat sekali, Bapak bener-bener puas” kata Pak Dahlan.
Fanny tersenyum menanggapi pujian itu seraya menarik selimut menutup sebagian tubuhnya karena dinginnya AC.
“Rokok ?” tawar Pak Dahlan menyodorkan sekotak Malboro padanya.
“Ngga…makasih Pak, lagi ngurangin” tolak Fanny sopan.
Pria itu menyulut rokoknya, mereka ngobrol-ngobrol sebentar sambil mengumpulkan tenaga. Thalib sudah tidak nampak lagi di jendela sana.
“Kita makan malam dulu yah abis ini, udah gitu baru kita bicarakan mengenai soal ujian itu, kamu pasti lapar kan” kata pria itu.
Fanny turun dari ranjang menuju ke kamar mandi, disana dia membasuh tubuhnya dari sisa-sisa persetubuhan dan buang air kecil.

“Kamu pakai ini aja dulu, maaf disini nggak ada wanita sih, jadi baju laki-laki semua” kata Pak Dahlan memberikan sebuah kemeja putih bergaris-garis biru muda miliknya.
Fanny lalu memakai kemeja itu, pakaian yang kebesaran itu menutupi tubuhnya hingga lutut ke atas sedikit, lengannya digulung hingga siku karena kepanjangan, dibaliknya dia hanya memakai celana dalam. Aroma badan bapak-bapak terasa pada kemeja itu.
“Dibuka sedikit gini…nah kan seksi, kamu memang cantik Fan !” pujinya pada penampilan Fanny yang seksi itu dengan empat kancing atas terbuka sehingga memperlihatkan sebagian dadanya.
Mereka turun ke bawah dan melihat Thalib sedang menonton ‘Bajaj Bajuri’ di ruang tengah. Si bongkok itu terpana melihat penampilan Fanny yang menyegarkan mata dengan rambutnya yang kini terurai.
“Makanannya sudah ?” tanya Pak Dahlan padanya.
“Udah beres semua Pak, masih hangat lagi” jawabnya.
Dengan gentleman Pak Dahlan menarikkan kursi untuk Fanny sebelum duduk, lalu disendokkannya juga nasi untuknya. Lauknya berupa ikan goreng, tempe bacem, dan capcay.
“Bisa makannya Fan ? maaf ya disini pria semua sih jadi masaknya juga gitu-gitu aja, paling beli di luar kalau mau enak” kata pria itu berbasa-basi.
“Enak kok Pak, lagian saya juga makannya gak macem-macem, takut gendut hihihi” kata Fanny.

“Eh…udah jangan Fan, biar Pak Thalib aja !” kata Pak Dahlan ketika Fanny hendak mengambil piringnya yang kosong dan mencucinya.
“Udah nggak papah kok, saya di kost juga biasa nyuci sendiri” Fanny tetap mengambil piring bekas dosennya itu.
“Waduh jadi ngerepotin kamu aja Fan, ya udah Bapak ke atas dulu yah, sakit perut nih sekalian mau ambilin soal ujiannya” pria itu pun meninggalkan Fanny di ruang makan yang menyatu dengan dapur itu.
Fanny mencuci piring-piring dan gelas bekas itu di tempat pencucian, sebentar saja dia sudah selesai karena hanya dua itu. Ditaruhnya cucian itu pada tempat pengeringan lalu dia mencuci tangannya. Ketika berbalik badan dia terkejut dan menjerit kecil karena dibelakangnya ternyata Thalib telah berjongkok mengintip tubuhnya lewat bawah, entah sejak kapan dia disitu.
“Ahh…ngapain sih Bapak ngagetin aja, ngapain sih !”
“Hehehe…cuma ngintip dikit kok, mau tau pake daleman atau ngga, eh taunya pake yah” jawabnya cengengesan dengan wajah mesum “kenapa gak dibuka aja Non biar adem ?”
“Jorok banget sih Pak ngomongnya !” Fanny cemberut dan berjalan melewatinya.
“Ee-ee…tunggu dulu dong kok buru-buru gitu ?” kata Thalib mencengkram lengan Fanny “saya mau tau yang atasnya pake daleman juga ga hehehe !” seraya menyusupkan tangan lewat pinggir kemeja yang kancingnya terbuka, payudaranya yang tidak pakai bra itu langsung dipencet-pencet olehnya.

“Ih…jangan, lepasin Pak, lepasin…ntar Bapak ngeliat !” Fanny meronta dan minta dilepaskan.
Namun dengan kasar Thalib malah mengangkat dan mendudukkan Fanny di platform lapis marmer dekat tempat cuci piring itu. Kemeja yang kebesaran itu dia peloroti sebatas dada hingga kedua payudara Fanny menyembul keluar. Mulutnya lantas mengenyoti yang bagian kiri dan tangannya meremas yang kanan. Nampaknya si bongkok ini memang tergila-gila dengan payudara Fanny yang bulat seperti bakpao itu, posturnya juga tegak dan kencang sehingga tidak heran kedua daging kenyal itu memang sering jadi bulan-bulanan oleh siapapun yang pernah mencicipi tubuhnya. Tangan Thalib yang satu lagi bekerja di bawah mengelusi paha Fanny dengan lembut meresapi setiap jengkal kehalusan kulit pahanya, elusannya naik hingga mencapai selangkangan, disana tangannya menarik lepas celana dalamnya. Fanny yang sudah mulai terangsang menggerakkan kaki membantu celana itu melolosi kakinya.
“Pak…udah dulu, Bapak ntar lagi turun !”
“Nggak apa-apa kok Non, lagian sebentar aja kok” kata Thalib mengeluarkan penisnya dari balik sarung dan menempelkannya pada vagina Fanny.
Thalib menghujamkan penisnya hingga masuk dan menggenjotnya dengan kecepatan tinggi. Fanny mendesah-desah dan makin erat memeluk punggung bongkok Thalib.

“Udah makan kamu Lib ?”tanya Pak Dahlan yang kehadirannya tidak mereka sadari.
“Iya…sebentar abis ini !” jawab Thalib sambil terus menggenjot Fanny.
Fanny agak heran juga ketika melihat reaksi dosennya yang bersikap biasa saja melihat pembantunya berbuat demikian. Dia makin percaya kalau si bongkok ini memang sering mendapat ‘jatah sisa’ dari majikannya itu.
“Gila tuh dosen, pantes cerai ama bininya” demikian kata Fanny dalam hati.
Mereka hanya melakukannya secara kilat, tidak sampai sepuluh menit keduanya orgasme hampir berbarengan. Cairan hasil persenggamaan mereka menetes sebagian pada marmer di bawah tubuh Fanny. Fanny pun lalu turun dari situ sambil merapikan lagi kemejanya dan memakai celana dalamnya. Thalib berjalan ke meja makan dan mulai makan.
“Gimana udah beres ? ayo duduk sini, sekarang Bapak kasih tau soalnya ?” Pak Dahlan menyuruhnya duduk di sofa ruang tengah itu.
Mereka pun terlibat pembicaraan mengenai ujian, Pak Dahlan memberitahu jawaban-jawaban soal yang akan diujikan itu pada Fanny.
“Nah gimana? Kamu udah nangkap semua? Jangan bilang siapa-siapa tentang ini yah, bahaya !” kata pria tambun itu.
Fanny mengangguk, kini dia sudah lega setelah menempuh jalan pintas untuk melewati mata kuliah yang membuatnya pusing itu.
“Bapak dikasih apa nih udah gitu ?” tanyanya sambil cengengesan.

Fanny pun mendekatinya dan memberi kecupan di pipi kiri dan juga kanan.
“Sini…sini belum !” katanya lagi sambil memonyongkan bibirnya.
Fanny pun mendaratkan ciuman ringannya ke bibir tebal itu, namun begitu bibir Fanny menempel dia langsung memeluk gadis itu dan menempelkan bibirnya lebih lekat ke bibir mungilnya. Kemudian dia membuka celananya pendeknya sehingga penisnya yang telah menegang keluar dan disuruhnya Fanny mengoralnya. Sambil bersandar di sofa dan menonton TV dia menikmati sepongan Fanny. Pria itu melenguh dan tangannya meraba-raba tubuh gadis itu, sepertinya dia sudah tidak konsen dengan acara di TV karena saking keenakannya.
“Ngapain disitu ? ayo sini, ikutan aja jangan ngintip-ngintip gitu !” Pak Dahlan memanggil Thalib yang sedang mengintip adegan mereka di pinggir tembok yang memisahkan ruang tengah dengan ruang makan.
Karena sudah horny Fanny cuek saja dan membiarkan Thalib bergabung dengan mereka. Malam itu dia dikerjai mereka berdua habis-habisan sampai akhirnya dia harus menginap di rumah itu karena lelah dan hari sudah terlampau malam. Dia tidur di kamar Pak Dahlan bersama pria itu yang mendekap tubuhnya bagaikan guling.
“Akhirnya ga sia-sia gua ngelembur dulu, good bye deh ama pelajaran edan ini” kata Fanny dua minggu kemudian setelah melihat hasil ujiannya yang mendapat B+ lewat internetante Juliet

* April 22nd, 2010
* Posted in gambar
* Write comment

Waktu itu, aku berdiri sendirian di depan ekskalator, di lantai 2 Dieng Plaza Malang. Selama di situ, aku hanya bengong sambil melihat orang-orang lewat di depanku. Sampai tiba-tiba ada cewek menghampiriku sambil membawa barang belanjaannya.
jembut lebat seorang tante
Aku lihat kayaknya sedikit lebih tua dariku. Yah.. kutaksir sekitar 30-an deh. Tapi dia cantik sekali, cocok jadi bintang film. Apalagi dengan dandanannya yang natural dan rambutnya yang tergerai indah sedada berwarna merah kecoklatan.., cakep sekali deh! Bodinya seksi banget. Pake tank top warna putih, yang kayaknya kekecilan buat dadanya sehingga terlihatlah putingnya di balik bajunya. Aku terpesona sekali melihatnya, tapi aku takut dia marah.

Tiba-tiba.. dia nepuk pundakku sambil bertanya, “Maaf mas, kalau ‘pasar ikan’ adanya dimana ya..?”
Aku berusaha menutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Mbak ini becanda ya.. disini mana ada yang jual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..”
“Oh, gicu ya Mas ya..” katanya sambil mikir.
Itulah awal pembicaraan kami rupanya dia tadi hanya memancingku aja, sampai akhirnya kenalan dan ngobrol North-South. Namanya Juliet, umur 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis 1C Malang, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suaminya lagi tugas 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak, karena suaminya menderita impoten.

Setelah ngobrol selama 1 jam sambil makan di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu.

Setelah sampai di rumahnya yang sangat besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja.
Setelah di-klakson sama dia, seorang satpam membuka pintu pagar.
Sebelumnya, Mbak Juliet sudah bilang, “Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suamiku, ya..?”

Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Mbak Juliet memperkenalkan aku sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan malam.
“Ayo masuk Son..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju dulu..” katanya setelah pembantunya pergi ke dapur.
“Eee.. mbak.. kamar kecilnya dimana ya..?”tanyaku.
“Ayo deh, Mbak tunjukin..”katanya sambil menggandeng tanganku.

Sampai akhirnya tiba di kamar mandi.
“Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.
Aku langsung ke sana, dan ketika mau menutup pintu, Mbak Juliet tiba-tiba menahan pintu dari luar kamar mandi sambil berkata dengan genit, “Jangan lama-lama ya Son..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.

Pas lagi pipis, mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik botol-botol sabun. Ketika kuambil.., ternyata penis plastik yang berwarna hitam..! Lalu..
Karena pintunya tidak kukunci, secara diam-diam Mbak Juliet masuk ke kamar mandi. Karena saat itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Mbak Juliet meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan itu, sedangkan tangan kanannya meremas kontol-ku.
“Ini mainan aku Son, kalau lagi kesepian..” bisiknya tepat di telingaku.
Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dengan deras sekali..
“Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli Son..” desahnya.

Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia berusaha membuka celanaku dari belakang.
“Hhh.., jangan Mbak..!” aku berusaha mengingatinya.
Tapi.. kenapa Son..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilat leherku.
“Hhh.., Sony masih perjaka mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar Mbak ajarin deh.. nikmat kok Son.. mau ya Son..?”katanya
“Tapi mmbakk.. hh..”teriakku.
“Ayo ikut ke kamar Mbak aja ya.. biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.

Dia menuntunku keluar kamar mandi sampai di pinggir ranjang, langsung memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tangannya kembali berusaha membuka celanaku. Aku yang sudah pasrah dan bengong, mendekap tubuhnya yang sexy dan montok.

Setelah celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan akhirnya ke penisku. Dia mengurut penisku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya.. ohh..?” desahku.
“Kamu tetap berdiri, ya Son.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.
Aku mengangguk saja.
“Kontol kamu.. Sonn.. enak banget.. hhmm..!”
Tiba-tiba dia langsung menghisap penisku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.
“Ohh..?” desahku keenakan.
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”
Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulutnya, sementara kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.
“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku saat dia menghisap dengan bernafsu.
Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus sampai akhirnya dia seperti kelelahan.
“Hmm.., kontol kamu enak banget Son..” katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.
Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.
“Udah lama saya nggak ngisap kontol seenak ini, Son..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya sambil mencium kepala kemaluanku,”Panggil Jull.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.

Kembali dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk seperti lidah ular. Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku. Aku juga tidak mau kalah, ikutan membuka baju-nya. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. Ternyata dia tidak memakai BH. Jadi sekarang hanya sisa CD-nya aja.

“Ayo, hisap dong tetekku Son..” desahnya.
Aku tidak menunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara yang bulat itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Juliet mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang.
“Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Son.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” desahnya.
Aku dengan semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.
“Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sambil menggelinjang.
Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa Juliet. Tangan kananku mulai menjelajah memeknya yang masih tertutup CD. Wah, sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku menyelinap di antara Labia majora, kerasa sekali beceknya.

Pinggulnya mulai naik turun, rupanya Juliet sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku menyentuh klitorisnya, makin kencang goyangannya. Seakan berusaha agar jariku tetap di klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang ada di kemaluannya,”Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.
Sekarang ciumanku sudah pindah ke lehernya yang jenjang dan harum mulus. Memeknya tetap dihibur dengan jariku, sementara tanganku yang lain membelai rambut indahnya.
“Udahh.. Son.. aku nggak tahan say.. sst..!” kata Juliet.
Lalu dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. Dia langsung menempatkan lubang kemaluannya tepat di depan wajahku dan secara perlahan dia buka CD-nya dengan membuka ikatan tali di sampingnya. Tercium semerbak wangi memeknya yang benar-benar membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang memeknya.
“Hm.., wangi sekali Jul. Sony suka baunya..” kataku.
“Kamu suka bau memekku, Son..?” katanya manja.
“Ya Jul, dua-duanya say..”
“Kalo gitu, jilatin dong say memekku..!” katanya sambil menurunkan memeknya ke wajahku.
“Ayo jilat, Say..!” desahnya.
Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat memek dan anusnya. Dan semua yang ada di sekitar kemaluannya kujilat dan kuhisap.
“Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Son.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ohh..” desahnya.
Wajahku benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya terus memeknya di wajahku, kadang berputar-putar. Lalu, Juliet mengubah posisinya jadi di bawah, tapi tetap sambil kujilat memeknya. Dia menggeliat-geliat, kadang menyentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Kadang mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit dengan kedua pahanya yang putih mulus itu.

“Ahh.. ohh.. oohh.. Jul mau keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.
Saat dia menjerit-jerit cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di samping ranjang.
“Jul.. kamu nggak pa-pa kan..”kataku bingung.
Tidak lama kemudian Juliet tersadar..
“Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa brenti sih Son..?” setengah menjerit, lalu celingukan mencariku.
Setelah melihatku ada di sampingnya sambil bengong, Juliet benar-benar geram.
“Kamu.. bener-bener jahat Son..!”
Juliet memasukkan 2 jari kirinya ke memeknya.
“Sony.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.
“Tapi, Jul kan tadi menjerit.. Sony jadi ketakutan..” kataku.
“Aduh.. kamu kok culun amat sih Son.. dasar perjaka.. tapi nggak pa-pa deh..”katanya.
Untung diluar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dengan suara hujan.
“Sini dong Son..!” pintanya manja.

Karena aku bengong terus lalu dia dengan meraung seperti macan dia melompat dari ranjang, berusaha menerkamku. Tapi gagal, karena aku berkelit karena ketakutan. Aku berusaha menghindar dari sergapannya yang dipenuhi hawa nafsu.
“Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berusaha mengejarku.
Kami berdua seperti penjahat dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran.

Karena kelelahan aku berhasil ditangkapnya. Aku langsung duduk di kursi sofanya. Lalu, tanpa basa-basi lagi, Juliet langsung duduk berhadapan di pahaku. Bulu kemaluannya terasa lembut menyentuh pahaku, sedangkan batang kemaluanku merapat di perutnya.
“Mau lari kemana, Son..? Jahat..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku, rasanya nikmat sekali.
“Orang Jul lagi mau ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu nggak boleh, Say..!” omelnya sambil menatap tajam.
“Ya Jul.. Sony salah..” kataku.
Lalu kupagut bibirnya yang basah itu. Langsung dibalas dengan ganas. Juliet memelukku dengan erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke kontolku.

Kemudian dia menghentikan pagutannya, lalu tersenyum mengejekku.
“Kamu udah bikin Jul pusing, kamu harus Jul hukum..” katanya.
“Dihukum apa Jul..?” kataku penasaran.
“Hukumannya ini Son..” lalu Jul meraih kontolku dan langsung dimasukkan ke memeknya, “Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!”
Lalu, Juliet langsung menggenjot kontolku UP-DOWN.

Aduh, benar-benar nikmat nggak tahunya. Begitu ketat mencengkeram kontolku. Sementara itu, di depan wajahku terpampang payudara besar yang terguncang-guncang.
“Ahh.. oohh.., kontol kamu.. enak Son.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.
Aku tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik melumat teteknya. Tanganku mengelus-elus sekitar pantat semoknya sampai belakang memeknya, biar dia benar-benar puas.

“Ah.. ah.. terus Son..! Jangan berhenti Say..! Jul, suka ngentot sama kamu.. hh enak.. ohh.. ahh..!” jeritnya.
Kadang kusentak juga dari bawah, dan Juliet senang sekali kalau sudah begitu.
“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”

Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot kontolku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. Lalu aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia mengocok kontolku dengan memeknya yang luar biasa. Sebagai ganti sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat. Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya lumayan berat. Jadi aku balik ke ranjang.
“Kamu di bawah ya, Say..! Jul suka di atas.. ss..” desisnya manja.
“Ya.., buat Jul.. apa aja deh..!” kataku.

Tanpa banyak buang waktu, Juliet kembali melanjutkan goyangannya. Kadang goyangnya benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas payudaranya, seperti di film-film Vivid. Atau dengan merebahkan kepalanya di dadaku. Sambil mengocok, seperti biasa dia suka sekali berkata kotor.
“Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. enak kan, Say..?”
“Enakk.. banget, Jul..” lenguhku.
“Seneng khaann.. Son..!”
“Ya, .. sseneng.. ohh..”
“Jul.. sukka.. kontol kamu.. Son.. oohh..” desahnya manja.
“Sony juga suka memek Jul.. ohh..” desahku.

10 menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena kontolku sudah berdenyut. Rupanya Juliet juga begitu. Dinding memeknya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya pun sudah mulai mengganas, seperti saat dia menjerit tadi.
“Oohh.. Son.. Sony mau.. pipis..”
“Jul.. juga Son.. mau keluar.. tahan yah.. Son, kita barengan ya.. Son..!” desahnya.
Lalu, Juliet sudah semakin tegang, makin erat memelukku.
“Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, makin lama makin keras.
Dan, “Teruss.., Son.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Jul keluarr..”
Dia menjerit dan menghentak-hentak dengan ganasnya. Saat itu, otot memeknya betul-betul tegang dan memerah batang kontolku. Dia menyemprotkan banyak sekali cairan..

Lalu,
“Jul.. Sony mau pipis juga.. ohh..!”
“Pipiskan aja di dalam Son.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”
“Crot.. crot.. crot..!” cairankuku muncrat di dalam memeknya.

Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Juliet terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, langsung kubelai.
“Son.., makasih ya.., kamu telah memberi saluran yang selama ini belum pernah Jul rasakan” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut.
“Terus gimana Jul.. tentang rencana selanjutnya..?”tanyaku.
“Entar aja deh, biar Jul pikir-pikir dulu, Son”katanya.
“Bila Jul benar-benar mau cerai ama Fadli. Sony mau jadi gantinya..”kataku.
“Ahh.. yang bener Son.. emang kamu masih mau ama aku.. cewek yang udah tua ini..?”katanya.
“Sony cinta ama Jul sejak pertama kita ketemu. Sony nggak memperdulikan usia Jul berapa yang penting Sony cinta ama Jul..”kataku sambil mengecup bibirnya.
“Ohh.. Son kau sungguh lelaki jantan dan bertanggung-jawab. Sebetulnya Jul juga suka ama kamu tapi khan aku sadar kalau usiaku udah diatas kamu. Tapi, kenyataannya kamu suka ama Jul. Jadi, Jul setuju aja.. tapi Sony sabar dulu ya.. Biar Jul selesaikan urusan dengan suami Jul.. ya manis..”katanya sambil mengecup bibirku lagi.
“Ya Jul, Sony akan tunggu..?”tanyaku.
“Nah gitu dong.. oh ya say.. Sony harus datang kesini dan harus memuaskan Jul setiap waktu.. ya sayang..”katanya.
“Ya say..”jawabku. Lalu, kita berciuman dan akhirnya tertidur pulas.
Related Posts:

* Temanku, Kekasihku
* Lesbi Indo
* Tante Maya Dewi
* udah seksi bugil lagi
* lesbian

Cerita Sex | Cerita Dewasa | Hot Artis | Gambar Cewe
bookmark

03
May
2010
Dua Belas
By Foto Artis Bugil Indonesia , Posted in: Cerita Artis, Cerita Dewasa, Nia Ramdhani
Bangunan pencakar langit itu adalah apartemen kelas atas yang berharga lebih dari 1 milyar per unitnya. Dengan layanan kelas atas serta privasi yang tidak dapat disaingi oleh pengembang manapun unit-unit yang ada semuanya sudah dibeli oleh para bos besar untuk berbagai macam keperluan mulai dari bisnis sampai kesenangan pribadi mereka.

Pada bagian rooftop, terdapat 1 unit yang dilabeli sebagai apartemen VVIP, dengan akses lift pribadi dari basement, yang memungkinkan penghuni apartemen itu dapat masuk dan keluar tanpa diketahui siapapun. Halaman teras depannya adalah atap dari gedung pencakar langit, lengkap dengan kolam renang dan pemandangan yang mencakup seluruh kota.

Bagian dalam apartemen itu, didesain dengan sangat mewah, lengkap dengan berbagai alat elektronik dan hiburan kelas atas. Tidak lupa sistem keamanan yang canggih di setiap sudut ruangan. Kamar tidurnya yang berjumlah 4, semuanya mewah, melebihi kamar suite dari hotel berbintang lima sekalipun.

Dari salah satu kamar tidur itu terdengar sayup-sayup suara dengusan pria, disertai suara ranjang yang bergerak, sesekali terdengar suara erangan wanita setiap beberapa menit. Di atas ranjang beruukuran besar itu terlihat seoarang wanita, bertubuh mungil dengan rambut dipotong pendek, sedang ditindih oleh pria bertubuh gempal yang membuat wanita itu seperti tenggelam dalam tubuh pria tersebut.

Pria itu sedang bercinta, atau lebih tepatnya mungkin sedang menghajar wanita itu dengan penisnya, yang menghentak sekuat tenaga membuat seluruh ranjang yang mereka tiduri berguncang.

Wanita itu tampak sudah kewalahan menghadapi serangan pria itu, mukanya mulai memucat, setelah berkali-kali ia mengalami orgasme karena obat perangsang yang diberikan pria tadi ketika mereka memulai persetubuhan ini.

Tangan wanita itu berusaha mendorong dada pria itu berharap bisa memberinya sedikit waktu untuk bernafas, tapi tangan pria itu langsung menepisnya dan menahannya di atas kepala wanita itu.

“Pakhh, istirahat bentar.. hhkkk, aduuh.. hhhk… capek pakk hhhkk.”

Pria itu hanya menyeringai dan malah makin keras menghentakkan pinggulnya.

“Liat aku! Aku pengen liat mata kamu kalo pas kamu dapet sayang!” kata pria itu melihat wanita itu menutup mata serta menggigit bibirnya menahan linu yang menjalar di bagian bawah tubuhnya.

Setelah beberapa menit kemudian, wanita itu kembali mengerang, merasakan tubuhnya diserang nikmat orgasme yang tidak bisa ia tahan atau kendalikan lagi, selang beberapa manit, orgasme itu kembali lagi. Mata wanita itu melotot ketika kenikmatan itu begitu tajam membelah tubuhnya. Ia merasakan otot vaginanya begitu kaku mengalami orgasme berulang seperti itu.

Tetesan keringat dari muka pria yang menindih tubuhnya menetes ke muka wanita itu, ia melihat wajah pria itu menegang, dan segera setelah itu penis yang ada di dalam vaginanya seakan mengembang dan seiring dengan geraman keras pria itu, ia merasakan semburan sperma di dalam vaginanya. Ia memejamkan matanya merasakan cairan hangat memasuki daerah pribadinya.

Pria itu berguling ke samping wanita itu, penisnya masih terlihat tegang, hanya sedikit mengecil tidak sebesar ketika ia mulai menyetubuhi wanita itu. Melihat penis itu, wanita itu sadar, bahwa persetubuhan itu masih jauh dari selesai. Tapi apa daya, ia harus melayani pria itu, demi karirnya yang tidak bertambah seiring dengan bertambahnya umur. Walapun sudah dibantu dengan begitu banyak gosip yang membuat namanya sering disbut-sebut di TV tapi ia masih belum merasa puas. Walaupun ia sudah behubungan dengan seoarang pemuda yang kaya, tapi ia tetap harus mencari sumber panghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang mewah karena ia sudah terbiasa dengan suami yang kaya, jadi sulit merubah kebiasaan hura-hura itu.

Pria besar itu meraih remote TV dan menekan tombolnya, memilih-milih channel, sampai akhirnya sampai ke sebuah berita infotainment. Ia terkekeh melihat berita yang ditayangkan, sambil melirik wanita mungil itu. Ia melihat wajah wanita itu masam.

“Dasar lonte, gak bisa liat orang seneng. Bisanya gangguin barang orang aja nih lonte.” kata wanita itu sambil mencibir.

Ia menggeliat dan memeluk tubuh pria itu dari samping.

“Pak, bapak bisa tolong aku gak pak?” ia berkata dengan gaya manja, sementara jarinya mengusapi puting pria itu. “Aku pengen kerjain cewek itu pak, bikin dia nyesel setengah mati gangguin manean aku pak.”

“Kerjain gimana?”

“Ya dikerjain pak, diabisin juga gak pa pa, kan bapak ahli kalo soal gituan pak.” lidah wanita itu sekarang menjilati puting pria itu berharap keinginannya dikabulkan.

“Ya bisa sih, tapi aku dapet apaan?” kata pria itu. “Kalo cuman dapet dia doang aku males, yang lebih cantik juga banyak.”

“Apa aja yang bapak mau dari aku akan aku kasih pak. Beneran pak, asal bapak beresin tuh anak.” jawab wanita itu. “Bisa ya pak? Mau ya pak?”

Pria itu melirik wanita itu, sambil tersenyum ia menjulurkan tangannya, kemudian menusuk lubang anus wanita itu.

“Aku mau ini. Gimana?”

Wanita itu mengigit bibirnya, selama ini ia selalu menolak melakukan anal sex, selain belum pernah, ia juga ngeri dengan ukuran dan daya tahan pria itu. Tapi dendamnya begitu besar.

“Aku siap layani bapak.”

Ia mengangkat tubuhnya sambil membasahi jari-jarinya dengan mulut dia membelakangi pria itu yang sudah berlutut di atas ranjang. Kemudian, sambil membungkukkan badannya, wanita itu mengolesi lubang anusnya, dengan ludah dan sisa sperma yang ada di vaginanya.

Tubuh wanita itu bergetar ketika merasakan kepala penis pria itu menempel dan mulai mendorong masuk.

Dari balik pintu kamar itu dapat terdengar jelas, erangan diikuti dengan jerit kesakitan wanita itu, ketika mereka mulai melakukan anal sex itu.

♀♂

Tuan 0 sedang melihat iklan di TV yang ada di ruangan pribadinya di pulau itu ketika ponselnya berbunyi. Pada layarnya tertera “7-Gafar”

“Selamat malam Tuan Gafar, ada yang bisa kami bantu?”

Tuan 0, dengan seksama mendengarkan perkataan dari Gafar, sambil sesekali melihat layar komputernya yang menampilkan email yang dikirimkan Gafar sesaat sebelum menghubungi Tuan 0.

“Tentu saja bisa Tuan, tidak ada masalah, akan segera kami siapkan. Maksimal dalam waktu seminggu apa yang Anda ingin sudah ready.”

Tuan 0 tersenyum ketika ia mendengar perkataan dari Gafar.

“Tidak ada masalah Tuan, tapi ketiga pengawal saya tentu saja harus tetap ikut untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Dan mengenai keinginan Tuan untuk share ke orang lain, itu juga merupakan hak Tuan pribadi, selama Tuan bisa menjamin keamanannya, kami tidak ada masalah.”

Tuan 0 tersenyum melihat foto yang dikirim melalui email oleh Gafar tadi, ia tertarik juga dengan korban Gafar, dan pikirannya sudah mulai melayang membayangkan hal-hal mesum yang bisa ia lakukan pada gadis yang ada di foto itu.

“Baik Tuan, begitu dia ready, kami akan kontak dan kami kirimkan ke tempat Tuan. Terima kasih.”

Sambil tersenyum puas, Tuan 0 menekan tombol di teleponnya serta kembali melihat foto gadis itu.

Pintu ruangan Tuan 0 terbuka, dan masuklah Kamal beserta Kahar dan Karjo. Mereka bertiga melirik foto gadis yang sekarang terpampang di layar besar yang ada di ruangan itu. Mereka menunjukan rasa tertarik yang sama dengan Tuan mereka.

“Itu target kita untuk Tuan 7, nama, alamat dan tempat dimana dia hang out ada semua di dokumen yang sedang aku print itu. Setelah kalian ambil dia, kalian bawa ke sini dulu, setelah itu baru urusan kalian. Maksimal minggu depan dia harus sudah bisa kita deliver ke Tuan 7.”

“Siap Bos!”

Mereka keluar dari ruangan itu sambil membawa satu set dokumen, dan pada sampulnya bertuliskan : Tuan 7 – Asha Shara
Nia Ramadhani mengerang ketika merasakan sebuah penis menembus vaginanya. Ia bertumpu lutut dan bahunya berusaha agar tidak jatuh tersungkur ke depan, ketika pria di belakangnya menghentak lagi, memaksakan seluruh penis itu masuk ke dalam vaginanya. Nia mendengar pria itu mengerang nikmat merasakan otot-otot vaginanya yang seakan meremas penis pria itu. Nia memejamkan matanya seiring pria itu mulai menyetubuhi dirinya sambil mendengus penuh kemenangan.

Pria itu adalah pria ketiga yang Nia layani, ia sudah tidak tahu lagi berapa jam ia ada di ruangan itu, yang jelas kemarin malam ada sebuah SMS datang yang isinya perintah agar ia menunggu di sebuah tempat pada pukul 12 siang esok harinya. Ia harus mengarang berpuluh alasan pada manajernya, pada suaminya, agar ia bisa pergi sendiri dan menunggu di tempat itu.

Hampir tiga bulan berlalu semenjak Nia pertama kali datang ke pulau itu, dan mengetahui bahwa ayah mertuanya yang ada dibalik perkosaan pada dirinya, dan menjadikan dirinya budak para pria yang ada di pulau itu. Ayah mertuanya juga tidak pernah bosan memperingatkan agar Nia tidak sekalipun berpikir untuk menceritakan pada siapapun atas apa yang terjadi pada dirinya, atau seluruh keluarganya akan mengalami hal yang tidak pernah Nia bayangkan sebelumnya.

Ini adalah pertama kali Nia kembali ke pulau itu setelah pernikahan dirinya dulu. Setelah sampai di pulau tadi, ia ditelanjangi, tangannya diborgol kebelakang dan dibawa masuk ke sebuah ruangan dengan pintu jeruji. Tak berapa lama, seorang pria datang, menarik tubuhnya dan menyetubuhinya, setelah pria itu selesai, pria yang lain datang dan kembali memperkosanya. Dan sekarang Nia hanya bisa menangis merasakan pria dibelakangnya menampari pantatnya supaya ia bisa mendengar Nia merintih. Nia sudah tidak mampu lagi menjerit keras ketika pria itu meremas buah dadanya yang sudah memerah.

Beberapa menit berlalu, ketika sayup-sayup Nia mendengar langkah kaki. Dengan kepala tersungkur ke lantai, Nia hanya bisa melihat empat pasang kaki berdiri di depan pintu yang terbuka. Tiga diantaranya mengenakan sepatu, sedangkan satu pasang bertelanjang kaki.

“Wah, wah lagi enjoy nih kayaknya!” Nia mendengar suara dari salah satu orang yang berdiri di depannya.

“Hggghhh, heeekhh, wah gila banget nih cewek, gak abis-abis enaknya. Heekkhh, heekkkh…” pria di belakang Nia makin memacu goyangannya, membuat Nia mengerang antara nikmat dan nyeri.

“Barang baru tuh? Punya siapa dia?”

“Punya Boss no 7. Barusan dipake ama Big Boss, besok mau didelivery.”

“Wah wah, mantep juga selera dia ya, kirain sukanya ama STW doang. Ha ha ha!”

Keempat pria dalam ruangan itu tertawa terbahak-bahak.

“Gue test drive dulu dong! Boleh gak?!” sambil terus menghujamkan penisnya ke vagina Nia, pria itu berbicara kepada tiga pria yang ada di depan pintu tadi.

“Wah, gimana ya, kata Big Boss langsung masuk kamer Bos..”

“Iya bos, bisa kena marah kita kalo ketauan.”

“Halah, gak bakal gue bilangin! Big Boss kemana?”

“Lagi ke apartemennya Bos! Besok baru balik.”

“Nah kan.. Udah kasih aja ke gue! Gue pake disini aja, mumpung gue udah mau keluar nih.. Hhhhk, hhhkkk!!” gerakan pria itu makin cepat membuat tubuh Nia terdorong-dorong hingga bahunya memerah.

Dan akhirnya pria itu mengerang keras sambil memegangi pinggul Nia dan menahannya sementara Nia merasakan sperma hangat menyembur ke dalam vaginanya, membuat Nia sendiri mengigit bibirnya karena gelombang orgasme pun datang berbarengan. Ia merintih kehabisan tenaga setelah berkali-kali orgasme melayani tiga pria berurutan.

Pria itu kemudian menarik penisnya, dan berdiri menunggu.

Nia dengan susah payah bangkit, dan membuka mulutnya menelan penis pria itu serta mulai membersihkannya dari sisa cairan sperma serta orgasmenya sendiri. Setelah selesai, ia menundukkan kepalanya.

“Terima kasih Tuan.”

“Gimana? Dikasih kagak nih?” tanya pria itu. “Udah daripada ntar kalian bengong, kalian pake dia aja, sementar gue pake barang baru itu! Oke?!”

Nia menggigit bibirnya lagi, tubuhnya bergetar ketakutan membayangkan harus melayani tiga pria lagi.

“Wah, boleh deh bos! Tapi antara kita aja ya! Jangan sampe ada yang tau, gak enak ama yang laen.”

“Nah gitu dong!”

Pria itu kemudian mengambil jas yang tergeletak di lantai, mengeluarkan sebuah buku, lalu menuliskan sesuatu dan merobeknya.

“Nih buat kalian! Bagi rata ya! Gak usah bilang Big Bos, gak enak gue!” pria itu memberikan selembar cek kepada salah seorang dari mereka.

“Wah bos! Makasih banyak bos! Makasih bos!”

“Sip deh! Ya udah kita mulai aja pestanya! Kalian pake aja nih!” pria itu mendorong kepala Nia hingga tersungkur di hadapan kaki tiga pria tadi.

Nia mengangkat kepalanya, dan melihat wajah Kamal, Kahar serta Karjo menyeringai menatapnya.

“Jangan! Istirahat dulu! Saya capek sekali! Saya mohon!” Nia susah payah bangkit sambil menarik tubuhnya menjauh, tapi ia kalah cepat, Kahar menangkap kakinya dan menariknya. Dalam sekejap ketiga pria tadi sudah membuka semua pakaian mereka dan menerkam Nia.

“Jangan! Ampun! Berhenti dulu! Ampun!” Nia menjerit-jerit.

Dalam jeritannya, Nia juga mendengar jeritan lain, dari sudut ruangan lain. Ia mencari asal jeritan itu dan melihat seorang gadis, dengan tangan terikat ke belakang juga, telanjang bulat, sedang ditindih oleh pria yang ia layani tadi. Penis pria itu sudah terlihat tegang kembali ketika dipaksa dimasukan ke dalam mulut gadis itu.

Nia merasakan nyeri di vaginanya ketika penis Kahar berhasil masuk, sementara Karjo dan Kamal mengigiti puting susunya. Ia mengerang, pandangannya buram karena air mata yang kembali mengalir. Ia melihat wajah gadis itu, sepertinya ia pernah melihatnya. Tubuhnya gadis itu lebih berisi dari tubuh Nia, dengan buah dada yang padat serta lebih besar dari Nia.

Tapi pandangan Nia tiba-tiba tertutup oleh selangkangan Karjo yang memasukan penis kedalam mulutnya.Impian Sang Suami

Saat itu, aku mengantarkan istriku di sebuah seminar dua hari di sebuah hotel berbintang dan aku menginap di suatu penginapan di kota itu, untuk menghemat ongkos kamarnya cukup bagus dan kamar yang tersisa hanya kamar double beds. Istriku ditunjuk sebagai wakil dosen di universitasnya dan rencananya seminar itu akan siadakan dua hari dimana dimuali pukul 8 pagi sampai pukul 2 siang.

IstrIku yang bahenol saat itu mengenakan blaser kuning berleher rendah sehingga kedua payudara montoknya tampak dari balik blaser kuningnya dan tampak remang remang puting susu istriku di balik blasernya karena saat itu istriku yang sudah berumur 40 tahun memakai BH tipis dan pantat bahenolnya begitu menggoda saat berjalan dengan goyangannya karena istriku memakai rok span elastis hitam walaupun perutnya sudah tak kecil lagi dan memakai sepatu bertumit tinggi.

Sering aku berpikiran buruk agar istriku menyeleweng dan aku dapat menemuinya dengan mengintip bagaimana saat istriku “digarap” lelaki tua. Istriku memang pernah cerita kalau salah satu mahasiswanya di kelas yang berada di luar kota pernah “mempermainkan” daerah sensitifnya di selangkangannya, sehingga istriku tak berani berdiri lama-lama di kelas dan duduk di meja pengajar yang ditutup oleh taplak meja saja.

“Mas nanti nggak usah dijemput karena sudah disediakan angkutan oleh panitia. Mas, capai tidur saja, kalau mau pijit saja, biar nanti malam tambah ‘greng’,tapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku “Yah, cari tukang pijit kakek kakek, sekalian mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh “Biar, selain memijit juga menyuntik iniku,” kata istriku tertawa sambil menunjuk selangkangannya “Bener ?”kataku “Boleh kan, mas? tanya istriku “Kau memang pingin to, dik?” tanyaku “Ya, aku pingin mas,” kata istriku vulgar menatapku dengan tajam “Boleh, kan?” kata istriku merayu “Kalau kau suka dan senang ?” jawabku

Sesampai di penginapan, aku minta resepsionis untuk mencarikan tukang pijit. Sampai aku makan siang, barulah muncul tukang pijit itu, orangnya tua memakai ikat kepala dan membawa tas kulit kumal, berbaju hitam, dan celana komprang selutut, dia menyuruhku memakai sarung.

“Siapa namanya, pak,” aku bertanya saat tukang pijit mulai memijitku. “Orang memanggil saya, Mbah Demo, mas,” katanya Menurut ceritanya, dia ahli pijit urat dan bisa membuat lelaki tambah greng dan dia mampu memperbesar kemaluan laki laki dan segudang cerita lainnya, bahkan ada cerita Mbah Demo yang membuatku bergidik, yaitu kalau dia bisa membangkitkan gairah seorang wanita tanpa menyentuh. Dia bahkan pernah membuat salah satu istri pejabat jauh- jauh datang dan menginap di rumahnya di desa untuk minta dipuaskan.

Mbah Demo terus memijit dan akhirnya aku disuruh bersandar di tempat tidur dan menyuruh menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan pada saat aku dipijit batang kemaluanku dan beberapa saat kemudian kulihat batang kemaluanku membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Demo cepat-cepat menutup sarungku, kulihat istriku masuk. “Simpananmu, mas?”tanyanya berbisik saat melihat istriku. “Istri saya, mbah,”kataku “Ah, jangan bohong, perempuan ini bisa “dipakai”,”katanya. Belum sempat aku menjawab “Aku juga bisa membuat mas tak berkutik,”katanya dan aku meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti mengejang dan aku tak dapat bergerak.

“Sudah pijatnya, mas,”kata istriku “Belum, jeng,” Mbah Demo yang menjawab. “Kenalkan ini istri saya, Mbah Demo,”kataku. “Bener to, jeng?katanya. “Lho, iya mbah kan hotel ini nggak boleh bawa-bawa, memang apa mbah melihat saya oang yang nggak bener” kata istriku sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Demo. “Saya istrinya,” istriku memperkenalkan diri mendekati Mbah Demo yang duduk di pinggir ranjangku. “Saya, Mbah Demo,”katanya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku. “Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih.

“Saya kira jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Demo. “Wah, kebetulan saya bawa surat nikah, mbah,”kata istriku mengambil surat nikah dari tasnya dan menyodorkan setengah membungkuk dan kulihat mata Mbah Demo langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Demo menatap tajam gundukan daging payudara istriku bagian atas.

“Jeng, pijet ya,” kata Mbah Demo “Saya, nggak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus “Nggak Mbah Demo nggak perlu megang?.”katanya sambil berdiri dan menuju ranjang satunya, aku tak dapat berbuat apa apa saat istriku merebahkan dirinya di kasur empuk itu tanpa melepas sepatu tumit tingginya. Mbah Demo duduk dipinggir ranjang pantatnya bersebelahan dengan pantat bahenol istriku yang rebahan. Kulihat Mbah Demo membuka telapak tangannya dan hanya segenggam jaraknya dari tubuh istriku bergerak diatas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan kedua betis istriku.

“Gimana jeng, enak”tanya Mbah Demo “Waah, kok bisa ya nggak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku “Enak kan jeng,” Mbah Demo bertanya lagi “Ya ?”kata istriku “Ya apanya?”tanya Mbah Demo “Enak rasanya..”kata istriku “Jeng, Siapa namanya?”tanya Mbah Demo “Yati, mbah?”jawab istriku “Jeng Yati, tadi enak, kan?tanya Mbah Demo lagi “Iya, mbah enak,” kata istriku “Kalau ini nggak enak Jeng Yati, tapi nikmat..”kata Mbah Demo

Kulihat Mbah Demo mengembangkan telapak tangannya diatas kedua payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Demo menutup telapak tangannya dan membuka lagi seolah Mbah Demo tengah meremas remas payudara montok istriku. “Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan kedua tangan istriku menekan dibawah ketiaknya sehingga kedua payudara montoknya semakin menggelembung dari balik blaser nya. “ooh mbbaaaaah Demoooo ?.”istriku merintih ketika tangan Mbah Demo semakin cepat membuka menutup meremas dari jauh kedua payudara montok istriku yang masih terbalut blaser kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satu tangan Mbah Demo seolah memelintir puting susu istriku dan tampak jelas kedua puting susu istriku tersembul dari balik blaser nya. “maaas mbaaaah Demooooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Demo sepertinya memelintir sambil menarik kedua puting susu istriku.

Mbah Demo semakin lama semakin menguasai istriku dan rupanya istriku hanya bisa mendesis dan mendesah oleh perlakuan Mbah Demo. “Ayo buka kancingnya,”perintah Mbah Demo Istriku yang mengerang “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.” istriku seperti ada yang menarik tubuhnya dan terduduk di ranjang walaupun mulutnya menolak tapi kedua tangannya membuka satu kancing blaser kuningnya dan aku tertegun saat istriku melepas kaitan BHnya di belakang dan menarik BHnya sendiri hingga tali talinya terputus. “Ayo mbah haus,” kata Mbah Demo.

istriku membuka tiga kancing blaser nya dan dengan sendirinya kedua payudara montok istriku dimana kedua puting susunya yang menegang tersembul keluar dari blaser kuningnya.

“Aku haus Jeng Yati, aku dari tadi capek mijit kangmasmu, tapi gak dikasih minum, aku pingin minum,”kata Mbah Demo sambil seolah mengusap kedua payudara istriku yang langsung mengerang “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”, tapi istriku memegang paayudara kanannya bagian bawah dan menyodorkan ke mulut Mbah Demo dan Mbah Demo langsung mencaplok payudara kanan istriku yang disodorkan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu mau keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Demo menyedot nyedot payudara kanan istriku yang mengeluarkan air susu. Mbah Demo menarik tubuh istriku hingga turun dari ranjang dan istriku kini berdiri menyorongkan badannya di depan Mbah Demo yang duduk di ranjang karena tangan kiri Mbah Demo memeluk punggung istriku sedangkan tangan kanan Mbah Demo meremas remas payudara kiri istriku.

“Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan kedua tangan istriku memeluk kepala Mbah Demo yang mengenakan ikat kepala. Rupanya sedotan Mbah Demo pada payudara kanan istriku begitu kuat dan cepat hingga beberapa menit saja air susu payudara kanan istriku pun habis dan Mbah Demo langsung melahap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” terdengar lagi saat Mbah Demo dengan ganasnya menyedot air susu payudara kiri istriku yang terus mengerang tak karuan. Begitu ganasnya Mbah Demo menyedot air susu payudara kiri istriku, istriku pun menekan kepala Mbah Demo ke dadanya hingga ikat kepala Mbah Demo terlepas dan kulihat kepala botak berambut jarang itupun tampak, gilanya istriku memeluk kepala Mbah Demo. Tampak kedua mata istriku terpejam mendapat perlakuan ganas Mbah Demo pada payudara kiri istriku dan Mbah Demo menghentikan sedotannya saat air susu istriku habis.

“Nikmat kan Jeng Yati,”tanya Mbah Demo Istriku hanya diam dan menoleh padaku kemudian mendesis kembali saat telapak tangan kanan Mbah Demo di depan selangkangan istriku. Ttangan kanan Mbah Demo seolah menggosok selangkangan istriku sehingga istriku berjinjit karenanya. Rupanya Mbah Demo mempermainkan istriku dan Mbah Demo membiarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkat angkat ke atas sementara tangan kirinya meraih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku berbunyi “cek cek cek” menandakan lendir vagina istriku sudah keluar.

“Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan tubuh istriku limbung dan Mbah Demo memeluk istriku dan mendudukan istriku di samping kiri Mbah Demo. Kini istriku yang sudah lunglai tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Demo, kepala istriku bersandar dibahu kiri Mbah Demo, kedua payudara montoknya keluar dari blaser kuningnya, sementara kedua kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, sehingga celana dalam sutera putihnya tampak. Tangan kanan Mbah Demo meraih bungkusan putih itu dan aku begitu ngeri dan jijik melihat sesuatu entah apa namanya, sesuatu sebesar batang kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau mempunyai gurat gurat melingkar seperti sekrup dan mempunyai seperti duri duri di sana sini.

Bungkusan di tangan kanan Mbah Demo didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melompat di paha kiri istriku yang langsung menjerit tertahan “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Demo menyingkap rok span hitam elastis istriku dan begitu melihat sesuatu yang merambat dipaha kirinya, istriku langsung lunglai dipelukkan Mbah Demo. “Lihat Jeng Yati,”katanya sambil memaksa istriku melihat benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. Mbah Demo bukannya mengambil benda itu, tapi malah menundukkan kepala istriku agar bisa melihat sedang apa benda yang semakin mendekati selangkangan istriku dan Mbah Demo meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan sehingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat terlihat.

Benda itu mendengus dan tampak olehku asap seluar dari liang berbibirnya menyembur bulu bulu kemluan istriku yang langsung memejamkan kedua matanya dan mendesis “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Tiba ?tiba benda itu mematuk ke bagian atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”meluncur kata kata istriku seperti seorang pelacur saat lubang berbibir benda itu melahap kelentit istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku merintih rintih dan pantat bahenolnya berguncang tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku memeluk pinggang Mbah Demo kencang. Keringat istriku mengucur deras nafasnya menderu deru menahan nafsu birahinya

Rupanya benda itu semakin ganas mengulum dan menyedot nyedot kelentit istriku sehingga tubuh istriku benar benar bergetar hebat, tangan kiri istriku meremas sprei ranjangnya hingga “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dan kedua kakinya mengejang lurus terkangkang mencapai orgasme di sore hari itu.

Mbah Demo membiarkan istriku sampai nafasnya tenang dan kemudian menegakkan tubuh istriku yang lunglai berdiri dan memeluk istriku dari belakang dimana kedua payudara istriku keluar dari blaser kuningnya dan rok spannya tersingkap sampai diperutnya. Mbah Demo menuntun istriku ke ranjangku. Kulihat benda itu membujur sepanjang bibir vagina istriku dan Mbah Demo memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya. Aku hanya dapat menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti gerakan mengempot bibir vagina istriku yang langsung mendesis desis “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”Pantat bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas merasakan kenikmatan empotan benda itu pada bibir vaginanya. Tak lama kemudian desis istriku semakin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk kedua kalinya pantat bahenol istriku tersentak sentak begitu kerasnya saat orgasme keduanya berlangsung.

Mbah Demo tetap memegang tubuh istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sementara tangan kanannya menarik paha kanan istriku hingga berdiri terkangkang. Kulihat benda ulat itu tetap mengulum kelentit istriku dan tiba tiba ekor ulat itu mengacung ke atas dan tangan kanan Mbah Demo langsung membuka lebar bibir vagina istriku yang basah dan ulat itupun melingkarkan bagian ekornya saat Mbah Demo membuka lebar-lebar Akupun merinding aaat ekar ulat itu menempel di bibir vagina istriku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu merambat menembus liang vagina istriku. “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu semakin dalam menusuk liang vagina istriku.

Secara refleks istriku membuka kedua kakinya dan tubuhya menyorongkan tubuhnya ke depan sehingga kedua payudara montok istriku yang menggantung segera ditangkap oleh tangan kanan Mbah Demo dan meremas remas payudara istriku, sedangkan tangan kirinya yang menopang tubuh istriku ikut ikutan meremas remas payudara istriku. Tubuh istriku mengelinjang tak karuan menerima tiga sengatan birahi sekaligus, dimana kedua payudaranya secara bergantian di remas remas tangan mbah Demo, sedangkan kelentitnya dikulum dan disedot sedot mulut ulat itu dan liang vagina istriku dijejali tubuh ulat yang berbulu seperti duri dan bergurat di tubuh ulat itu. Pantat istriku menungging nungging dan kedua tangan istriku ke belakang memegang kencang pinggul Mbah Demo yang menggesek gesekkan selangkangannya ke pantat istriku. “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tak karuan, sekali kali gerakan pinggulnya maju mundur dengan cepatnya.

“Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengerang saat orgasme ketiganya dan tubuh istriku terhuyung ke depan dan tersungkur di lantai, sedangkan kedua kakinya menekuk kedua lututnya menopang tubuhnya yang bersimba peluh di lantai, sehingga posisi istriku menungging. Istriku benar-benar tak kuasa karena baru kali ini istriku orgasme lebih dari dua kali dan kulihat Mbah Demo yang menopang tubuh istriku mengikuti arah tubuh istriku tersungkur di belakang tubuh istriku dan melihat istriku menungging, Mbah Demo langsung membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga anus istriku terlihat. Mbah Demo semakin membuka pantat istriku dan anus istriku pun terbuka dan tanpa jijik Mbah Demo menjilati anus istriku yang membuat tubuh istriku berkelejot dan tersentak, “Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh .. oooh ? enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengerang erang tak karuan tubuhnya seolah menggigil dan pantat istriku seolah disengat oleh listrik ribuan volt goyangannya menggetarkan pantat bahenolnya. “Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Demo menjulurkan lidahnya menembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Demo maju mundur mengeluar masukkan lidahnya yang panjang ke dalam anus istriku.

Erangan istriku semakin kencang dan tubuh nya bergetar hebat menerima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan liang vaginanya bersamaan, sehingga desisan istriku seolah seperti orang yang menangis tersedu sedu merasakan nikmatnya rangsangan Mbah Demo dan ulat yang menyumpal liang vaginanya.. “Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan kedua tangannya tergenggam erat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengerang dan pantat bahenolnya tersentak sentak saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku tengkurap dan tersungkur di lantai. Hanya pantat bahenol istriku yang sekali kali bergetar hebat dan tubunya tak kuasa bergerak dan nafas istriku masih memburu, kedua matanya tertutup, mulutnya masih mendesis desis lemah menikmati kenikmatan baru dimana ketiga serangan birahi di daerah paling sensitif istriku di serang dengan gencarnya.

Tiba tiba Mbah Demo memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah batang kemaluannya yang sudah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan mempunyai ujung seperti jamur besar itupun di pegang oleh tangan kanannya dan menarik kedua pangkal paha depan istriku sehingga istriku menungging kembali dan kedua tangannya kembali membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga lubang anus istriku menganga kembali dan Mbah Demo meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur lagi menerobos masuk ke lubang anus istriku dan Mbah Demo terus meludahi dan mengeluar masukkan lidahnya hingga benar-benar penuh ludah Mbah Demo.

Mbah Demo memegang batang kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku lemah saat Mbah Demo dengan tenaganya yang masih greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku. istriku mengerang dan mengernyitkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.” pantat istriku bergetar lagi saat ulat itu mulai merangsang kelentit dan liang vagina istriku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur batang kemaluan Mbah Demo perlahan tapi pasti melesak ke lubang anus istriku. “Amppuuuuuucccccchhhhhh ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “pantat istriku bergetar lagi, rupanya setiap Mbah Demo menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di liang vagina istriku bergetar dan mulut ulat itu menyedot kelentit istriku bersaamaan sehingga batang kemaluan Mbah Demo semakin lama semakin dalam di lubang anus istriku. Begitu batang kemaluan Mbah Demo masuk seluruhnya di lubang anus istriku, Mbah Demo pun mulai menarik kembali dan memasukkan kembali batang kemaluannya di dalam lubang anus istriku dan suara “slep slep slep” semakin lama semakin cepat terdengar dan tubuh istriku kedepan ke belakang mengikuti genjotan pantat Mbah Demo mengeluar masukkan batang kemaluannya di lubang dubur istriku.

“Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii ??.” erang Mbah Demo semakin cepat menggenjot batang kemaluannya di lubang vagina istriku dan “Mbaaaaaah Demooooooooooo ??.”istriku mengerang lirih dan Mbah Demo menghujam batang kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang mengalami orgasme ke lima dan tangan Mbah Demo menarik pangkal paha istriku hingga pantat Mbah Demo menyodok nyodok pantat bahenol istriku karena air manimya muncrat di dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” seperti orang buang angin terdengar dari lubang anus istriku dan rupanya air mani Mbah Demo keluar dari tekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh batang kemaluan Mbah Demo yang cukup besar itu. Mereka kemudian menggelepar dan tersungkur bersamaan tubuh tua renta itu menindih tubuh sintal istriku yang benar benar lunglai melayani lelaki tua itu.

Keduanya pun tertidur karena kelelahan.

Sekitar pukul tujuh malam, istriku terbangun dan langsung mandi keramas. Istriku mengenakan stelan blaser dan rok span coklat muda malam itu dan kulihat istriku tanpa mengenakan BH dan celana dalamnya berhias diantara dua ranjang berdiri di depan cermin. Mbah Demo tak lama kemudian bangun dan mandi. Begitu istriku selesai berhias, Mbah Demo pun selesai mandinya tanpa menggunakan apapun sehingga batang kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu sudah menegang kaku. Mbah Demo mendekati istriku dari belakang dan memeluk tubuh istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Demo langsung menelusuri perut istriku dan kemudian menyingkap rok span istriku bagian depan dan menyusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku. Tak lama kemudian bunyi kecepak “cek cek cek” di selangkangan istriku pun terdengar dan istriku mulai mendesis desis “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???” Pantat bahenol istriku pun mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Demo membuka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, kedua kaki istriku semakin terkangkang karena tangan kanan Mbah Demo semakin gencar mengocok dan mengelus bibir vagina istriku yang semakin basah yang menimbulkan suara kecepak yang semakin keras di selangkangan nya. Tangan kiri Mbah Demo mendorong tubuh istriku ke depan sehingga tubuhnya bertumpu di meja rias dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang mendekati cermin meja rias.

Mbah Demo kemudian memegang pangkal batang kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang mengarahkan ujung batang kemaluannya yang seperti jamur ke liang vagina istriku dan rintihan istriku pun terdengar: “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. akuuu disetubuhi mbaaah Demoooo ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak liang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke dalam liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengerang dengan hebatnya,pantat bahenolnya tersentak sentak sehingga batang kemaluan Mbah Demo secara otomatis amblas seluruhnya ke dalam liang vagina istriku. “Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ?.. ffffff ?. akuuuu mmmmmmngngngngngngngng ??.”istriku kembali mencapai orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh sejak siang tadi disetubuhi Mbah Demo. Tubuh istriku limbung dan Mbah Demo memeluk istriku yang sempoyongan karena lutut istriku tak kuat menahan berat tubuhnya sendiri karena tenaga istriku terkuras melayani nafsu syahwat lelaki tua itu yang terus mengenjot menyetubuhi istriku tanpa ampun.

Tubuh istriku pun terjatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku sehingga terlihat jelas batang kemaluan Mbah Demo tengah menyumpal liang vagina istriku yang tertelungkup. “Mbaaaaah aku diboooooooor ???” rintih istriku dan kulihat Mbah Demo tanpa mengenjot pantatnya, batang kemaluannya terlihat dengan jelas membesar mengecil dan rupanya memanjang memendek seperti mata bor melubangi kayu. “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku mencapai orgasme yang ketiga malam itu dan batang kemaluan Mbah Demo terus mengebor liang vagina istriku, dan istriku merintih berkali kali. Selanjutnya istriku terus menerus mengerang dan orgasme ke 4 kalinya, Mbah Demo menyetubuhi istriku sampai pagi dan entah berapa kali istriku mengalami orgasme, sehingga keesokkan paginya istriku sulit berjalan, kata istriku bibir vaginanya membengkak, hingga dengan terpaksa istriku tak memakai celana dalamnya pada hari ke dua seminar itu.
Petualangan Aji, Part 2

By NicoLas

submitted August 13, 2002
Translate from:
To
Text Size:

4

Pelan-pelan aku mendengar dengkuran halus Dino diatasku. Dia sudah tertidur rupanya. Benar-benar dia hanya memikirkan dirinya sendiri saja. Tiba-tiba kembali aku kesal padanya. Kontolnya saja masih menikmati kenyamanan lobang pantatku namun ia sudah melupakanku. Aku marah padanya. Tanpa memperdulikan dia anak majikanku, kemudian aku menolak tubuhnya kasar. Kontolnya terlepas dari lobang pantatku. Dia terbangun. “Ada apa?!!!” tanyanya bingung.

Tak kupedulikan dia lalu dengan kasar aku telentangkan tubuhnya dan aku tindih. Dino meronta-ronta. Mau dia rajin olahraga tetap saja tubuhku lebih kuat darinya. Akhirnya seperti aksi UFC di televisi aku berhasil membuatnya telentang pasrah dengan kedua paha mengangkang lebar.

Dengan paksa kumasukkan kontolku yang besar itu ke lobang pantatnya, tanpa kondom. Dia kelihatan protes, terlihat dari delikan matanya, tapi mulutnya tak lagi bisa bersuara akibat telah kusumpal dengan sobekan celana dalam miliknya. Dia terus mencoba melawan, tangannnya mencakar-cakar punggungku, namun itu malah semakin membuatku bergairah. Dengan paksa kontolku kubenamkan ke lobang pantatnya, delikan Dino semakin lebar, aku yakin dia sangat kesakitan namun tak bisa menjerit.

Aku sendiripun kesusahan memasukkan kontolku ke lobangnya. Entah karena kontolku yang sangat besar atau karena lobang pantatnya yang sangat sempit, sangat susah rasanya membenamkan kontolku disana. Keringat ku kembali bercucuran. Namun aku paksa terus. Akhirnya batang itupun dapat masuk namun hanya ¾ nya saja kurasa. Segera kontol itu ku goyang tarik tusuk. Sangat susah aku melakukaannya, aku merasakan kontolku dicengkeram sangan ketat. Namun terus kulakukan gerakan itu. Tapi dalam tempo yang masih sangat lambat. Dibawahku Dino mencakarku dengan sangat keras, aku rasa punggungku berdarah, mungkin dia sangat kesakitan. Kondomnya terlepas akibat gesekan kontolnya di perutku, spermanya tumpah ruah di perut kami, menyebabkan daerah perut kami licin.

Tak lama goyanganku semakin lebih lancar, rupanya kontolku sudah dapat beradaptasi disitu. Akhirnya kontolkupun dapat masuk seluruhnya, goyanganku pun dapat kupercepat. Aku pandangi wajah Dino dengan senyum menyeringai, sementara dia menatapku dengan tatapan sangat marah. Goyanganku semakin pelan, dan aku lihat mata Dino mulai terkatup-katup, aku buka sumpalan mulutnya. Dari mulutnya terdengar erangan-erangan, dia sudah keenakan juga rupanya. Ketika dia membuka matanya aku tersenyum seindah mungkin padanya, namun dia malah membuang muka meskipun erangannya tak bisa disembunyikannya. Buktinya kedua tangannya asik meremas belahan pantatku, dan pantatnya juga bergoyang lembut membalas goyangan ku. “Dasar muna,” kataku dalam hati. Tapi aku tak peduli dia mau buang muka lagi atau enggak yang penting aku enak. Goyanganku tetap kulakukan seintens mungkin. Dan dari erangannya aku tahu si anak manja ini bener-bener keenakan.

Buktinya sekarang dia malah dengan bernafsu menggoyangkan pantatnya naik turun menduduki kontolku. Sementara aku telentang dibawah meremas-remas dadanya. Wajahnya tetap saja tak mau melihatku, kalo tiba-tiba kami bertemu pandang dia cepat mengalihkan pandangannya, namun tetap saja dia menggenjot-genjot.

Tiba-tiba aku merasa kontolku akan meledak. Aku dorong dia, kupaksa dia telentang tak kucabut kontolku dari lobangnya. Lalu aku tindih dia, kupegang kedua pipinya, kupandangi matanya. Aku ingin ketika muncrat memandangi matanya. Kupaksa dia memandangiku. Lalu pantatku bergoyang cepat-cepat-cepat.

“Hoh…hoh…hoh…hoh…hoh…..hoh….hoh…..hoh…..,’” suara deru nafasku.

Kucium mulutnya dengan penuh nafsu ketika aku merasakan spermaku melompat ke luar, menyembur-nyembur membasahi dinding-dinding anusnya. Semburan spermaku begitu deras dan banyak. Aku merasakan lobang pantatnya berkedut-kedut saat menyambut semburanku. Aku memejamkan mataku menikmati sensasi semburan spermaku. Lalu kami pun ambruk diatas tempat tidur. Tertidur, kelelahan.

Ketika aku terbangun karena merasa kontolku akan kembali mengeluarkan sperma, aku kaget melihat Dino sedang duduk mengangkangi kontolku sambil mengocok-ngocok kontolnya sendiri. Aku tersenyum padanya, dan dia tetap membuang muka. Rupanya anak manja ini benar-benar ketagihan dengan kotolku, bisikku dalam hati. Tak kupedulikan kemuna-annya, malah ku hentakkan pantatku bergoyang cepat seperti piston naik turun membalas goyangannya, Dino mengerang-erang keenakan.

5

Sebulan kemudian.

Baru saja aku meletakkan tas sekolah di atas meja dan berencana untuk merebahkan tubuh sejenak di atas ranjang ketika terdengar ketukan di pintu kamarku. Suara Mbak Ayu sayup-sayup terdengar memanggil namaku, "Ji…Aji….dipanggil Nyonya," katanya. Bergegas kubuka pintu kamar, "Ada apa Mbak?" tanyaku. Didepanku berdiri Mbak Ayu dengan senyum genitnya. Mbak Ayu ini betul-betul ayu lo, sesuai dengan namanya. Ditambah lagi tubuhnya oke punya. Dia ini janda muda tanpa anak, 20 tahun, yang ditinggal mati suaminya karena kecelakaan kereta api. Ketika musibah itu terjadi usia pernikahan mereka baru 2 minggu. Wajar kalau Mbak Ayu ini bawaannya ngeres aja kalo liat cowok, apalagi yang lumayan cakep dan atletis kayak aku. Sorry jek, bukannya ge er, tapi survey emang membuktikan, hehe.

"Kamu itu ditunggu Nyonya di ruang tamu, ada yang mau diomongin," katanya. Sambil ngomong tangannya meremas dadaku. "Kamu ini kekar ya Ji.." katanya ndesah. Dasar genit, kesempatan dalam kesempitan dia. Segera ku tinggalkan dia, soalnya kalo dibiarin entar aku ngaceng, kan repot.

Aku segera menuju ruang tamu. Kulihat Nyonya Arifin Wijaya, sedang asik membaca majalah wanita di sofa. "Ada apa Nya?" tanyaku pelan. Nyonya meletakkan majalahnya di meja, "Duduk Ji. Kamu itu udah berapakali saya bilang jangan manggil Nyonya tapi kok masih tetap saja manggilnya begitu. Panggil ibu saja." Aku cuman mengangguk mendengar kata-katanya itu. Aku sungkan memanggilnya ibu, soalnya yang lain juga memanggil Nyonya kepadanya.

"Bagaimana nilai raport mu tadi Ji, bagus kan? Ibu yakin kalo nilai kamu pasti bagus-bagus. Rajin belajar terus ya," katanya. Aku kembali cuman mengangguk-angguk. "Dino juga tadi nilainya lumayan bagus, udah ibu ambil tadi. Merahnya cuman tinggal dua aja. Padahal biasanya kan kebakaran ya Ji," dia tertawa. Aku tersenyum mendengar komentarnya tentang Dino. Hebat juga si Dino, kataku dalam hati, raportnya kali ini hanya menyisakan 2 merah, biasanya, mmmmm, susah nyari warna hitam di raportnya itu. Tiba-tiba kontolku ngaceng, aku jadi teringat Dino. Teringat pada aksi persenggamaan kami yang benar-benar hot. Lamunanku buyar ketika kudengar Nyonya berkata, "Jadi berhubung ibu gak bisa menemani dia, maka kamu ikut bersama Dino ya Ji. Itung-itung hadiah kenaikan kelas buat kamu juga."

Aku bengong. "Menemani kemana Nya…eh Bu?" tanyaku. Gara-gara melamunkan Dino tadi, aku tak mendengar kata-katanya. "Lo kan udah ibu bilang tadi, kamu gak dengar ya. Melamun ya kamu?" Aku nyengir malu karena ketahuan olehnya kalau sedang melamun. "Maaf, bu," kataku.

"Ya udah gak papa, begini Ji. Ibu sama Bapak kayaknya harus kembali ke Hongkong besok. Sementara Ibu udah janji sama Dino kalo liburan kali ini akan membawanya jalan-jalan ke Bali. Tapi karena Ibu sama Bapak gak bisa, maka ibu ajak dia ke Hongkong aja, tapi kamu kan tau gimana adatnya Dino, dia gak mau. Soalnya kan rencana keberangkatan yang ke Bali ini Dino mau ngajak pacarnya, siapa itu namanya…mmmm………." Nyonya berusaha mengingat-ngingat nama seseorang.

"Grace bu." Jawabku

"Ya si Grace itu, sama adiknya. Nah karena ibu gak bisa makanya ibu rasa lebih bagus kamu nemeni Dino ke Bali sekalian hadiah kenaikan kelas kamu juga lah," katanya.

"Nanti saya mengganggu acara jalan-jalan Mas Dino sama temen-temennya bu," kataku memotong

"Ya enggak, lagipula ibu udah ngomong kok sama Dino. Katanya gak masalah. Lagipula yang berangkat juga bukan kalian berempat saja kok. Kalian akan ditemeni sama salah seorang staf kepercayaan Bapak di kantor, dia nanti yang akan mengurusi semua urusan kalian disana. Jadi kalian nanti tinggal jalan-jalan saja disana."

Nyonya memberikan aku uang saku, satu juta jek, baru sekalinya itu aku pegang duit pecahan seratus ribu sampe sepuluh biji sekaligus. Aku mengucapkan terimakasih banyak padanya. Nyonya sekeluarga memang betul-betul baik padaku, aku sudah dianggap seperti anak sendiri.

6

Sore itu tuan memperkenalkan kepadaku dan Dino stafnya yang akan mendampingi kami. Namanya Bayu. Orangnya ganteng, tinggi dan atletis. Umurnya mungkin sekitar 27 tahun. Selanjutnya kami dibiarkan oleh Nyonya dan Tuan untuk ngobrol-ngobrol dengannya. Mungkin supaya kami biasa terbiasa dengannya.

Kayaknya aku yang banyak ngobrol dengan Mas Bayu, begitu aku memanggilnya. Sementara anak manja itu, alias Dino, cuek saja. Paling dia bertanya satu-satu. Selanjutnya dia pergi menelpon pacarnya untuk memberitahukan rencana keberangkatan. Mas Bayu orangnya asik diajak ngobrol, mungkin karena hobi kami banyak kesamaannya sehingga jadi mudah nyambung. Akhirnya aku tahu kalau Mas Bayu ini baru saja menikah 3 (tiga) bulan lalu. Dan istrinya sekarang sedang hamil 2 (dua) bulan. Tokcer juga bibit Mas Bayu ini rupanya, hehehe.

Menjelang maghrib Mas Bayu pulang. Katanya bersiap-siap untuk keberangkatan ke Bali besok. Memang keberangkatan kami ke Bali besok dilakukan bersamaan dengan keberangkatan Tuan dan Nyonya ke Hongkong yang juga besok.

7

Bali euyy…

Tak pernah sebelumnya aku membayangkan dapat menjejakkan kaki ke pulau dewata ini. Tapi akhirnya…….

Kami menginap di sebuah hotel mewah di Bali. Tak perlu disebutkan namanya karena tak ada sponsor disini, hehehehe. Mas Bayu membooking tiga kamar untuk kami berlima. Satu untuk Grace, satu untuk Dino dan Kevin adik Grace, dan satu untuk aku dan Mas Bayu. O ya aku belum menceritakan Kevin ini. Kevin ini masih akan naik ke kelas 2 semester depan. Orangnya tinggi, gantenglah pasti, dan pendiam. Hobinya basket, makanya tak salah kalo bodynya mulai terbentuk dengan bagus. Yang paling aku suka darinya adalah tatapannya yang tajam kayak elang. Kalau tentang Grace, mmm, kayaknya gak ada yang perlu diceritain kan. Elo juga kalo gua ceritain bakalan bosan. Yang pasti dia sempurna untuk seorang perempuan.

Selesai makan malam di restoran hotel, Dino permisi pengen ngajak Grace jalan-jalan di sekitar hotel. Mas Bayu mengizinkan, kami maklum aja, soalnya yang namanya pacaran kan maunya lengket terus. “Enaknya kita ngapain nih?”, tanya Mas Bayu. “Masak masih sorean begini kita langsung pada tidur? Masih jam 7 nih” katanya melihat jam tangannya. “Iya mas, aku juga bakalan bosan kan di kamar sendirian, soalnya Dino udah ngabur sama Grace,” kata Kevin mendukung pendapat Mas Bayu.

“Gimana kalo kita renang di kolam renang hotel aja, mau? Biasanya banyak bule-bule pada renang, lumayan kan buat cuci mata,” usul Mas Bayu.

“Boleh juga usulnya mas, hehehehehe,” Kevin cengengesan. Aku hanya mengganguk-angguk setuju aja, bergaya cuek, padahal aku ngiler juga bayangin cewek bule, ya cowoknya juga deh, pada pake pakaian renang. Hehe.

Segera kami mengambil pakaian renang di kamar masing-masing, lalu menuju kolam renang hotel. Benar apa yang dikatakan Mas Bayu, memasuki lokasi kolam kami langsung disambut tubuh-tubuh semi bugil bule-bule, baik cewek maupun cowok, bikin mata belekan langsung bersih deh.

Kami bertiga menuju ruang ganti untuk bertukar pakaian. Di ruang ganti aku berkesempatan juga menikmati tubuh indah Mas Bayu dan Kevin yang bugil. Kontol mereka gede-gede juga, cuman tetap saja kontolku ini belum ada yang ngalahin.

Namanya cuci mata, harap dimaklumi saja kalau acara renang kami lebih banyak di pinggir kolam dari pada nyebur ke dalam kolamnya. Mas Bayu malah sudah asik ngobrol di pinggir kolam dengan seorang cewek bule yang benar-benar sexy. Buaya juga rupanya Mas Bayu ini, kesempatan jauh dari istri benar-benar dimanfaatkannya semaksimal mungkin. Tangannya seringkali dengan cueknya menepuk paha mulus milik cewek bule itu. Aku dan Kevin hanya cengengesan saja melihatnya.

Pukul 8 malam kami kembali ke kamar. Dino dan Grace belum balik. Akhirnya kami nonton televisi dan ngobrol di kamar Kevin bertiga. Obrolannya ya seputar cewek sexy teman ngobrol Mas Bayu tadi. Kata Mas Bayu dia orang Venezuela, pantes kulitnya agak coklat dan yang paling penting dia memberikan nomor kamarnya pada Mas Bayu dan janjian besok malam Mas Bayu maen ke kamarnya. “Asik dong Mas, besok,” kataku.

“Asik dong, lumayan lah, daripada onani. Soalnya aku kalo gak ngeluarin sperma satu hari aja, gak tahan, maklumlah penganten baru, hehehehe,” katanya.

“Sama mas, aku juga,” kata Kevin. Dasar pada punya birahi tinggi nih, kataku dalam hati. Sama aja denganku rupanya. Hehehe. “Apalagi abis liat yang tadi itu mas, ini aja aku sebenernya lagi ngaceng berat nih, udah gak nahan,” sambung Kevin sambil ngeremas kontolnya.

“Ya udah keluarin aja disini, daripada ditahan jadi penyakit,” kata Mas Bayu santai. Apa maksudnya nih? Kataku dalam hati.

“Masak disini mas? Malu dong diliatin Mas Bayu sama Aji,” kata Kevin.

“Kok malu, orang sama-sama pada punya kontol kan. Atau sekalian aja kita onani bareng-bareng, gua juga pengen nih, kamu ikutan gak Ji?” tanya Mas Bayu. Nah lo.

Mas Bayu dengan cuek menurunkan celana pendek dan celana dalamnya sampai lutut. Sementara Kevin meskipun masih bingung juga menurunkan celananya. Tinggallah aku yang bengong ngelihat kedua cowok ganteng itu. Kemudian mereka berdua duduk dipinggir tempat tidur mulai mengocok kontolnya masing-masing.

Melihat aksi tak tau malu dua cowok ganteng dengan kontol gede begitu akupun jadi emosi, eh nafsu dong. Segera ku lepas celanaku dan memulai aksi ngocok di sebelah mereka berdua. Rasanya emang lebih asik ngocok barengan begini, soalnya sambil ngeliat kontol sendiri kita juga bisa melihat kontol teman ngocok kita, tambah lagi desahan dan ekspresi wajah masing-masing yang keenakan. Sebenarnya sih lebih asik lagi kalo dilanjutkan dengan acara ngentot aja, tapi aku tak berani untuk memulainya. Meskipun sebenarnya sejak ketemu pertama kalinya aku sudah horny melihat mereka berdua.

Acara onani itu hanya diakhiri dengan semprotan sperma dari kami bertiga. Tak lebih dari itu, padahal aku sudah membayangkan yang lebih hot dari sekadar onani bareng aja. Nampaknya mereka berdua benar-benar 100 % straight.

Aku rasanya kurang puas, kalo cuman kocok-kocok kontol sendiri dong, di kamar sendiri pun bisa. Padahal aku lagi pengen banget ngentot. Sejak Tuan dan Nyonya balik dari Hongkong, tak ada lagi acara ngentot bareng Dino di kamar, kamar mandi, mobil, dan tempat lainnya di rumah. Padahal dua minggu penuh sejak malam kenangan itu Dino tak bosan-bosannya menagih dariku. Kami sama-sama ketagihan. Meskipun dia masih suka seenaknya kepadaku, tapi perlakuannya sudah lebih bersahabat sejak itu. Kepulangan Tuan dan Nyonya membuat Dino hati-hati.

Bersambung...

Komentar : nicholassaputra2000@yahoo.com
More stories From NicoLas

Petualangan Aji, Part 1

Aug 13, 2002

Prolog : Cerita ini merupakan pengembangan dari kisah berjudul "Anak Manja" yang juga pernah dipublikasikan di MOTN. 1 “Jii…Ajii…kesini sebentar!” itu suara Dino, aku memanggilnya Mas Dino, anak majikanku. Usianya sama denganku, kami sama-sama masih duduk di kelas 2 SMU. Aku segera bergegas memenuhi panggilannya, soalnya anak ini rada-rada manja. Kalo dia ngambek gara-gara aku... read more

Petualangan Aji, Part 10

Aug 16, 2002

31 Ketika spermanya telah menyembur seluruhnya didalam lobang pantatku, Dwi merasakan tubuhnya sangat lemas. Pantatnya yang tadi terangkat dibantu tumpuan kedua kakinya, terhempas jatuh ke tanah. Kontolnya yang penuh cairan lendir sperma tercabut dari lobang pantatku. Dari lobang pantatku mengalir keluar spermanya, jatuh membasahi jembut dan kontolnya. Aku berdiri memandanginya.... read more

Petualangan Aji, Part 3

Aug 13, 2002

8 Selesai acara onani kami nonton televisi menenangkan diri. Pembicaraan pun semakin lancar soal pengalaman sex. Rupanya Kevin ini sering juga ngentot ama pelacur. Sedangkan Mas Bayu sudah semua cewek manis di kantornya yang pernah merasakan hajaran kontolnya. Baik yang sudah menikah maupun yang masih gadis. Dasar kacau mereka ini. Aku semakin horny aja, tapi tetap saja tak ada... read more

Petualangan Aji, Part 4

Aug 16, 2002

11 Aku yakin Mas Bayu tak menyadari kedatangan Dino. Dia masih terus dengan aksi binalnya. Seperti piston kontolnya menghajar lobang pantatku. "Mashhh...." kataku merintih mencoba untuk menghentikannya. Sebenarnya kalo hanya untuk menghentikan aku bisa segera melepaskan diri darinya. Namun pantatku tak rela melepaskan kenikmatan kontol Mas Bayu. Makanya aku hanya berusaha untuk... read more

Petualangan Aji, Part 5

Aug 16, 2002

14 Dino jongkok dipinggir ranjang. Wajahnya berada diantara selangkangan penuh bulu halus milik Kevin yang mengangkang lebar. Kaki Kevin terjuntai ke lantai. Aku yang berbaring disebelah Kevin dapat dengan jelas melihat bagaimana mulut nakal milik Dino asik menyelomoti dan memompa batang besar keras milik Kevin. Kevin mengerang-erang, erangannya menimbulkan rangsangan bagiku. Tanganku... read more

Petualangan Aji, Part 6

Aug 16, 2002

17 Tidurku rasanya tak nyaman. Aku merasa ranjangku tidur bergoyang-goyang. Kubuka mataku untuk mengetahui apa yang terjadi. Dasar. Kulihat diatas ranjang Dino sedang asik men-doggy style si Kevin. Gila, belum puas juga mereka ini. Kulihat jam, sudah pukul 06.00 pagi. Nekat. Gimana kalo si Grace bangun. Kevin menungging mengerang-erang sementara dibelakangnya Dino menggenjot dengan... read more

Petualangan Aji, Part 7

Aug 16, 2002

21 Malam ini, adalah malam keempat kami di Bali. Mas Bayu sejak pukul enam sore tadi sudah menghilang dengan cewek asal Perancis yang baru ditemuinya siang tadi. Dino dan Grace, ya biasalah. Kevin, tadi dia mengajakku untuk bergabung dengannya, ngefuck bareng dengan 3 remaja ganteng asal Korea Selatan yang ketemu di kolam renang tadi pagi. Ketiganya imut-imut tapi aku lagi malas aja.... read more

Petualangan Aji, Part 8

Aug 16, 2002

25 Kembali ke Jakarta. Aku, Dino, dan Kevin kembali dengan kegiatan akademik. Mas Bayu kembali dengan aktivitas kantornya. Sekali-kali kami masih suka ketemu berempat untuk melakukan pesta sex. Tapi yang paling rutin melakukan pesta sex adalah Dino dan Kevin. Kayaknya Kevin kini sudah jadi madu kakak kandungnya sendiri deh, hehe. Aku perhatikan paling tidak 3 hari dalam seminggu, ... read more

Petualangan Aji, Part 9

Aug 16, 2002

27 Hampir pukul 12 siang ketika aku dan Irfan kembali ke perkemahan. Dengan sekuat tenaga Irfan berusaha berjalan senormal mungkin. Namun tetap saja kalo diperhatikan dengan serius akan terlihat Irfan berjalan sedikit mengangkang akibat pelebaran pada rongga pantatnya. Berulang-ulang aku mengentoti Irfan tadi, hingga akhirnya dia tak merasakan sakit lagi ketika kontolku merojok lobang... read more

Sepenggal Kisah dari Gomorah

Sep 27, 2002

Kupacu kudaku sekencang-kencangnya. Aku ingin secepatnya kembali ke klan ku. Tak sabar untuk menunjukkan kepada mereka hasil buruanku kali ini. Nasib sial rupanya hari ini bagi kijang besar yang kini terikat kuat di bahuku yang kokoh, tak mampu dia untuk mengelak dari hujaman anak panahku tadi. Ujung anak panahku yang tajam menancap sukses tepat di lambungnya. Tak apa-apalah kijang...Kupu Kupu Malam: Chapter 1 . kejadian terkutuk
Posted by: critosaru, in Uncategorized

“ bagaimana Di , udah depet , cobain cewek eloe “ tanya Bram kakak Dodi , yang sedang nonton televisi di kamarnya . Dodi mengeleng “ belom , dia engak mau , gua baru cium cium aja “ jawab Dodi sambil mesem mesem . “ bego loe , dapet cewek cantik gak di pake , emang eloe gak nafsu sama dia ? “ . “ nafsu sih , tapi dia nolak terus “ jawab Dodi. “ udeh , gini aja , eloe bawa diia kemari , kita kerjain aja “ usul Bram.

“ kerjain ? , kerjain gimana “ tanya Dodi , menatap kakaknya dan melewati acara televisi itu . Bram menjelaskan secara rinci rencananya pada Dodi . “ wah , gua coba deh besok , tapi gua gak janji loh , kalau dia nolak bagaimana ? “ tanya Dodi . “ usaha dong , usaha , eloe rayu dikit…” kata kakaknya . Dodi menganguk anguk saja , dan matanya kembali menonton tanyangan layar kaca .

>>>

Gadis cantik itu , berjalan cepat keluar dari gedung sekolahnya . Dia berhenti di depan jalan raya , kepalanya bergoyang ke kiri dan kekanan , mencari sesuatu . Dia menemukan sedan merah milik Dodi . Dia menghampirinya dan masuk ke mobil itu . “ hai , Santi sayang.. “ kata Dodi menyapa gadis itu . Santi tersenyum .

Mobil warna merah itu bergerak , membawa sepasang anak SMU di dalamnya . “ Dodi , kenapa kamu mau ajak aku rumah kamu “ tanya Santi . “ kakakku si Bram , berulang tahun , tidak di pestain , jadi aku membawa kamu ke rumah , yah hitung hitung buat menghibur dia “ jawab Dodi . Santi tersenyum “ oh jadi si Bram ultah yah “ ujarnya .

Yah , Santi memang kenal dengan Bram sebelumnya . Awal pertama mereka bertemu di sebuah mall . Saat itu Bram mencoba mengoda Santi . Dan berhasil berkenalan dengan Santi . Tapi karena Bram sudah kuliah , sedang Dodi masih SMU setingkat Santi , akhirnya Dodi yang lebih mendekati Santi . Bram memang terkenal rusak , dia buaya . Dia berusaha mendidik adiknya mengikuti jejaknya .

>>>

“ hebat “ ujar Bram dalam hati , ketika melihat Dodi berhasil membawa Santi masuk ke dalam rumahnya . Santi tersenyum melihat Bram “ selamat ulang tahun yah “ . “ oh terima kasih , sorry loh , gak ada pesta , apa apa “ jawab Bram .
Mereka akhirnya duduk di sofa ruang tamu rumah itu . Kemudian Bram memulai pembicaraan..dan mulai bertambah akrab dengan Santi.

Mereka berbicara tentang , sekolahnya , temannya , hobinya dan sebagainya . Bram memang ahli , dia tak pernah ke habisan kata kata . Tampaknya Bram yang banyak bicara dari pada Dodi . “ Dodi , ambilkan minuman dong , masa tamu secantik Santi , di biarkan ke hausan sih “ perintah Dodi , sambil memberi kode kedipan mata.

Tak lama Dodi , telah kembali dengan tiga gelas sirop . Dia meletakan di Meja . “ ayo di munum San “ ujar Dodi . “ terima kasih “ jawab Santi sambil meraih gelas yang berisi Sirop, yang telah di oplos dengan obat perangsang yang keras . Obat perangsang itu, tak berbau dan tak berasa , tapi efeknya sangat kuat .

“ eh sebentar yah , San saya mau ke WC nih , sakit perut “ kata Dodi . Lalu meninggalkan Santi dengan kakaknya . Dodi melakukan sesuai rencana Bram . Ini akan memberi kesempatan Bram untuk bisa lebih mudah merayu Santi . Apalagi dengan bantuan obat perangsang yang berefek kuat itu .

“ San , kamu itu cantik sekali yah , rambut kamu sepertinya halus sekali “ rayu Bram , yang membuat Santi tersipu . “ ih , Bram , kamu bisa aja ..” kata Santi malu malu .
“ ih , benar koq , gak bohong , sumpah “ kata Bram , sambil meminta Santi meminum sirop itu lagi . Dan lagi lagi Santi mengangkat gelas itu , meminum sirop itu , tanpa curiga .

Obat perangsang itu sepertinya mulai bereaksi . Santi tampak gelisah . Dia duduk dengan tidak nyaman . Tapi Bram terus merayu dia , dengan cara memuji muji kecantikan dan ke indahan tubuhnya . “ Santi , kata Dodi , kalian pernah berciuman yah “ tanya Bram . “ eh , iyah … “ jawab Santi dengan malu malu .

“ wah , si Bram beruntung yah , bisa mencium cewek secantik kamu “ ujar Bram , yang makin membuat Santi terlena . “ ah , Bram kamu bisa aja , eh kamu lebih baik yah dari si Dodi “ kata Santi . Bram tersenyum “ boleh gak , aku mencium kamu “ kata Bram .
Santi , sepertinya terkejut , dia menatap Bram . “ boleh gak sayang , itung itung hadiah ultah saya “ kata Bram .

Dorongan obat perangsang itu begitu kuat , membuat syaraf syaraf di otak Santi tak bisa berpikir jernih . Libidonya meningkat , tak terkontrol . Santi mengangguk , sambil memejamkan matanya . Tanpa membuang waktu Bram mulai mencium bibir mungilnya. Melumatnya memasukan lidahnya ke dalam mulut Santi . Matanya terpejam. , Bram terus memainkan lidahnya di dalam mulut Santi . mengelitik langit langitnya .

Detak jantung Santi meningkat , Bram tahu dia mulai terangsang. Bram mulai meraba dadanya, dia merintih.”jangan Bram ” Santi berkata lirih. Bram menjilat lehernya , ”sayang , kamu jangan munafik , aku yakin m-*-m-*-k mu sudah basah . ”
Bram tersenyum , dia meledek Santi dengan sinis. ”m-*-m-*-k mu basah kan , ayo jawab jangan muna ’”kata Bram sambil meraba raba dadanya

Muka Santi memerah , dia menatap Bram dengan lirih. Santi diam , tak berkata kata . Bram tersenyum , Santi sudah sepenuhnya berada di bawah kendalinya .

Kembali Bram menciumi bibir Santi lagi . Santi pun membalasnya dengan penuh nafsu Dengan cepat Bram melepas kancing bajunya satu per satu. Santi sama sekali tak bisa menolak . Bajunya telah terbuka buka ,dia memaki bra pink . Tangan Bram cekatan melepas bra pink itu . Kini matanya bebas menatap buah dada , ABG , SMU itu.

Buah dada yang sedang dalam masa pertumbuhan itu tak luput dari sentuhannya . Tubuh Santi gemetar , baru kali ini buah dadanya di sentuh tangan pria . Putingnya yang kecil ke merahan juga di mainkan dengan liar oleh jari Bram . Santi mendesah
“ ahh.. geli Bram … “ erang Santi . “ geli tapi enak yah “ seloroh Bram .

Lidah Bram pun menjulur , menjilat putting susu Santi yang tampak menonjol keluar . Santi sudah sepenuhnya di kuasai birahi . Bram dengan rakus melumat , menyedot buah dada Santi . Membuat Santi semakin birahi . Suara erangan nikmat Santi terdengar , menambah gairah Bram .

Puas dengan buah dadanya Bram pun melepas rok abu abunya , pangkal pahanya masih terbalut celana dalam pink . Tangan Bram dengan lembut meraba raba paha putih mulus Santi , Santi tak lagi berkuasa atas tubuh nya .

Kedua kakinya di buka lebar Bram , Bram dapat jelas melihat bercak basah , cairan nikmat yang merembes dari vagina perawan Santi . “ sayang , saya akan buat kamu terbang ..” ujar Bram di telinga Santi , lalu menjilati daun telinga Santi , sehingga membuatnya terangsang geli .

Satu sentuhan dengan tekanan , tepat di selangkangan celana dalam pink milik Santi . Suara erangan birahi keluar dari mulut ABG itu . “ ahh , Bram .. ahhh “ . Lidah Bram terus aktif menyapu , putting susu Santi , buah dadanya tanpak mengeras karena
nafsu . Di sertai getaran getaran jari Bram di atas selangkangan celana dalamnya , membuat tubuh Santi bergejolak .

“ ohh .. ahhh .. sudah Bram aku mau pipis ..” erang Santi ketika jarinya bergerak cepat di selangkangan celana dalamnya . Bram tidak berhenti , jari itu bergetar semakin liar , Putting susunya juga di jilat cepat . Tubuh Santi mengejang , Santi menjerit histeris , pantat indahnya terangkat , mengejang lalu jatuh terduduk kembali .

Rasa nikmat yang baru pertama kali di rasakannya . Nafasnya masih memburu , di sertai degup jantungnya yang cepat . Bram pun menciumi bibir indah Santi “ bagaimana sayang , kamu merasa nikmat ..” tanyanya . Santi tak bisa menjawab pertanyaan itu , dia hanya diam pasrah .

Tangan Bram lalu melepas celana dalam pink Santi yang telah basah itu . Bram melihat bukit kemaluan Santi dengan bulu bulu tispis . Dengan dua jarinya , bibir tebal vaginanya di kuak lebar oleh Bram . Santi mengerang . Lidah Bram menjulur , menjilati klitorisnya . Lagi lagi Santi mengerang nikmat .

Jilatan lidah Bram di klitorisnya terus membangkitkan nafsu birahi Santi sebentar saja , Gadis itu telah kembali birahi . Santi terus mengerang kenikmatan . Pengaruh obat perangsang itu begitu kuat . Lendir vagina Santi mengalir terus . Dan tubuhnya kembali menegang . “ ahh… enak… ahhh ahhh..enak..” erangnya .

Lidah Bram terus bergerak menyapu klitoris , dan membawa Santi kembali mengejang kerena orgasme . Tubuhnya kembali lemas .

Saat itu Dodi sudah berdiri , dan melihat tubuh bugil Santi terduduk lemas di atas Sofa . Santi yang melihat Dodi tiba tiba , berusaha menutupi bagian tubuhnya yang terbuka dengan roknya . Tapi Bram menarik rok itu . “ Dodi buka celana eloe “ perintah kakaknya . Dodi pun melakukan apa yang di suruh kakaknya .

Penis Dodi telah tegang . Dodi mendekati Santi . “ San , jilatin k-*-*-t-*-l nya . Santi menolak “ tidak , aku tidak bisa “ . “ ayo di coba , nanti aku jilati lagi m-*-m-*-k eloe “ rayu Bram . Tapi Santi tetap menolak . Bram hanya tersenyum .

Tiba tiba , Bram mengangkat tubuh Santi , dan memangkunya . Tubuh Santi terasa lemah , dia tak banyak melawan . Dan kedua kakinya di buka lebar oleh Bram . “ Dodi , sekarang eleo bisa e-*-t-*-t-in Santi “ kata Bram sambil tertawa . Santi meronta dalam pangkuan Bram , tapi dia seperti kehilangan tenaga . “ jangan.. tolong jangan…” ibanya

Dodi semakin mendekat tubuh muda itu , Dodi menatap , wajah cantik Santi , dan kepala penisnya sudah menempel di bibir vaginanya . Santi memejamkan matanya , dan dia bersuara lemah “ tolong .. jangan , jangan Dodi… “ ibanya . Penis Dodi perlahan mendesak masuk , membuka belahan vagina Santi . Santi meringis , Penis itu bergerak masuk lebih dalam . “ ahhh .. sakit.. tolong hentikan..” erang Santi , ketika penis Dodi , telah masuk seluruhnya dalam liang Santi .

Dodi pun menikmati , jepitan erat vagina Santi . Dia mulai mengoyang , menarik keluar batang penisnya , dan mendorong masuk kembali dengan cepat . Santi mengerang , setiap kali penis Dodi , menusuk liang vaginanya . Dari belakang , tubuh Santi di peluk erat oleh Bram , yang meremas remas buah dada muda itu .

Gerakan Dodi pun makin lama semakin liar . Penisnya terus bergerak keluar masuk , membuat Santi terus menerus , mengerang ke sakitan . Dodi tak peduli yang di rasakan hanya nikmat tubuh muda Santi . Penisnya terus bergerak keluar masuk . Gerakkan Dodi semakin cepat , menghentak hentak keras , dan tiba tiba menekan habis batang penisnya dalam liang vagina Santi . Dia Diam .

Saat itu , Santi merasakan cairaan hangat sprema Dodi , telah memenuhi vaginanya . Perlahan Dodi , mencabut batang penisnya , dan sebagian dari spremanya keluar dari liang vagina Sani , berserta darah perawan Santi .

Bram , melepaskan pelukkan-nya . Dan membiarkan Santi terkulai lemas di atas Sofa . Bram sambil tersenyum membuka kancing celana blue jean belelnya , perlahan resleting celana itu di turunkan , Bram melepas celananya , penisnya yang lebih besar dari Dodi , telah tegak mengacung .

Tangan Bram , menarik tubuh Santi , sehingga kembali terduduk . Bram menyodorkan penis itu tepat di depan mulut Santi . “ kulum k-*-*-t-*-l gua “ pintanya pada Santi . Santi membuang muka “ aku gak bisa , ..” katanya . Jari Bram , menyentuh vagina Santi , satu jarinya menerobos masuk , liang vaginanya . Santi mengerang “ ahh perih..” .

“ ayo , sayang .. coba jilat .. “ pinta Bram , terus mendesak kepala penisnya ke wajah Santi . Santi meronta . Dan tiba tiba , dua jari Bram mendesak masuk ke liang vagina Santi . “ ahhh … sakit…. jangan… “ erangnya . “ kalau gitu , eleo jilat dan kulum k-*-*-t-*-l gua , kalau gak tiga jari gua masuk ke lobang m-*-m-*-k eleo “ ancam Bram .

“ jangan jangan .. saya jilat ..” kata Santi , lalu menjulurkan lidahnya menjilati ujung penis Bram . “ ohh .. enak juga lidah eleo sayang..” erang Santi . Santi tak berani berhenti , perlahan Bram mulai menekan masuk penisnya ke mulut Santi . Santi meronta , tapi tangan Bram memegang erat kepalanya . Dengan terus mendorong dorong batang penisnya di mulut Santi .

Sekarang Santi tak bisa lagi menolak , penis itu mulai bergerak cepat di dalam mulutnya , maju mundur dengan cepat , disertai dengusan nafas Bram yang penuh dengan nasfu .
Dodi pun tak ketinggalan , dia duduk di sebelah Santi , dan memainkan buah dada , Santi , meremasnya , menjilatnya , dengan penuh nafsu .

Setelah penis itu cukup lama bergerak , dalam mulut Santi , sekarang Bram mengarahkan penisnya ke liang vagina Santi . “ jangan .. sudah… jangan tolong..” Santi mengiba iba . Tapi Bram tak peduli , penisnya terus mendekat ke liang vagina Santi . “ ahhh.. sakit… jangan… sudah.. “ rintih Santi . Penis Bram sudah menancap di liang vagian Santi .
Penis Dodi pun sudah kembali tegang , dan kini Dodi berusaha , memasukan penis itu di mulut Santi .

Santi meronta , tapi Bram meremas buah dadanya keras , “ sakittt.. ahhh … sakit ..” .erangan Santi terdengar keras . “ buka mulut eloe , isep k-*-*-t-*-l Dodi , cepat.. “ bentak Bram . Mau tak mau Santi membuka mulutnya menerima penis Dodi .

Akhirnya tubuh Santi harus menerima penis kakak beradik itu . Satu mengaduk aduk vaginanya , satu menyodok nyodok mulutnya . Gerakkan penis Bram kasar , bergerak cepat di liang vagina milik Santi . Santi tak hentinya mengerang kesakitan . Penis itu bergerak cepat , rasa perih dan panas melanda vaginanya .

Gerakan penis itu semakin cepat , sampai akhirnya memuntahkan spermanya di liang vagina Santi . Sedang satu penis lagi masih bergerak cepat di mulutnya , siap menembakkan spermanya . “ ahhh .. gua udah mau keluar… “ erang Dodi . Tubuh Dodi mengejang . Dan sperma itu tertampung di mulut Santi .

Perlahan Dodi menarik penisnya keluar dari mulutnya , Santi berusaha memuntahkan sperma itu , dari mulutnya . Dan kedua kakak beradik tertawa melihat Santi .

Dengan tubuh yang lemah , Santi berusaha memakai pakaiannya , Perlahan dia memakai celana dalamnya , roknya , dan bajunya . “ loh , koq sudah pakai baju , emang eloe sudah puas , sayang ..” seloroh Bram . “ saya , mau pulang ..” pintanya .

Santi berusaha berdiri , lalu berjalan , dia berjalan sempoyongan . Tapi Bram , menarik tanganya , dan membawanya ke kamar . Santi meronta , tapi tenaganya lemah sekali . Dan Bram mendorong , tubuh lemah Santi hingga terbaring di kasur ranjangnya .
Bram kembali menindih tubuh Santi . Membuka bajunya , dan melumat buah dadanya dengan nafsu .

“ tolong… sudah , saya sakit… jangan.. tolong..” erangnya . Bram tersenyum , penisnya tampak sudah tegang lagi . Bram bermain cepat , rok santi di singkapnya ke atas , dan celana dalamnya di singkap ke samping . Penis besarnya langsung melesak masuk ke vaginanya yang terlihat memar kemerahan . Santi kembali menjerit dan terdengar keras .

Vaginanya di paksa menerima penis Bram . Bram pun kembali memperkosa dengan penuh nafsu , dan goyangannya semakin kasar . Santi terus mengerang kesakitan . Tangan Bram pun meremas remas buah dada Santi . Dan tubuh Santi terus di dera rasa sakit .Erangan Santi semakin terdengar lemah .

Penis Bram masih terus mengaduk aduk vagina Santi yang terluka . Sampai penis itu terpuaskan . Bram melepas seluruh hawa nafsunya . Vaginanya kembali di penuhi sperma Bram .

“ Dodi , eloe masih mau ..” tanya kakaknya . Dodi mengeleng . “ kalau gitu , kita antar dia pulang oke “ kata Bram . Bram bersiap kembali , memakai pakaiannya kembali . Lalu membawa tubuh Santi yang setengah pingsan itu , ke dalam mobilnya .

Mobil berjalan , kencang , dan berhenti tepat di depan sekolah Santi . Suasana tampak sepi , Tak ada seorang pun terlihat disana . Mereka pun melepaskan Santi di sana .
Dan tubuh lemah Santi pun jatuh terduduk di pinggir jalan, depan sekolahnya .

Mobil Dodi segeara meluncur cepat , meninggalkan tubuh lemah Santi begitu saja .
Dengan sisa tenaganya Santi berjalan tertatih tatih masuk kegedung sekolahnya . Dia berjalan ke belakang , di mana di situ ada gudang . Santi masuk kegudang itu . Dia duduk di sebuah kursi tua .

Dari dalam tas sekolahnya dia melihat ke layar HP ,nya sudah jam 1.00 malam . Untuk pulang ke rumah dia tidak berani . Santi berusaha tenang , walau seluruh tubuhnya terasa sakit . Tulang tulangnya seperti lepas .

Tanpa terasa , Santi mulai terlelap karena lelah . Suara anak anak SMU , yang baru tiba di sekolah itu , membangunkan Santi . Santi kembali melihat layar Hpnya lagi . Waktu sudah menunjukkan puluk 6.50 pagi . Santi diam , menunggu , dia menunggu bel tanda masuk berbunyi .

Tepat pukul 7.00 bel berbunyi . Santi masih diam . Setelah lewat beberapa saat , dan yakin seluruh murid sudah masuk kelas .
Santi memberanikan diri keluar dari gudang itu . Walau rasa nyeri masih mendera vaginanya . Dia berusaha berjalan dengan cepat , hingga keluar dari gedung sekolahnya dan langsung menuju ke rumahnya dengan mengunakan jasa kendaraan umum .

>>>

Setibanya di rumah , Santi berjalan mengendap endap , memasuki rumahnya . Dia berjalan terus dan masuk ke kamarnya . Berhasil , yah.. Santi telah tiba di kamarnya.
Tiba tiba suara ibunya memanggilnya “ Santi .. dari mana saja kamu ? “ . “ eh anu , Santi belajar di rumah teman bu ..” jawabnya .

“ kamu , jangan bohong sama ibu yah .., kalau ayah kamu tahu kamu bisa di pukul tahu .” hardik ibunya . “ ayah , ayah saya sudah meninggal bu , suami ibu bukan ayah saya ..” kata Santi dengan nada tinggi . “ Santi apa apaan kamu bicara seperti itu , walau dia ayah tiri kamu , tapi dia yang biayain hidup kita , apa kamu mau jadi gelandangan , jadi pelacur di jalanan ..” bentak ibunya , Santi menatap wajah merah ibunya , “ jadi pelacur , mungkin bu , kalau ibu mengharapakan Santi jadi pelacur …” kata Santi .

“ kurang ajar “ kata ibunya . ..PLAAKK!! Satu tamparan ibunya mendarat di pipinya . Santi terjatuh dan berbaring di ranjang. Sambil menutup mukanya dengan bantal, gadis SMU ini menangis . Ibunya yang masih emosi , pun tak bisa berbuat apa apa , ada rasa sesal di hati ibunya , telah menampar buah hatinya sendiri . Dia memilih untuk tidak berkonfrontasi lebih lanjut dengan putrinya , lalu keluar dari kamar Santi .

Santi terlelap , saat dia bangun , saat waktu telah sore , Santi bergegas ke kamar mandi , dia membuka pakaiannya , dan di selangkangan celana dalamnya dia melihat bercak bercak , darah yang telah mengering . Air mata Santi meleleh . Dalam hati Santi memaki maki kakak beradik yang telah menghancurkan hidupnya ini .

Santi menyiram tubuhnya dengan air dingin , dia mandi sebersih bersih , membasuh vaginanya , yang masih terasa sakit dan pedih . Kemudian setelah selesai membersihkan tubuhnya , dan mengenakan baju tidurnya , dia kembali ke kamarnya .

Santi , duduk di depan meja belajarnya , pikirannya mumet . Bagaimana kalau saya hamil ? . apa yang harus saya lakukan ?

Tiba tiba ayah tirinya . seorang pria berumur 50 tahunan , berbadan tegap itu, masuk ke kamar Santi . Seperti biasa , Santi tampak acuh dengan ayah tirinya . “ Santi , kamu tidak boleh begitu dengan ibu kamu , kalau kamu ada masalah , coba bicarakan sama ayah , ayah pasti bantu kamu , sayang” kata ayah tiri Santi , sambil membelai belai rambut Santi .

Santi menatap wajah ayahnya . Mata Santi jelas melihat mata ayahnya nanar , menatap belahan dadanya dari lobang leher kaos t-shirt yang di gunakannya . Dasar buaya , maki Santi dalam hati , sambil berdiri . “ Santi tidak ada masalah , kemarin , saya kemalaman belajar di rumah teman , jadi tak berani pulang “ ujar Santi .

“ oh , kalau begitu , tak apa apa , baiklah ..” kata ayah tirinya . Santi hanya diam menatap ayahnya . “ oh yah , lain kali , kalau mau nginap , telpon dulu , biar ibumu gak kawatir.” Kata ayahnya lagi . “ baik ayah “ kata Santi . Dan ayahnya pun keluar dari kamar tidur Santi.

Santi masih merasakan sakit di vaginanya , dan masih terasa pedih . Dia berjalan keluar kamar , mengambil es batu dari lemari es , dan kembali masuk ke kamarnya . Dia mengunci pintu kamar tidurnya . Lalu berbaring di atas ranjangnya , dan membuka celana dalamnya . Santi teringat es batu bisa menghilangkan rasa sakit .

Santi membuka lebar kakinya dan di tempelkan es batu tsb ke vaginanya . Pertama rasa dingin itu membuat vaginanya terasa pedih , namun semakin lama rasa pedihnya hilang . Santi terus melakukan itu , untuk mengurangi rasa sakit di vaginanya .
Sampai akhirnya Santi terlelap . Dan tertidur dalam mimpinya . Rasa senang , nafsu , takut , marah dan sedih , tertuang dalam mimpinya .

>>>>>>>>…..

“ ha.. Bram , bagaimana kamu bisa kemari “ kata Santi yang tiba tiba melihat Bram ada di kamarnya . Bram hanya tersenyum , lalu dia menjilati vagina santi yang terbuka . Santi ingin menjerit , tapi suara tak ada yang keluar . Lidah Bram terus mengaduk aduk vaginanya , membuat Santi menjadi birahi .

Lidah itu demikan lembut menstimulasi klitorisnya , sehingga Santi mengejang dan orgasme . Tubuh Bram kemudian berada di atas tubuhnya , dengan penis besarnya telah berada dalam tubuhnya . Santi merasakan nikmat sekali , atas apa yang di lakukan Bram
Santi dengan mata terpejam ,mengejang , tubuhnya bergoyang , menerima perlakuan Bram .

“ dasar , pelacur murahan “ terdengan suara ibunya . Santi membuka matanya , terlihat ibu dan ayah tirinya . Ditangan ayah tirinya terdapat sebatang rotan . “ pak , pukul dia , anak kurang ajar ..” hardik ibunya . Ayah tirinya segera mengayunkan rotan di tangannya . Santi menjerit , melengking ke sakitan .
>>>>>>…
Dia terbangun dari tidurnya , dengan peluh membasahi tubuhnya .

>>>

Santi terduduk di ranjang , matanya melirik jam weker yang ada di meja belajarnya . 5.30 pagi . Santi berjalan ke kamar mandi . dia baru teringat , dia tidur tak memakai celana dalam , dia berjongkok , hendak buang air . Ketika tanganya menyentuh vaginanya , terasa lendir membasahi vaginanya , Santi pun merasakan nikmat .

Jarinya bermain di vaginanya sendiri . Birahinya terangkat . Makin cepat jarinya memainkan klitorisnya , semakin nikmat pula yang dirasakannya .
Jari jarinya juga masuk ke liang vaginanya , terus dan terus . Santi terus bermasturbasi , sampai tubuhnya mengejang di kamar mandi itu .

Setelah itu dia mandi , dan kembali mengenakan seragam sekolahnya , putih abu abu .

Setelah selesai sarapan pagi , Santi meraih tas sekolahnya , dia berpamitan pada ibu dan ayah tirinya . Santi berjalan dengan langkah gontai ke sekolahnya . Dengan pikiran yang kacau balau .

Saya sudah tak perawan , aduh gimana nih , apa mesti lapor polisi , saya diperkosa , saya malu akan jadi berita di koran , aduh bagaimana kalau saya hamil . Kenapa saya bermasturbasi . Tapi ada kenikmatan disana . Segala macam pikiran , menghantuinya .

Tapi Santi harus tegar dan berani menerima keadaan ini..